Uncategorized

Ungkapan Kasih Sayang Rasulullah Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wasalam

Irfan Nugroho

Kita yang pernah membaca cerita Romeo dan Juliet pasti mengetahui bahwa Romeo siap mati demi mengikuti kekasihnya Juliet.
Maka ada sebagian dari kita yang berujar, “Ooooohhh… So sweet…! Romeo sayang banget ama Juliet…!”
Lantas, apa serendah itu pula kita menilai kasih sayang?
Yang lebih menyakitkan lagi, banyak di antara kita yang terinspirasi oleh Romeo dan Juliet untuk hingga kemudian sesumbar, “Aku rela mati demi kamu…!”
Lalu, apakah sebodoh itu pula kita membatalkan ke-Islamankita untuk menjadi kafir lantaran ucapan seperti itu?
Bukankah Allah lebih berhak mendapat pengorbanan dari kita daripada wanita yang kita incar? Naudzubillah…
Maka benarlah.. Banyak di antara kita kini yang telah kehilangan orientasi dalam mengartikan makna sebuah frase “kasih sayang.”
Padahal jauh di sana, kurang lebih 15 abad silam, pernah hidup seorang manusia yang kasih sayangnya tidak akan pernah tertandingi oleh siapa pun hingga saat ini, Februari 2012.
Sama sekali belum ada manusia yang mampu menandingi kasih sayang Rasulullah Muhammad !
Ketika Anda mengatakan seorang Romeo sangat sayang kepada Juliet, ketahuilah bahwa kasih sayang Romeo hanyalah untuk Juliet saja; di manakah kasih sayangnya kepada orang lemah, anak yatim, dan orang lain?
Sungguh Rasulullah Muhammad sebenarnya telah mendefinisikan arti “kasih sayang” dengan sangat tepat.
Dan bahkan hanya beliaulah manusia yang sangat penyayang, bukan hanya kepada istri-istri beliau saja, melainkan juga kepada orang lain, bahkan kepada Anda dan saya di masa sekarang.
Maka, kenapa tidak kau ikuti – meski sedikit saja – dari sekian banyak ekspresi kasih sayang Rasulullah Muhammad ?
Ayo mari sejenak kita baca sejarah tentang agungnya kasih sayang beliau Rasulullah Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam yang aku ringkas dari buku “Inilah Rasul Sang Penyayang” karya DR Raghib As-Sirjani.
Kasih Sayang Rasul terhadap Orang Tua
Nak, ketika Anda hanya mengidentikkan ‘kasih sayang’ dengan perlakuan baik terhadap pacar, kekasih, atau istri/suami, maka ketahuilah bahwa orang tua atau orang lemah juga perlu terhadap kasih sayang darimu.
Dan hal ini telah diajarkan Rasulullah dalam sebuah catatan sejarah dimana beliau bersabda, “Sesungguhnya di antara cara memuliakan Allah adalah dengan menghormati orang Muslim yang sudah tua…” (HR Abu Dawud; Imam Bukari dalam Adabul Mufrad; Baihaqi).
Selain itu, saking sayangnya beliau terhadap orang tua maka beliau mengancam kita bahwa “tidak termasuk golongan orang beriman jika Anda tidak mencintai anak kecil dan tidak menghormati orang tua,” (HR Bukhari dalam Adabul Mufrad).
Pernah suatu saat Abu Bakar mengajak ayahnya Abu Quhafah untuk mendatangi Rasulullah dan mengajak ayahnya masuk Islam.
Abu Quhafah yang saat itu sudah tua renta terlihat kepayahan mendatangi rumah Rasul, hingga kemudian Rasul mengetahuinya dan menasihati Abu Bakar, “Mengapa tidak kau biarkan saja orang tua ini di rumahnya? Biar saya yang mendatanginya,” (HR Ahmad).
Lihatlah…! Inilah cara Rasulullah Muhammad mengasihi dan menyayangi orang tua! Pernahkan kita menemukan kasih sayang serupa pada sosok Romeo/Juliet atau Pendeta Santo Valentinus???
Kasih Sayang Rasul terhadap Anak Kecil
Salah satu bentuk kasih sayang beliau adalah menyayangi anak-anak. Ingatkah Anda akan cerita dimana Rasulullah shalat sambil menggendong bocah kecil bernama Umamah binti Zainab binti Muhammad?
Atau pernahkah kita mendengar hadist sahih bahwa Rasulullah mempercepat bacaan shalatnya ketika beliau mendengar seorang bocah menangis (HR Bukhari) atau ketika Rasulullah sujud lama sekali lantaran cucu beliau, Hasan dan Husain, menaiki punggung beliau (HR Nasa’i).
Dan yang lebih agung lagi adalah ajaran beliau agar kita mengasihi anak yatim.
