Fiqih

Belum Qada Ramadan, tetapi Sudah Masuk Ramadhan Lagi

Pembaca rahimakumullah, ada banyak kasus di mana seseorang belum Qada Ramadan, tetapi sudah masuk Ramadhan. Lalu apa yang harus dilakukan?

Pertanyaan serupa pernah disampaikan kepada Syaikh bin Baz Rahimahullah. Pertanyaannya berbunyi:

مَا حُكْمُ مَنْ تَرَكَ قَضَاءَ صِيَامِ رَمَضَانَ حَتَّى دَخَلَ رَمَضَانُ الَّذِي بَعْدَهُ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ عُذْرٌ؟ هَلْ تَكْفِيهِ التَّوْبَةُ مَعَ الْقَضَاءِ؟ أَمْ تَلْزَمُهُ كَفَّارَةٌ؟

Apa hukum orang yang belum qada Ramadan tetapi sudah masuk Ramadan berikutnya, tanpa ada uzur? Apakah cukup baginya tobat dengan qadha, ataukah wajib membayar kafarat?

Jawaban oleh Syaikh bin Baz Rahimahullah

عَلَيْهِ التَّوْبَةُ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَإِطْعَامُ مِسْكِينٍ عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مَعَ الْقَضَاءِ، وَهُوَ نِصْفُ صَاعٍ بِصَاعِ النَّبِيِّ ﷺ مِنْ قُوتِ البَلَدِ مِنْ تَمْرٍ أَوْ بُرٍّ أَوْ أَرُزٍّ أَوْ غَيْرِهَا، وَمِقْدَارُهُ كِيلُو وَنِصْفٌ عَلَى سَبِيلِ التَّقْرِيبِ.

Wajib baginya bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkan bersamaan dengan mengqadha, yakni setengah sha’ dengan sha’ Nabi ﷺ dari makanan pokok setempat berupa kurma atau gandum atau beras atau selainnya, dan ukurannya adalah sekitar satu setengah kilogram.

وَلَيْسَ عَلَيْهِ كَفَّارَةٌ سِوَى ذَلِكَ. كَمَا أَفْتَى بِذَلِكَ جَمَاعَةٌ مِنَ الصَّحَابَةِ ، مِنْهُمْ اِبْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا.

Tidak ada kafarat selain itu. Seperti yang difatwakan oleh sekelompok sahabat, di antaranya adalah Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

أَمَّا إِنْ كَانَ مَعْذُورًا لِمَرَضٍ أَوْ سَفَرٍ أَوْ كَانَتِ الْمَرْأَةُ مَعْذُورَةً بِحَمْلٍ أَوْ رَضَاعٍ يَشُقُّ عَلَيْهَا الصَّوْمُ مَعَهُمَا، فَلَيْسَ عَلَيْهِمْ سِوَى الْقَضَاءِ

Adapun apabila (ketika di luar Ramadan) ada uzur berupa sakit atau bepergian atau wanita yang uzur karena hamil atau menyusui yang berat baginya untuk berpuasa, maka tidak ada kewajiban selain mengqadha.

Sumber:
– Tuhfatul Ikhwan Li Syaikh Ibnu Baz, halaman: 177,
– Majmu’ Fatawa wa Maqalat Syaikh Ibnu Baz: 15/346.

Wallahua’lam
Karangasem, 16 Desember 2024
Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan memberkahi dirinya, keluarganya, dan orang tuanya. Aamiin)

BACA JUGA:  Bolehkah Mengorek Telinga Saat Puasa?

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button