Uncategorized

Khutbah Jumat 08 Maret 2013: Hati Yang Bersih

Gambar dari: 3dWallpaper2013

Oleh Muhammad bin Abdullah bin Mu’aidzir

Segala puji bagi Allah yang meninggikan harga diri seseorang dan mengangkat derajatnya di sisiNya dan di hadapan manusia sesuai dengan tingkat kebersihan jiwa dan hatinya, serta kesenangannya kepada kebaikan dan kebenciannya terahdap segalah keburukan dan perbuatan jelek. Oleh karena itulah Allah Ta’ala memuji kekasihNya Ibrahim alaihis salam dengan firmanNya:
قال الله تعالى : â  وَإِنَّ مِن شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ  83 إِذْ جَاء رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ 84 á  [ الصافات: 83-84]
Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh. (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci. [QS. Al-Shoffat: 83-84].
Dan aku bersaksi bahawa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah, yang telah mencatat seruan NabiNya di dalam Al-Qur’an:
قال الله تعالى : â  رَبِّ هَبۡ لِي حُكۡمٗا وَأَلۡحِقۡنِي بِٱلصَّٰلِحِينَ ٨٣ وَٱجۡعَل لِّي لِسَانَ صِدۡقٖ فِي ٱلۡأٓخِرِينَ ٨٤ وَٱجۡعَلۡنِي مِن وَرَثَةِ جَنَّةِ ٱلنَّعِيمِ ٨٥ وَٱغۡفِرۡ لِأَبِيٓ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلضَّآلِّينَ ٨٦ وَلَا تُخۡزِنِي يَوۡمَ يُبۡعَثُونَ ٨٧ يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ ٨٨ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ ٨٩á  [ الشعراء : 83-89]
Ibrahim berdoa : (83) Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh. (84) dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,. (85) dan jadikanlah aku pewaris [penghuni] surga yang penuh kenikmatan  (86) dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat, (87) dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (88) (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, (89) kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. QS. Al-Syu’ara’: 83-89.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya yang telah bersabda: Dan ketahuilah bahwa di dalam jasad ini terdapat segumpal daging yang apabila daging itu baik maka seluruh bagian pada jasad itu menjadi baik dan apabila dia buruk maka seluruh bagian jasad menjadi buruk, ketahuilah itulah hati”.
Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada peminpin kami Muhamamd, dan kepada para keluargannya, serta para shahabatnya, pribadi-pribadi yang hatinya suci yang dengannya badan mereka menjadi terbebas dari keburukan. Tangan, lidah, mata, telinga dan kaki mereka selamat dari  keburukan dan begitu juga jiwa-jiwa, kehormatan dan harta orang lainpun terbebas dari keburukan. Setiap indifidu masyarakat terbebas dari tindakan criminal dan tindakan buruk dan perlakuan dosa, sehingga mereka menjelma menjadai masyarakat terbaik yang memencarkan kemanan dan ketenangan bagi setiap orang yang hidup di dalam masyarakat tersebut.
Amma Ba’du:Sungguh, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah mendengar dan memperhatikan peraktaan dan pembicaraan orang yang senang menyebarkan namimah, karena beliau takut terpengaruh dengan perkataan tersebut yang menimbulkan kemarahan pada diri beliau terhadap shahabatnya sendiri, maka beliau berpaling dari perkataan orang yang berkata buruk tersebut dan memutuskan hubungan silaturahmi dengan mereka. Sebab menyebarkan namimah akan mengeruhkan kebeningan hubungan jama’ah dan mencerai-beraikan rasa ikatan cinta dan kasih sayang  serta ukuhuwah islamiyah yang telah diperintahkan oleh Allah untuk menjaganya:
قال الله تعالى : â  وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْá   [ آل عمران: 103 ]