Beliaulah yang berjanji bahwa siapapun yang mengasuh anak yatim akan mendapatkan surga (HR Ahmad, Bukhari dalam Adabul Mufrad) dan posisinya di surga kelak adalah sangat dekat dengan Rasulullah, seperti dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah (HR Bukhari).
Kasih Sayang Rasul terhadap Perempuan
Salah satu yang masuk kategori orang lemah di sini, menurut DR Raghib As-Sirjani, adalah para perempuan.
Pada masa jahiliyah, negeri Arab adalah negeri yang sangat bodoh dan sangat terbelakang. Hingga tak satu pun negara asing yang enggan menjajah Arab dikarenakan kebodohan masayarakat saat ity yang mengubur hidup-hidup bayi perempuan.
Masyarakat jahilliyah menganggap wanita adalah makhluk yang tidak berguna.
Hingga kemudian Rasulullah datang ke dunia ini dan mengangkat derajat wanita, hingga beliau bersabda, “Sesungguhnya perempuan adalah saudara kandung laki-laki,” (HR Tirmidzi & Ahmad).
Hal ini dimaksudkan agar ada perubahan cara pandang masyarakat Arab terhadap wanita, dari wanita sebagai sekedar sampah yang musti dikubur hidup-hidup, menjadi pada taraf seperti ‘saudara kandung laki-laki,” dan inilah konsep ‘kesetaraan gender dalam Islam.’
Rasulullah sangat menganjurkan kita untuk mengasihi dan menyayangi perempuan, tentu dalam kaidah syar’i.
Anjuran beliau untuk mengasihi dan menyayangi perempuan bukanlah seperti yang diajarkan oleh Romeo dan Juliet.
Beliaulah yang menganjurkan kita untuk “mengurusi janda dan orang miskin” karena dengan melakukan hal tersebut, Anda akan “mendapatkan pahala Jihad di jalan Allah atau shalat sunnah di malam hari dan berpuasa di siang hari,” (HR Bukhari & Muslim).
Kasih Sayang Rasul terhadap Pembantu
Beliau pulalah yang mengajarkan kita arti kasih sayang kepada pelayan dan hamba sahaya.
Beliau mengancam siapapun yang memukul pembantu atau hamba sahaya dengan ancaman bahwa sang pemukul tersebut harus memerdekakan pembantu atau hamba sahaya yang dipukulnya (HR Muslim).
Beliau pula lah yang mengajarkan kepada kita untuk memberi pakaian kepada hamba sahaya dengan pakaian seperti yang Anda pakai, memberi mereka makan seperti yang Anda makan (HR Bukhari).
Maka mari simak pula kesaksian istri Nabi Muhammad bahwa beliau ‘tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya, sekalipun itu perempuan maupun hamba sahaya kecuali ketika berjihad di jalan Allah,’ (HR Muslim).
Kasih Sayang Rasul terhadap Kaum Fakir
Berapa persen kita pelajaran kasih sayang, terutama kasih sayang terhadap kaum fakir, yang bisa kita ambil dari kisah seorang pendeta bernama Santo Valentinus?
Atau pernahkah kita menemukan satu bagian di dalam film Romeo dan Juliet tentang mengasihi orang fakir?
Maka, malulah kita sebagai seorang Muslim jika memang hingga saat ini kita belum pernah mendengar betapa dermawannya Rasulullah Muhammad terhadap kaum fakir.
Dan begitulah ekspresi Rasulullah terhadap kaum fakir. Beliau memberikan tauladan kepada kita untuk merasakan bagaimana penderitaan kaum fakir.
Keluarga Muhammad tidak pernah kenyang dengan makanan lebih dari tiga hari hingga beliau berpulang ke Rahmatullah…,” demikianlah catatan sejarah yang ditulis oleh Imam Bukhari & Imam Muslim melalui kesaksian dari ibunda Aisyah.
Beliau pulalah yang menciptakan pertama kali ungkapan, “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah,” (HR Muslim).
Dan jangan kaget bahwa Rasulullah hidup dalam keadaan seperti dalam hadist di bawah ini:
Aku tidak suka mempunyai emas sebesar gunung Uhud. Cukuplah aku punya satu dinar dalam sehari atau tiga hari, kecuali jika untuk keperluan membayar utang. (dan) jika aku gunakan uang itu untuk menyantuni hamba Allah yang ini sekian dan yang itu sekian (beliau menunjuk sebelah kanan, kiri, dan depan),” (HR Bukhari & Muslim).
Hakikat Kasih Sayang
Ekspresi kasih sayang bukanlah dengan sebongkah berlian seperti yang dinyanyikan oleh mantan-mantan santri dalam group band wali.
Kasih sayang pun bukan sekedar memberikan coklat pada seseorang yang kita cintai hanya di hari valentine saja.
