Syarah Hadis Iqroul Quran Fainnahu Ya’ti Yaumal Qiyamati
Pembaca rahimakumullah, apa maksud dan kandungan dari hadis iqroul quran fainnahu ya’ti yaumal qiyamati syafi’an li ashabihi? Berikut kami suguhkan teks Arab, arti, takhrij, makna dan kandungannya. Semoga bermanfaat!
MATAN HADIS
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahili atau Shadiy bin Ajlan radhiyallahu anhu bahwa beliau mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
Latin: Iqroul quran fainnahu ya’ti yaumal qiyamati syafi’an li ashabihi
Arti: Bacalah Al-Quran, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat kepada para pembacanya, (Sahih Bukhari: 804).
TAKHRIJ HADIS
Selain diriwayatkan oleh Imam Muslim, hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang juga dari Abu Umamah. Imam Ad-Darimi meriwayatkan hadis serupa, tetapi dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu.
PENJELASAN MAKNA (اقْرَءُوا الْقُرْآنَ)
Secara zahir, yang dimaksud membaca adalah ya membaca dengan melihat. Meski demikian, Syaikh Ahmad Hatibah di dalam Syarah Riyadhus Shalihin Hatibah (7/93) berkata:
Al-Qiraah di sini maknanya adalah hafalkan oleh kalian Al-Quran.
Tetapi jika Anda tidak mampu menghafal, maka bacalah dengan Qiraah, maksudnya bacalah Al-Quran secara tartil.
Kalau memakai pendapat di atas terasa berat, pendapat yang lebih nyaman disuguhkan oleh Al-Mula Ali Qari, yang berkata:
Mereka yang sering membaca Quran, dan terus membacanya, (Mirqatul Mafatih: 4/1460).
PENJELASAN MAKNA (فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ)
Tentang sabda Nabi (فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ) atau yang artinya karena Al-Quran akan datang pada hari kiamat, maksudnya adalah
Dalam wujud yang bisa dilihat manusia, sebagaimana Allah juga bisa menampakkan amal-amal ibadah dalam wujud tertentu, atau diwujudkan seperti pemberat yang diletakkan di Al-Mizan (timbangan), (Faidhul Qadir lil Munawi: 2/63).
PENJELASAN MAKNA (شَفِيعًا)
Tentang sabda Nabi (شَفِيعًا), hal ini ada perbedaan pendapat. Ibnul Malik di dalam Syarhul Mashabih berkata:
Bisa saja 1) Malaikat menjadi saksi (kebaikan bagi orang yang membacanya), sehingga Quran di sini sekadar metafora (majaz), karena Quran atau bacaannya adalah sebab bagi seseorang untuk mendapat syafaat dari malaikat, 2) Quran akan ditampakkan dalam wujud tertentu oleh Allah, lalu wujud tersebut berbicara.
PENJELASAN MAKNA (لِأَصْحَابِهِ)
Tentang sabda Nabi (لِأَصْحَابِهِ), maksudnya berbeda-beda. Jika memakai pemaknaan yang dipakai oleh Syaikh Ahmad Hatibah, maka “ashab” di sini adalah penghafal Quran, atau kalau tidak bisa menghafalnya, maka adalah orang yang sering membaca Quran secara tartil. Hanya saja, beliau menambahkan:
Tetap di sini ada syaratnya. Dia adalah penghafal Kitabullah, yang dia amalnya. Dia menghafal bukan karena riya atau sum’ah, bukan pula karena nifak, bukan untuk berdebat, bukan supaya digelari Hafiz, bukan supaya disebut Alim, bukan supaya dikatakan Qari.
Lalu jika tidak memaknai Iqroul Quran dengan menghafal, maka “ashab” di sini bisa dimaknai dengan:
Mereka adalah orang-orang yang membaca Al-Quran, mentadaburi Al-Quran, serta mengamalkan Al-Quran, (At-Tanwir, Syarh Jami Ash-Shagir lish Shan’ani: 2/606).
PELAJARAN
Pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini adalah sebagai berikut:
1 – Anjuran untuk membaca Quran, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 136180),
2 – Nabi ﷺ menyuruh selalu (banyak) membaca Quran, (Idem)
3 – Di dalam Quran terdapat kebaikan dan keberkahan bagi orang yang membacanya, serta yang berpegang teguh padanya, (Idem),
4 – Quran adalah tali penghubung dengan Allah ta’ala, (Idem),
5 – Di dalam Quran terdapat ketenangan bagi jiwa, (Idem),
6 – Di dalam Quran terdapat kemenangan di hari kiamat, (Idem),
7 – Quran adalah perlindungan dari bahaya sihir di dunia, (Idem),
8 – Anjuran untuk mengajar Kitabullah, meskipun seseorang belum mempelajari Al-Quran secara menyeluruh, (Syarh Sahih Ibnu Hibbah li Abdul Aziz bin Abdullah Ar-Rajhi: 5/6),
9 – Anjuran untuk membaca, mendataburi, menghafal, mengamalkan, mengajarkan, mempelajari, atau apa saja yang berhubungan dengan Al-Quran.
10 – Penegasan tentang konsep keimanan terhadap adanya syafaat. Wallahua’lam
Karangasem, 25 September 2024
Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni dirinya, keluarganya, dan orang tuanya. Amin)