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. QS. Ali Imron: 103.
Seorang shahabat pernah mencela shahabatnya yang lain namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak mendengarnya dan tidak memperhatikan gossip yang disebarkannya bahkan beliau memberikannya nasehat dan mengarahkan  kepada etika yang agung, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Turmudzi dari Ibnu Mas’ud: Janganlah salah seorang memberitahukan kepadaku tentang keburukan shahabatku, sebab aku sangat suka jika aku keluar menemui kalian dengan hati yang bersih”.
Maksudnya adalah aku tidak memiliki rasa dengki, hasad, iri, marah, murka dan benci kepada salah seorang shahabat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berupaya agar hati beliau diliputi oleh rasa cinta, kasih sayang dan solidaritas. Itulah bentuk kasih sayang yang telah dianugrahkan oleh Allah Yang Maha Pengasih kepada Nabi Muhammad. Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : â  فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ 159á   [ آل عمران: 159]
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. QS. Ali Imron: 159.
Marilah kita bersama mengamalkan kebenaran yang nyata ini, mengamalkan petunjuk serta arahan yang agung ini, yang mendorong kita untuk membersihkan jama’ah dari orang-orang yang suka menyebarkan isu, namimah dan orang-orang yang menggunjing orang lain serta orang-orang yang dengki.
Di antara manusia ada orang yang kita dapatkan berperangai buruk dan lemah iman yang bergabung bersama orang-orang yang nakal, meraka memiliki sikap buruk yang sama kemudian mereka bekerja menghancurkan hubungan silaturrahmi dan menghancurkan ikatan jama’ah dan memecah belah indifidu masyarakat dan kelompok. Mereka berupaya memecah antara seorang saudara dengan saudaranya yang lain, antara anak dengan bapaknya, dan antara seorang suami dengan istrinya, mereka bekerja dengan telaten dan kemampuan yang menyamai kemampuan iblis. Mereka lebih berbahaya dari iblis terhadap manusia. Di antara manusia ada orang yang menyimpan keburukan dan menyakiti orang lain, mereka iri terhadap orang yang disangka sebagai pesaing dalam upaya mendapat harta, baik dalam bidang perdagangan atau produksi atau pertanian dan berbagai bidang mata pencaharian lainnya. Terkadang seseorang bertemu dengan wajah yang berseri-seri namun pada hakekatnya mereka sedang menyembunyikan sesuatu yang berbeda dengan penampilan lahir. Lalu apabila orang ini berada jauh dari saudaranya  maka dia bekerja menyebarkan  keburukan dan berupaya menimpakan keburukan kepada temannya. Allah Ta’ala telah mengancam orang-orang seperti ini dengan sabdanya:
قال الله تعالى : â  وَمِنَ النَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ 204  وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيِهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الفَسَادَ 205 وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ 206 á   [ البقرة : 204-206 ]
(204) Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. (205) Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. (206) Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahanam. Dan sungguh neraka Jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya. [ QS. Al Baqarah: 204-206]
Orang yang berjiwa buruk, orang yang hatinya sakit senantiasa berburuk sangka terhadap orang lain, mencari-cari kesalahan mereka, memata-matai rahasia dan keperibadian orang lain lalu menampakkan keburukan dan menyebarkan rahasia pribadi orang lain atau terkadang menuduh orang lain berbuat buruk dan menyebarkannya padahal belum tentu hal tersebut terjadi.
Di antara orang yang buruk tersebut ada kelompok orang yang senang berteman dan menampakkan rasa cinta dan ketulusan serta kesetiaan kepada temannya. Dia sengaja menemui seorang temannya dengan wajah berbeda dengan teman yang lain. Teman buruk seperti ini, tidak menjauhi perkataan buruk dan melontarkan berita bohong sehingga hatinya penuh dengan rasa benci dan dengki, memutuskan hubungan dan kecintaan seseorang. Jika dia melihat kebaikan dari orang lain maka dia segera menyembunyikannya namun jika berhasil mengorek keburukan orang maka dia segera menyebarkannya. Orang buruk seperti ini tidak menghormati yang besar dan tidak menyayangi yang lebih kecil.
Selamat dari penyakit hati seperti ini meuntut seseorang yang telah terjangkiti untuk selalu bertqwa kepada Allah, takut terhadap siksa Allah dan membiasakan diri untuk memperaktikkan adab-adab Islam, seperti mencintai bagi saudaranya seiman apa-apa yang dicintainya untuk dirinya sendiri, dan membenci bagi temannya apa-apa yang dibencinya bagi dirinya sendiri. Apabila sampai kepadanya kedengkian orang yang dengki, gosipan orang yang menggosip dirinya atau gunjingan atau namimah maka hendaklah dia membalas tindakan jahil tersebut dengan tindakan baradab yang didasarkan pada ilmu, perbuatan bodoh dihadapi dengan penuh kesantunan dan kelembutan, perlakuan buruk orang dengan kesabaran dan memaafkan dengan baik, guna mengamalkan firman Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an:
