Uncategorized

Natal Inklusif 2012, Mantan Biarawati: Itu Kristenisasi Ala Tebar Pesona!

Solo, Mukminun.com – Beberapa saat setelah mendapat gelar “Sir” dari kerajaan Inggris, presiden Susilo Banbang Yudhoyono mulai melaksanakan manuver-manuver yang membahayakan aqidah umat Islam.

Hal tersebut terlihat dari pernyataan SBY pada Jumat (07/12) yang menyeru agar perayaan natal tahun 2012 ini digelar secara inklusif, tidak hanya di gereja-gereja namun juga di luar gereja, dengan melibatkan umat non-Kristiani.

“Presiden mengharapkan penyelenggaraan puncak Natal 2012 bersifat inklusif, dan dapat dirasakan semua pihak, tidak hanya oleh umat Kristiani,” tutur Ketua Panitia Puncak Perayaan Natal Nasional 2012, Nafsiah Mboi.

Lebih lanjut Nafsiah Mboi menjelaskan bahwa penyelenggaraan Natal inklusif 2012 akan dipusatkan di beberapa lokasi, antara lain Lampung Selatan, Papua, Singkawan, dan Sulawesi Selatan.

Oleh pakar Kristologi Dewi Purnamawati, natal inklusif 2012 dengan agenda bhakti sosial inilah yang kemudian akan menjadi wahana untuk meng-Kristen-kan umat Islam Indonesia yang masih lemah aqidahnya.

“Tebar pesona, lah… Tampil peduli. Oh orang sini perlu sembako, kasih sembako,” tutur Ustadzah yang mantan penginjil (biarawati) Kristen tersebut.

Menurut Dewi, trik inilah yang disebut dengan “Church Marketing,” yakni manuver penginjil dalam menarik hati umat non-Kristen dengan bersikap baik kepada umat non-Kristiani.

Hal tersebut, imbuh Dewi, tumbuh atas kesadaran bahwa ajaran Kristen dan lembaga-lembaga Kristen sulit dipasarkan secara terang-terangan di kalangan umat Islam.

Dalam “Church Marketing,” agen-agen Kristenisasi biasanya “tampil peduli, sopan, ramah, aktif bermasyarakat, toleran, simpatik, dan perhatian.”

Dan benar saja jika kemudian dikaitkan dengan arahan presiden SBY tentang natal inklusif 2012 yang memfokuskan kegiatan pada bhakti sosial, kesehatan, dan bantuan-bantuan bahan panganan pokok kepada umat non-Kristiani.

Oleh karena itulah, mahasiswi S2 Pusat Studi Peradaban Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta ini mewanti-wanti umat Islam agar mewaspadai manuver-manuver Kristenisasi seperti ini.

“Ini tadi, dalam rangka tebar pesona. Supaya kita ikut-ikutan mengucapkan ‘selamat natal.’ Awalnya ngucapin selamat natal, lama-lama kemudian ikut kebaktian…” tutur Dewi pada Jumat (14/12) kepada Mukminun.com. Wallahu’alam bish shawwab. (Irfan/Mukminun)

BACA JUGA:  Berteman dengan Nonmuslim di Media Sosial

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button