Fiqih

Fiqhu Al-Mar’ati fi Ramadan: Definisi Puasa

Pembaca rahimakumullah, apa definisi puasa? Berikut adalah terjemahan dari kitab Fiqhu Al-Mar’ati fi Ramadan karya Syaikh Khalid Mahmud Al-Juhani hafizahullah. Semoga bermanfaat!

تَعْرِيفُ الصِّيَامِ

DEFINISI PUASA

التَّعْرِيفُ

Definisi

الصِّيَامُ، وَالصَّوْمُ: فِي اللُّغَةِ: الإِمْسَاكُ، يُقَالَ: صَامَ النَّهَارُ، إِذَا وَقَفَ سَيْرُ الشَّمْسِ، وَمِنْهُ قَوْلُهُ تَعَالَى:

Ash-Shiyam, atau Ash-Shaum, dalam bahasa (Arab) berarti Al-Imsak (menahan diri). Dikatakan “Shaama an-Nahaar” ketika matahari berhenti bergerak (maksudnya: seakan-akan terhenti). Pengertian ini juga didasarkan pada firman Allah Ta’ala:

﴿إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا

“Sesungguhnya aku bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih,” [QS Maryam: 26], maksud “Shauman” (di dalam ayat ini adalah):

أَيْ إِمْسَاكًا عَنِ الكَلَامِ

Menahan diri dari berbicara.

والصِّيَامُ فِي الشَّرْعِ

Definisi Puasa secara Syar’i

عَرَّفَهُ الفُقَهَاءُ بِقَوْلِهِمْ: هُوَ عِبَارَةٌ عَنِ الإِمْسَاكِ عَنْ أَشْيَاءَ مَخْصُوصَةٍ فِي زَمَنٍ مَخْصُوصٍ مِنْ شَخْصٍ مَخْصُوصٍ بِنِيَّةٍ مَخْصُوصَةٍ

Puasa secara syar’i didefinisikan oleh para ulama fikih dengan, “Menahan diri dari hal-hal tertentu pada waktu tertentu, yang dilakukan oleh orang tertentu, dengan niat tertentu.”

أَشْيَاءُ مَخْصُوصَةٌ: هِيَ المُفَطِّرَاتُ الَّتِي تُفْسِدُ الصِّيَامَ، كَمَا سَيَأْتِي بَيَانُهَا

Hal-hal tertentu maksudnya pembatal-pembatal puasa yang merusak puasa, sebagaimana akan dijelaskan nanti.

زَمَنٌ مَخْصُوصٌ: أَيْ مِنْ طُلُوعِ الفَجْرِ الصَّادِقِ إِلَى غُرُوبِ الشَّمْسِ

Waktu tertentu maksudnya dari terbit fajar yang benar hingga terbenamnya matahari.

مِنْ شَخْصٍ مَخْصُوصٍ: أَيْ مِمَّنْ وَجَبَ عَلَيْهِ الصِّيَامُ، وَهُوَ المُسْلِمُ البَالِغُ العَاقِلُ المُقِيمُ القَادِرُ عَلَى الصِّيَامِ

Orang tertentu maksudnya adalah orang yang diwajibkan berpuasa, yaitu 1) Muslim, 2) Baligh, 3) Berakal, 4) Mukim (tidak dalam perjalanan), dan 5) Mampu berpuasa.

بِنِيَّةٍ مَخْصُوصَةٍ: أَيْ يَنْوِي بِامْتِنَاعِهِ عَنِ المُفَطِّرَاتِ الأَجْرَ، وَالثَّوَابَ مِنَ اللهِ تَعَالَى، وَيَنْوِي صِيَامَ الوَاجِبِ فِيمَا يَجِبُ عَلَيْهِ، وَالسُّنَّةَ فِيمَا يُسْتَحَبُّ لَهُ

Dengan niat tertentu, maksudnya adalah dengan niat menahan diri dari pembatal puasa untuk mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala. Dia juga berniat untuk puasa wajib dalam hal yang diwajibkan atasnya, dan puasa sunah dalam hal yang disunahkan baginya. Wallahua’lam

Karangasem, 13 Januari 2025

BACA JUGA:  Cairan Kuning Sebelum dan Sesudah Haidh

Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan memberkahi dirinya, keluarganya, dan orang tuanya. Aamiin)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button