قال الله تعالى : â  فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَá   [ الحجر: 85 ]
maka maafkanlah (mereka )dengan cara yang baik. QS. Al-Hijr: 85.
قال الله تعالى : â  فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ á  
 [ الشورى : 40 ]
maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. QS. Al-Syura: 40
Aku memohon kepada Allah semoga kita termasuk orang-orang yang senang kepada kebaikan, yang menghiasi dirinya dengan akhlah yang mulia dan menjauhkan kita dari keburukan orang yang berjiwa buruk dan pelaku keburukan serta keburukan orang-orang yang suka berbuat kerusakan dan memberikan taufiqNya kepada kita untuk bisa mengamalkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam: Janganlah saling mendengki, janganlah saling bersaing yang tidak sehat dalam berjual beli, janganlah saling memarahi, janganlah saling memanggil dengan panggilan yang buruk, janganlah sebagian orang di antara kalian berjual-beli di atas jual beli saudaranya, jadilah sebagai hamba Allah yang saling  bersaudara, seorang muslim terhadap muslim lainnya saling bersaudara, maka tidak boleh menzaliminya, menghinakannya, berbohong kepadanya dan merendahkannya. Taqwa itu ada di sini, dan beliau menunjuk pada dadanya tiga kali. Cukup buruk seseorang jika dia menghina saudaranya seiman. Setiap muslim atas muslim yang lain haram atasnya darahnya, hartanya dan kehormatannya.
Semoga Allah memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan dengan petunjuk penghulu para nabi. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah Kudua
Seungguhnya segala puji bagi Allah, kami memohon pertolongan, ampunan dan petunjukNya serta berlindung kepada Allah dari segala keburukan hawa nafsu kejahatan prilaku-prilaku kami. Barangsiapa yang telah berikan petunjuk oleh Allah maka tiada seorangpun yang mampu menyesatkannya dan barangsiapa yang telah disesatkannya maka tiada seorangpun yang mampu memberikan petunjuk baginya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnnya selain Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhamad adalah hamba dan utusanNya. Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam serta keberkahan yang banyak kepada Nabi Muhammad, kepada para pengikut dan para shahabat beliau. Amma Ba’du:
Wahai sekalian hamba Allah, bertqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sebaik-baik manusia adalah orang yang hatinya dipenuhi oleh semangat saling mencintai dan berupaya untuk memperkuat tali kecintaan antara sesama makhluk dan apabila manusia ini kehilangan ruh ini atau kekuatan semangat saling mencintai ini melemah maka mereka akan terancam ditimpa kesengsaraan dan bahaya, dan dia pasti akan tergoncang dengan goncangan yang membuat kaki tidak bisa menetap dan bangunan tidak mmapu tegak.
Dari Dhamrah bin Tsa’alabah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Masyarakat akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka tidak saling mendengki”.
Oleh karena itulah Islam berupaya menjaga mereka dengan pagar berupa kekebalan diri dan baju besi yang menghindarkan mereka dari kehancuran dan perpecahan yang bekerja secara intensif membentuk mereka secara khusus dan membina mereka dengan pembinaan yang benar yang mampu mempertahankan kemuliaan manusia dan menjauhkan mereka dari sifat dan perangai yang hina lagi dina.
Lelaki tauladan di dalam pandanagannya adalah lelaki yang jujur dalam bertutur kata, sanantiasa mencari kebenaran, menjaukan hatinya dari kehendak-kehendak yang buruk.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang orang yang paling baik, maka beliau bersabda: Yaitu setiap orang yang hatinya suci, lisannya berkata jujur. Para shahabat bertanya. Kita mengetahui maksud orang yang lisannya jujur, namun apakah yang dimaksud dengan orang yang hatinya suci?. Yaitu orang yang bertaqwa dan berhati bersih tanpa dosa, benci, khianat dan dengki”.
Bukan semata ibadah yang banyak baik shalat, puasa dan shadaqah adalah cermin satu-satunya bagi kerdehaan Allah terhadap seorang hamba, namun hati yang suci dan jiwa yang bersih adalah lebih baik di sisi Allah dari sisi pahala atau tujuan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya orang yang mulia dari umatku tidak masuk surga karena banyak sholat, puasa dan bersedwqah akan tetapi mereka memasukinya dengan rahmat Allah, jiwa yang dermawan dan dada yang bersih”.
Kesuksesan seseorang dan kemenangannya serta kecintaan Allah dan kesenangan manusia kepadanya sangat tergantung pada kesetabilan dirinya secara moral dan kemampuannnya mengarahkan prilaku dirinya sehingga setiap tindakannya terwujud di dasrkan pada kesadaran diri dan mengarah kepada tujuan yang mulia. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sungguh beruntung orang yang hatinya bersih karena keimanan, menjadikan hatinya suci, lisannya jujur, jiwanya tenang dan moralnya lurus”.

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button