Kasih sayang pun juga bukan rela mati demi seorang wanita seperti yang diajarkan oleh Romeo.
Sungguh, Rasulullah telah memberi tauladan tentang ekspresi-ekspresi kasih sayang yang sebenarnya.
Kasih sayang Rasulullah adalah kasih sayang yang sejati, kasih sayang yang tujuan utamanya adalah menyelamatkan manusia dari jurang neraka.
Karena sungguh, tak ada yang lebih mengerikan dari menghabiskan hari-hari di neraka dengan siksaan yang maha dahsyat, maha kejam, lantaran perilaku kita yang menyimpang dari koridor syariat.
Oleh karena Rasulullah sangat memahami betapa pedihnya siksaan di neraka, maka beliau sangat menyayangi kita, hingga beliau bersabda:
Gambaran posisiku dengan orang-orang itu adalah seumpama seseorang yang menyalakan api, lalu ketika api itu mulai menyala terang, datanglah sekumpulan serangga dan beberapa hewan kecil hingga kemudian hewan-hewant tersebut jatuh ke dalam kubangan api tersebut. Lantas orang tersebut berusaha menyelamatkan hewan-hewan itu dan mengambilnya dari api, akan tetapi mereka mengalahkannya sehingga mereka pun akhirnya terbakar. Jadi aku adalah orang yang berusaha menyelamatkan kalian dari api neraka, sedangkan beberapa dari kalian terbakar di dalam kubangan api tersebut,” (HR Bukhari & Muslim).
Seperti itulah kasih sayang Rasulullah Muhammad kepada kita dan semua umat Islam dari zaman beliau hingga akhir zaman nanti.
Kasih sayang beliau tak hanya pada satu orang saja, melainkan ribuan, bahkan jutaan orang umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Tujuan beliau hanya satu, menyelamatkan kita, umat Islam dari api neraka dengan mengajak Anda, aku, dan semua umat Islam kepada tauhid, dan ketaqwaan kepada Allah.
Maka dari itu, kiranya hadist berikut mampu memberi sedikit gambaran tentang ekspresi kasih sayang seperti yang diajarkan Rasulullah:
Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah, perintahmu untuk hal yang baik dan larangmu dari hal yang mungkar adalah sedekah, petunjukmu kepada seorang yang tersesat adalah sedekah, perhatianmu kepada seorang yang buruk adalah sedekah, usahamu untuk mengeluarkan batu dan duri dari jalan adalah sedekah, Anda tuangkan air dari embermu ke dalam ember saudaramu adalah sedekah, menolong orang yang sangat memerlukan juga sedekah, mengucapkan salam kepada setiap orang yang ditemui adalah sedekah, dan menggauli istri adalah sedekah,” (HR Bukhari, Tirmidzi, Abu Dawud, Thabrani).
Subhanallah… Beginilah hakikat kasih sayang. Bukan memberikan bingkisan coklat di hari valentine, bukan pula sebongkah berlian, dan bukan pula seuntai bunga yang diberikan dengan berlutut kepada seorang wanita.
Inilah hakikat kasih sayang seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, yakni kasih sayang yang selalu dilandaskan pada tujuan tauhid, dan untuk menyelamatkan saudara kita sesama Muslim dari apa neraka. Wallahu’alam bish shawab.

hari valentine, valentine day, selamat valentine, selamat hari valentine, kata valentine, kata-kata valentine, lagu-lagu valentine, ucapan valentine, dress valentine, met valentine, my valentine 4shared, party valentine, download my valentine, film valentine,

BACA JUGA:  Potensi Perang Islam versus Syiah bisa Dihindari Jika Umat Menyadari Ancaman Syiah

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

2 Comments

  1. Beginilah hakikat kasih sayang. Bukan memberikan bingkisan coklat di hari valentine, bukan pula sebongkah berlian, dan bukan pula seuntai bunga yang diberikan dengan berlutut kepada seorang wanita.Inilah hakikat kasih sayang seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, yakni kasih sayang yang selalu dilandaskan pada tujuan tauhid, dan untuk menyelamatkan saudara kita sesama Muslim dari apa neraka. Wallahu’alam bish shawab.

  2. Luar biasa kawan postingannya…memang Rosululloh adalah Makhluk yang paling sempurna yang patut kita teladani setiap perilakunya,,,,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button