AdabHadisKeluarga

Membasahi Bibir dan Kerongkongan Orang yang Sakaratul Maut

Pembaca rahimakumullah, artikel ini akan membahas tentang sunnah membasahi bibir atau kerongkongan orang yang sakaratul maut. Judul ini diambil dan dikembangkan dari kitab Sahihul Adab Al-Islamiyah, karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali, bab “Apa yang seharusnya dilakukan kepada orang yang sakaratul maut.” Semoga bermanfaat. Teruskan membaca!

HADIS

Pembaca rahimakumullah, Imam Bukhari meriwayatkan dari Dzakwan maula Aisyah Radhiyallahu Anha yang bercerita tentang detik-detik terakhir mangkatnya Nabi ﷺ. Disebutkan bahwa ibunda Aisyah Radhiyallahu Anha berkata:

إِنَّ مِنْ نِعَمِ اللَّهِ عَلَيَّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تُوُفِّيَ فِي بَيْتِي وَفِي يَوْمِي وَبَيْنَ سَحْرِي وَنَحْرِي

Sungguh, di antara nikmat dari Allah kepada saya adalah bahwa Rasulullah ﷺ mangkat di rumah saya, ketika tiba giliran saya, dan waktu itu beliau bersandar di antara leher dan dagu saya.

وَأَنَّ اللَّهَ جَمَعَ بَيْنَ رِيقِي وَرِيقِهِ عِنْدَ مَوْتِهِ

Dan Allah mengumpulkan air liur saya dengan air liur beliau ketika beliau sakaratul maut.

دَخَلَ عَلَيَّ عَبْدُ الرَّحْمَنِ وَبِيَدِهِ السِّوَاكُ وَأَنَا مُسْنِدَةٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Masuklah Abdurrahman (bin Abu Bakar, saudara kandung Aisyah) dan di tangannya ada siwak. Waktu itu Rasulullah ﷺ sedang bersandar kepada saya.

فَرَأَيْتُهُ يَنْظُرُ إِلَيْهِ وَعَرَفْتُ أَنَّهُ يُحِبُّ السِّوَاكَ فَقُلْتُ آخُذُهُ لَكَ فَأَشَارَ بِرَأْسِهِ

Maka saya lihat Rasulullah ﷺ melihat ke arah siwak tersebut. Saya paham bahwa beliau menyukai siwak. Maka saya katakan kepada beliau, “Akan saya ambilkan untuk Anda.” Maka beliau memberi isyarat dengan kepalanya.

أَنْ نَعَمْ فَتَنَاوَلْتُهُ فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ وَقُلْتُ أُلَيِّنُهُ لَكَ فَأَشَارَ بِرَأْسِهِ أَنْ نَعَمْ فَلَيَّنْتُهُ فَأَمَرَّهُ

Saya memberikan siwak tersebut kepadanya, tetapi siwak itu terlalu keras bagi beliau. Maka saya katakan kepada beliau, “Akan saya lembutkan untuk Anda.” Maka beliau memberi isyarat dengan kepalanya, dan saya berikan lagi siwak itu kepada beliau, dan beliau menjalankannya.

وَبَيْنَ يَدَيْهِ رَكْوَةٌ أَوْ عُلْبَةٌ يَشُكُّ عُمَرُ فِيهَا مَاءٌ

Di antara kedua tangan beliau ﷺ terdapat kaleng atau wadah dari kulit (salah satu periwayat hadis ini yang bernama Umar bin Said ragu) yang di dalamnya terdapat air.

فَجَعَلَ يُدْخِلُ يَدَيْهِ فِي الْمَاءِ فَيَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ يَقُولُ

Maka beliau memasukkan tangannya ke air tersebut, dan membasuh wajah beliau dengan kedua tangannya, lalu beliau bersabda:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ

Tidak ada Ilah yang hak (benar) untuk diibadahi kecuali Allah. Sungguh, di dalam kematian ada “sakarat”.

