Uncategorized

Gara-gara Facebook

Irfan Nugroho
Allahu Akbar… Allaaaaaaaaaahu akbar! Adzan Subuh memecah suasana hening pagi itu tepat pukul empat dini hari. 

Johnny, seorang siswa SMP kelas tiga yang sedang memasuki baligh, lantas terbangun dari tidurnya karena panggilan Allah tersebut.

Namun, eits! Bukan bergegas membaca, “Alhamdulillahilladzi ahyana ba’dana amaa tama wa ilaihin nusyur…” (HR Bukhari & Muslim) justru Blackberry hadiah kakaknya lah yang ia raih terlebih dahulu.

Mungkin Johnny hanya ingin mengetahui lewat BB-nya itu sudah pukul berapa saat itu.

Yah, ternyata, justru sebuah aplikasi BB dengan ikon berwarna biru dengan huruf F lah yang ia buka.

Dengan perasaan khusnudzan, mungkin Johnny hendak ‘berdakwah’ via facebook dengan membuat status renungan Islami ala Al-Fawaid-nya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.

Tetapi, jauh asap dari api, sepenggal lirik cinta cengeng yang biasa dinyanyikan oleh band baru dengan inisial ‘W’ lah yang ia tulis di status facebooknya.

Tak terasa, enam menit selepas adzan Subuh berkumandang dan empat menit semenjak Johnny bangun dari tidur hilang.

Padahal normalnya, menit-menit tersebut bisa Johnny gunakan untuk memproleh sesuatu yang lebih baik dari dunia dan seisinya, yakni dengan menjalankan dua rakaat Shalat Sunnah Fajar (HR Imam Muslim).

Yah, namun begitulah. Hingga kemudian Mbah Sukar  – sang muadzin Masjid –mulai menghidupkan kembali saklar Micrphone Masjid dan Iqamat pun mulai dikumandangkan, “Allahu akbar… Allahu akbar…!”

Berlari ke Masjid, Johnny seolah ingin meraih keutamaan Takbir pertama bersama Imam (HR Imam Tirmidzi), namun ia lupa bahwa Rasulullah melarang berlari ke Masjid kalau shalat telah dimulai (HR Imam Muslim).

Dengan nafas ‘ngos-ngosan,’ Johnny melaksanakan Takbir pertama dengan khusyuk.

Namun ketika Imam mulai membaca, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin…” terbesit dalam benaknya, “Siapa yang bakal komentar di status facebook-ku?” begitu seterusnya hingga ternyata sang Imam telah sampai pada, “Allahu akbar…” tanda masuk Ruku’.

Shalat pun usai, begitu pun Johnny.

Istighfar tiga kali (HR Imam Muslim) dan Subhanallah, Alhamdulila, Allahu Akbar masing-masing 33 kali (HR Imam Muslim) terucap lirih dari mulut Johnny saat itu.

BACA JUGA:  Tanggung Jawab Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Islami kepada Anak

Johnny bergegas pulang setelah itu, dan lupa bahwa ada lagi sebuah amalan yang sangat-sangat dahsyat kebaikannya bagi siapapun yang melaksanakannya, Dzikir Pagi (HR Abu Daud).

Johnny mungkin akan meluangkan minimal tiga menitnya untuk membuka Al-Qurannya dan mulai membacanya.

Yah ternyata, Blackberry itu lagi yang ia raih, dan masih juga ia ‘klik’ aplikasi yang sama ketika ia bangun tidur tadi.

Bagitu seterusnya hingga jarum pendek menunjuk pada angka enam.

Akhirnya, hilanglah waktu yang barakah (pagi hari) itu oleh seorang Muslim bernama Johnny.

Sesungguhnya bacaan Quran di waktu Subuh (shalat Subuh) itu disaksikan (oleh malaikat),” (Al-Israa: 78).

Malaikat siang dan malaikat malam datang kepadamu secara bergantian. Mereka bertemu pada waktu Subuh (hingga matahari terbit) dan waktu Ashar hingga matahari terbenam. Siapapun di antaramu yang tetap dalam ketaatan (dengan menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya), maka Allah bertanya kepada malaikat-malaikat tersebut (meskipun Allah tahu betul bagaimana keadaan kalian) dengan pertanyaan, “Dalam keadaan seperti apa kalian meninggalkan hamba-hamba-Ku?” Maka para malaikat menjawab, “Kami datang kepada mereka dalam keadaan bertaqwa kepada-Mu, dan kami meninggalkan mereka dalam keadaan bertaqwa kepada-Mu.” (HR Imam Tirmidzi dalam Tafsir Ibnu Katsir mengenai Surat Al-Israa Ayat 78) (02 Dzulhijjah 1432 H).

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button