Uncategorized

Bicaralah yang Baik atau Diamlah, Nak…

Irfan Nugroho
Nak, tahukah kau bahwa ada hikmah di balik penciptaan wajah elok manusia yang terdiri atas dua telinga dan satu mulut.

Sepintas ada pesan bahwa sebaiknya engkau lebih banyak mendengar (hal-hal yang baik) dan sedikit berbicara, kecuali untuk mengatakan kebaikan.

Dan ternyata benar, bahwa Rasulullah pun telah menasihatimu untuk berbicara yang baik-baik saja, dan ketika engkau dapati dirimu tidak mampu berbicara yang baik, maka diam adalah lebih baik bagimu.

Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam,” (HR Imam Bukhari & Imam Muslim).

Ketahuilah, nak… Terlalu banyak berbicara mengenai hal-hal yang tidak berguna adalah sebuah keburukan yang nyata.

Itulah tingkat keburukan dimana keimananmu tidak akan sempurna sebelum engkau mampu menjaga lisanmu dari berbicara kotor dan mengatakan sesuatu yang tidak perlu.

Tidak akan lurus keimanan seseorang sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya sehingga lurus perkataannya,” (HR Ahmad) dan “di antara kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa yang tidak berguna,” (HR Tirmidzi).  

Nak, berhentilah mengatakan berbagai hal yang tidak perlu, berhentilah mengomentari berbagai hal karena belum tentu juga orang-orang di sekitarmu berkenan mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulutmu.

Bisa jadi, oleh karena tabiatmu yang terlalu banyak membicarakan sesuatu yang tidak berguna itu maka Allah membuatmu sering jatuh sakit.

Nak, Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah telah merumuskan empat hal yang membuatmu jatuh sakit, yakni (1) terlalu banyak bicara; (2) terlalu banyak tidur; (3) terlalu banyak makan; dan (4) terlalu banyak melakukan hubungan badan (dalam kitab, Thibbun Nabawi).

Ibnu Qayiim pun telah menarik kesimpulan bahwa ada empat hal yang akan memperbaiki kualitas akal pikiranmu, dan salah satunya adalah hendaknya engkau meninggalkan perkataan yang tidak berguna (dalam kitab, Thibbun Nabawi).

Maka ketika menjelaskan makna dari hadist “berkatalah yang baik atau diam,” Sheikh Muhyiddin Mitsu dalam kitab Al-Wafi: Syarah Hadist Arba’in melengkapinya dengan penjelasan mengenai adab berbicara, yakni:
1. Hendaklah seorang Muslim berusaha keras agar berbicara dengan yang bermanfaat dan menahan diri dari perkataan yang diharamkan dalam kondisi apa pun. (Lihat Surat Al-Mukminuun: 3)

BACA JUGA:  Hukum Menerima Hadiah Undian Bank Riba

2. Tidak memperbanyak pembicaraan yang mubah karena hal itu bias menjerumuskan kepada yang diharamkan atau dimakruhkan.

3. Wajib berbicara ketika dibutuhkan, terutama saat harus menjelaskan kebenaran, memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran dan itu adalah perbuatan yang mulia.

Maka kini, nak… Engkau telah mengetahui akibat dari terlalu banyak berbicara, terutama terlalu banyak membicarakan hal-hal tidak perlu.

Tiada kebaikan sama sekali dalam memperbanyak pembicaraan mengenai hal-hal yang tidak berguna selain engkau akan lebih sering jatuh sakit, lebih bodoh, dan imanmu tidak akan sempurna oleh karenanya.

Simaklah perkataan Umar Bin Khattab yang tertulis dalam kitab Ensiklopedia Hikmah yang diringkas dari Shifatus Shafwah karya Imam Ibnu Jauzi;

Barangsiapa yang banyak tertawa maka berkuranglah kewibawaannya; barangsiapa yang banyak bercanda maka dia akan diremehkan; barangsiapa yang sering melakukan sesuatu, maka ia akan dikenal dengannya; barangsiapa yang banyak berbicara maka banyak pula salahnya; barangsiapa yang banyak salah, maka sedikitlah rasa malunya; barangsiapa yang sedikit rasa malunya, maka sedikitlah wara’nya; dan barangsiapa yang sedikit wara’nya maka hatinya telah mati.

Allahummaj ‘al fii lisaa nii nuura…. (Ya Allah ciptakanlah cahaya di lidahku…) (HR Imam Bukhari & Imam Muslim)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

4 Comments

  1. “Tidak akan lurus keimanan seseorang sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya sehingga lurus perkataannya,” (HR Ahmad) dan “di antara kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa yang tidak berguna,” (HR Tirmidzi).

  2. wah..artikel yang bagus sobat…bener sekali…berbicaralah yang baik..berkata-katalah yang baik supaya hidup lebih baik…salam kenal sobat..hadir perdana disini..(^_^)

  3. Artikel yang penuh makna, syarat dg tausiyah untuk berbicara suatu kebaikan. Terima kasih sudah berbagi sob, mudah² an jadi pembelajaran khususnya buat saya 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button