ثُمَّ نَصَبَ يَدَهُ فَجَعَلَ يَقُولُ فِي الرَّفِيقِ الْأَعْلَى حَتَّى قُبِضَ وَمَالَتْ يَدُهُ

Kemudian beliau mengangkat tangannya sambil bersabda, “Fii Ar-rafiiqil a’la” (Teman-teman yang berada di tempat tertinggi), sampai beliau mangkat dan tangannya terjatuh, (Sahih Bukhari: 4449).

BACA JUGA:  Sunah Mencuci Tangan 3 Kali Sebelum Wudhu

PENJELASAN

PERKATAAN AISYAH (وَأَنَّ اللَّهَ جَمَعَ بَيْنَ رِيقِي وَرِيقِهِ عِنْدَ مَوْتِهِ) yang artinya, “Dan Allah mengumpulkan air liur saya dengan air liur beliau ketika beliau sakaratul maut,” maksudnya:

فجعَلَ ريقَها رَضيَ اللهُ عنها يصِلُ إلى فَمِه صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، ورِيقَه صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يصِلُ إلى فَمِها قُبَيلَ وَفاتِه بلَحظةٍ قَصيرةٍ

Air liur Aisyah Radhiyallahu Anha masuk ke mulut Rasulullah ﷺ, dan air liur Rasulullah juga masuk ke mulut Aisyah Radhiyallahu Anha, sesaat sebelum mangkatnya beliau ﷺ.

Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Disebutkan di dalam Al-Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah:

وسَببُ ذلك أنَّ أخاها عبدَ الرَّحمنِ بنَ أبي بَكرٍ رَضيَ اللهُ عنهم دخَلَ عليهم ورَسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ مُستنِدًا إلى صَدرِها، وكان بيَدِ عبدِ الرَّحمنِ سِواكٌ

Sebabnya adalah bahwa saudara Aisyah, yaitu Abdurrahman bin Abu Bakar Radhiyallahu Anhum masuk ke rumah beliau Aisyah dan Rasulullah ﷺ sedang bersandar di dada Aisyah, sedang di tangan Abdurrahman terdapat siwak.

وكان في فَمِه، وعليه مِن رِيقِه الشَّريفِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، ومَضَغَتْه بأسْنانِها لتُلَيِّنَه له، وأخَذَه منها صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ مرَّةً أُخْرى، فجمَعَ اللهُ بذلك بيْنَ ريقِه صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ ورِيقِها رَضيَ اللهُ عنها

Siwak itu sempat masuk di mulut Rasulullah, dan pada siwak itu terdapat air liur Rasulullah ﷺ yang mulia, dan siwak itu digigit dengan gigi Aisyah Radhiyallahu Anha agar lembut, lalu siwak itu diberikan lagi dari Aisyah, hingga Allah mengumpulkan air liur Rasulullah ﷺ dengan air liur Aisyah Radhiyallahu Anha dari kejadian tersebut.

SABDA NABI (سَكَرَاتٍ) atau yang artinya sakarat di dalam Sakaratul Maut maksudnya:

شَدائِدَ وأهْوالًا وآلامًا عَظيمةً

Penderitaan, ketakutan, serta rasa sakit yang sangat, (Al-Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 7094).

SABDA NABI (الرَّفيقُ الأعْلى) atau yang artinya, “Teman-teman di tempat tertinggi” maksudnya:

همُ الَّذين أنعَمَ اللهُ عليهم منَ النَّبيِّينَ، والصِّدِّيقينَ، والشُّهَداءِ، والصَّالِحينَ، وحسُنَ أولئك رَفيقًا،

Mereka adalah orang-orang yang Allah berikan nikmat kepada mereka, dari kalangan para nabi, orang-orang yang jujur, pada syuhada, juga orang-orang saleh, mereka adalah teman-teman yang baik, rafiq.

وقيلَ: هو الجَنَّةُ، وقيلَ: هو جَماعةُ الأنْبياءِ الَّذين يَسكُنونَ أعْلى عِلِّيِّينَ، واخْتارَ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أنْ يكونَ عندَ اللهِ في الجنَّةِ

Bisa pula dimaknai dengan Al-Jannah atau surga. Bisa pula diartikan kelompok para nabi yang di tempatkan di tempat tertinggi dari dua tempat yang paling tinggi. Nabi ﷺ sendiri memilih agar ditempatkan bersama Allah di surga, (Al-Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 7094).

