Bolehkah Puasa Syawal tidak Berurutan 6 Hari?

Pertanyaan: Bolehkah puasa Syawal tidak berurutan? Untuk menjawab pertanyaan ini, kami kutipkan satu fatwa dari Syaikh Abdullah Al-Faqih Asy-Syinqitti dari Syabakah Al-Islamiyah. Beliau pernah ditanya:

Bagaimana tata cara puasa Syawal 6 hari?

Ketika menjawab pertanyaan tersebut beliau menulis sebagai berikut:

Segala puji hanya milik Allah. Selawat dan salam kepada Rasulullah ﷺ, keluarganya dan para sahabatnya. Amma ba’du.

Hukumnya sunah melakukan puasa Syawal 6 hari, sebagaimana mazhab Asy-Syafii, Ahmad, Dawud, dan yang sepaham dengan mereka.

Hal itu didasarkan pada sabda Nabi ﷺ:

Siapa saja yang puasa Ramadan, lalu mengikutinya dengan enam hari dari bulan Syawal, seolah-olah dia berpuasa satu tahun.

Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, dan para penyusun kitab Sunan, dari Abu Ayyub Al-Anshari.

Boleh puasa Syawal secara berurutan atau tidak berurutan. Boleh di awal, tengah, atau akhir bulan Syawal.

Ibnu Qudamah di dalam Al-Mughni berkata:

Tidak ada perbedaan antara puasa Syawal yg dilakukan secara berurutan atau tidak berurutan, di awal bulan atau di akhir bulan.

Itu karena hadis yang diriwayatkan tentang puasa Syawal bersifat mutlak, tidak ada pembatasan.

Wallahua’lam

Fatwa No: 27091
Tanggal: Kamis, 29 Syawal 1423 H (2 Januari 2003 M)
Sumber: Syabakah Islamiyah
Penerjemah: Irfan Nugroho (Semoga istrinya lekas diberi kesembuhan oleh Allah dengan kesembuhan yg tidak kambuh lagi. Amin)

Kesimpulan:
1. Bolehkah puasa Syawal tidak berurutan?
2. Jawaban: Boleh
=====
Naskah fatwa dalam bahasa Arab: