Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah..
Masjid Al-Aqsa, Palestina, adalah tempat yang diberkahi, juga tempat-tempat di sekitarnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Al-Isra’: 1)
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah..
Kesucian Masjid Al-Aqsa, juga tempat-tempat di sekitarnya, kini ternoda akibat agresi atau serangan militer israel. Menurut data kantor berita Al-Jazeera per 19 Mei 2021, sebanyak 219 kaum muslimin di Jalur Gaza meninggal dunia akibat serangan militer israel dalam sembilan hari terakhir. Dari 219 ini, 63 di antaranya adalah anak-anak. Dan pada Selasa malam 18 Mei 2021, hanya dalam 25 menit saja israel sudah menembakkan 122 bom, (https://www.aljazeera.com/gallery/2021/5/19/in-pictures-219-palestinians-killed-in-gaza-as-israeli-attacks).
Semoga Allah turunkan laknat untuk israel.
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah..
Jika kita marah akibat adanya satu bom yang membunuh satu orang saja, itu pun pelakunya sendiri yang mati. Maka ini ada 122 bom dalam 25 menit. Jika kita kuwalahan mengurus jenazah satu orang saja di kampung kita, ini ada 219 jenazah dalam 9 hari.
Apakah kita juga tidak tergerak untuk membantu mereka, saudara-saudara kita yang sedang dijajah, ditindas, dizalimi?
Ma’asyiral muslim, rahimakumullah…
Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah berkata,
“Jika musuh hendak menyerang kaum muslimin, maka wajib atas seluruh kaum muslimin yang menjadi target serangan untuk melawan dan wajib atas kaum muslimin lainnya untuk menolong kaum muslimin yang diserang, sebagaimana firman Allah Subhanhu wa Ta’ala:
“Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka”. [Al Anfal : 72].
Sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar menolong kaum muslimin. Kewajiban ini disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Lihat Majmu’ Fatawa, XIV/464.
Lalu, apa yang bisa kita bantu untuk mereka?
Pertanyaan serupa pernah disampaikan kepada Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid, dan beliau menyuguhkan banyak cara untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang dijajah. Silakan pilih mana yang bisa kita lakukan sesuai kemampuan kita:
1. Berdoa dan membaca Qunut Nazilah ketika salat
2. Menggalang dana dan mengirimkannya melalui lembaga-lembaga yang terpercaya
3. Memberi dukungan kepada pihak yang lemah dan terjajah dengan segala cara, termasuk melalui media atau internet
4. Meminta ulama, da’i, khatib, dan penulis untuk menjelaskan kezaliman yang sedang terjadi yang diperparah dengan cueknya sebagian umat Islam, serta mengajak umat Islam untuk menjaga kesucian masjid Al-Aqsa dan Palestina
5. Memeriksa niat kita untuk berjihad di jalan Allah. Lihat pada diri kita masing-masing, apakah kita sudah melaksanakan hadis Nabi ﷺ:
“Siapa saja yang meninggal dunia, dan dia belum pernah berperang (dalam rangka jihad fi sabilillah melawan musuh yang nyata –pent), atau dia belum pernah berniat untuk hal itu, maka dia mati dalam salah satu cabang kemunafikan,” (Sahih Muslim: 3533)
6. Mendidik diri, jiwa dan raga, untuk bersiap-siap jika nanti harus berhadapan dengan musuh
7. Mengingatkan diri sendiri, juga orang lain, tentang keutamaan mati syahid di jalan Allah, juga mempelajari hukum-hukum jihad (agar tidak menyimpang –pent), serta agar tidak terlalu hanyut dengan mencari dunia (sehingga lupa akhirat, bahkan lupa dengan penderitaan kaum muslim yang terjajah –pent)
8. Menimpakan sebanyak mungkin kerusakan pada pihak musuh, seperti dengan boikot produk mereka, menyerang mereka secara lisan maupun tulisan, mengganggu mereka, menjelaskan kepada umat bahwa mereka ini benar-benar kafir dan musrik, mereka benar-benar menghina Allah, Rasulullah dan orang-orang beriman, juga menyampaikan kepada umat tentang perkara yang serius ini dan mengaitkannya dengan akidah Islam, kalamullah, dan sabda Rasul ﷺ.
KHUTBAH KEDUA
