Uncategorized

Yakin Masih Enggan Berhijab?

Oleh Irfan Nugroho
Nabi Adam alaihissalam dan Ibunda Siti Hawa semula adalah penghuni surga. Mereka mendapat nikmat surgawi di dalamnya, tetapi musnah seketika karena menuruti bisikan syaitan, yakni: 1. bisikan untuk membuka aurat; dan 2. untuk melanggar larangan Allah (memakan buah khuldi). 
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطٰنُ لِيُبْدِىَ لَهُمَا مَا وُۥرِىَ عَنْهُمَا مِن سَوْءٰتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهٰىكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخٰلِدِينَ
 
“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga),” [QS. Al-A’raf: Ayat 20].
يٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءٰتِهِمَآ ۗ َ
 
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya,” [QS. Al-A’raf: Ayat 27].
يٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوٰرِى سَوْءٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌ ۚ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik,” [QS. Al-A’raf: Ayat 26].
Nah, jika seorang nabi saja dikeluarkan dari surga karena aurat, bagaimana dengan kita yang manusia biasa?
Nabi Adam membuka aurat, dan beliau dihukum dengan dikeluarkan dari surga. Meski demikian, pada akhirnya beliau akan dimasukkan ke dalam surga karena ketaatan beliau selama di dunia.
Bagaimana dengan kita? Kita pamerkan aurat kita demi orang lain. Bukan dikeluarkan dari surga hukumannya, justru neraka menanti kita jika mati dalam keadaan belum menutup aurat.
Jika di ayat sebelumnya disebutkan “pakaian taqwa” adalah pakaian yang terbaik, maka pakaian itu adalah kita menghijabi jasmani dan ruhani kita.
Persis seperti kutipan ayat berikut di mana Allah berfirman:
يٰٓأَيُّهَا النَّبِىُّ قُل لِّأَزْوٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلٰبِيبِهِنَّ ۚ ذٰلِكَ أَدْنٰىٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” [QS. Al-Ahzab: Ayat 59].
Jelas sudah, kan? Ada hukuman berat bagi kita yg gemar menunjukkan aurat kepada orang yg bukan mahrom kita. Maka solusi untuk hal tersebut adalah menutupinya.
Begitu pula, ada hukuman berat bagi pelanggaran terhadap larangan Allah dan pengabaian ajaran Allah. Nabi Adam keluar dari surga karena melanggar larangan Allah, manusia biasa masuk ke neraka karena melanggar larangan Allah. Setan kekal di neraka karena mengabaikan dan menentang ajaran Allah?
Telah terpapar gamblang kepada kita ajaran dari Allah tentang kewajiban mengenakan jilbab pada jiwa dan raga kita. Tapi, apakah kita akan menentangnya dan kekal di neraka bersama syaitan? Nauzubillahi min zaalik..

BACA JUGA:  Fiqih Islam: Wajib, Sunnah, dan Makruh dalam Tata Cara Mandi Junub (Mandi Besar)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button