Uncategorized

Belajar dari Syekh Al-Albani tentang Munsif

Ilustrasi: Bukan Syekh Muhammad Nasirudin Al-Albani

Semua orang punya kebaikan dan keburukan, tetapi tidak dengan Muhammad صلى الله عليه وسلم yang semuanya baik dan mulia.

Oleh karena itu, yang baik dari seseorang tirulah, yang buruk padanya tinggalkan. Tetapi mohon, jangan tinggalkan orangnya, cukup keburukannya saja.

Ada pelajaran dahsyat dari Syekh Muhammad Nasirudin Al-Albani Rahimahullah.

Beliau memilah-milah hadis sehingga kita bisa tahu mana yang sahih, mana yang hasan, mana yang daif, dan mana yang maudu.

Beliau tahu bahwa di dalam Sunan Ibnu Majah ada beberapa hadis yang dinilai daif, tetapi beliau tidak membakar kitab tersebut, justru menelitinya dan memperbaikinya lalu terbitlah Sunan Ibnu Majah versi Sahih.

Pun demikian dengan kitab-kitab hadis lainnya semisal Sunan Abu Dawud, Sunan At-Tirmizi, dan Sunan An-Nasai yang semuanya kini memiliki versi “Sahih.”

Jadi, jika Syekh Muhammad Nasirudin Al-Albani saja bisa berbuat demikian, apatah lagi alasan kita untuk mem-black-list orang lain yang kadang saja kita tak pernah bersua dengannya atau lebih tua dari usia kita?

Munsif itu berat, karena hanya meninggalkan khilaf seseorang dengan tetap membersamai jasadnya serta menasihatinya agar kelak tak lagi berbuat khilaf.

Menjadi munsif itu juga berat, karena harus legowo menerima hikmah dari orang yang kita benci karena khilafnya padahal kita juga tak kalah banyak berbuat khilaf.

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. 

“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. 

“Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan,”[QS. Al-Ma’idah: 8].

Akhukum fillah
Irfan Nugroho
Staf pengajar di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Sukoharjo
===============
Bergabunglah dengan Channel Telegram kami di:

Telegram.me/pptqattaqwa

Dapatkan tausiyah langsung di Smartphone Anda!
===============

BACA JUGA:  Sermo Dam: Cries Followed Its Making, but Now It is Neglected

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button