BACA JUGA:  Terapi Marah, Gelisah, dan Kesulitan Hidup

PELAJARAN

Dari hadis ini bisa diambil beberapa poin pelajaran, di antaranya:

كانت مُصيبةُ المُسلِمينَ الكُبْرى بوَفاةِ رَسولِهمُ الكَريمِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ

Musibah terbesar bagi kaum muslimin adalah mangkatnya Rasul mulia bagi umat Islam, yaitu Nabi Muhammad ﷺ.

وقدْ كان في مَرَضِه صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ الَّذي مات فيه عِبَرٌ، وعِظاتٌ، وأحْكامٌ، وتَوْجيهاتٌ للصَّحابةِ رِضْوانُ اللهِ عليهم وللأمَّةِ جَميعًا

Di dalam sakitnya Rasulullah ﷺ yang mengantarkan pada kematian beliau terdapat pelajaran, nasihat, hukum, serta petunjuk bagi para sahabat ridwanullah alaihim dan bagi seluruh umat.

فَضيلةُ أمِّ المؤمِنينَ عائِشةَ رَضيَ اللهُ عنها وفِطنتِها

Keutamaan dan kecerdasan Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu Anha.

بشَريَّةُ رَسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، وأنَّه يَعْتَريه ما يَعْتَري البشَرَ منَ الصِّحَّةِ والمرَضِ، والقوَّةِ والضَّعفِ

Hadis ini menunjukkan sisi Basyariah (bahwa Rasulullah ﷺ itu manusia), bahwa beliau mengalami apa yang dialami manusia pada umumnya, berupa sehat dan sakit, kuat dan lemah.

صَبرُ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ على شدَّةِ الألَمِ

Sabarnya Nabi ﷺ saat mengalami sakit yang sangat menyakitkan.

حُبُّه صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ للسِّواكِ، وحِرصُه عليه

Sukanya Nabi ﷺ terhadap siwak dan bersemangat untuk bersiwak, (Al-Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 7094).

للموت سكرات

Di dalam kematian terdapat sakarat (penderitaan, sakit yang sangat, serta ketakutan).

استحبابٌ بَلَّ حَلْقِ المحتضرِ وشَفَتَيْهِ ليُسَهِّلَ عليه النُّطْقِ بلا إله إلا الله

Sunnah membasahi bibir dan kerongkongan orang yang sakaratul maut guna memudahkan orang tersebut dalam mengucapkan “Laa ilaha illa Allah.”

فضيلة كلمة التوحيد

Keutamaan kalimat tauhid.

تقرير توحيد الألوهية

Penegasan konsep tauhid uluhiyah.

تقرير موت النبي خِلَافًا لمن زَعَمَ أَنَّهُ حَيٌّ

Penegasan bahwa Nabi ﷺ telah wafat, sekaligus pengingkaran terhadap orang yang meyakini bahwa beliau ﷺ masih hidup (seperti hidupnya manusia pada umumnya).

من صور الدعاء رَفْعُ الإِصْبَعِ إلى السماء

Di antara bentuk doa adalah mengangkat jari ke langit, (Al-La-ali al-Bahiyyatu).

Demikian pelajaran tentang sunnah membasahi bibir atau kerongkongan orang yang sakaratul maut. Judul ini diambil dan dikembangkan dari kitab Sahihul Adab Al-Islamiyah, karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali, bab “Apa yang seharusnya dilakukan kepada orang yang sakaratul maut.” Semoga bermanfaat. Baarakallahu fiikum

BACA JUGA:  Sunnah Menutup Mata Orang yang Meninggal dan Doanya

Karangasem, 5 Desember 2023

Irfan Nugroho (Yang dulu ketika neneknya sakaratul maut pernah disuruh almarhum ibunya untuk melakukan hal ini. Semoga Allah mengampuni, merahmati, serta menempatkan ibu dan nenek kami di surga. Aamiin)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button