Semua Urusan Orang Mukmin Adalah Kebaikan
Oleh: Ust. Eman Badru Tamam
Abu Yahya atau Suhaib Ar-Ruumi adalah seorang sahabat yang ketika hijrah dirampok dan hartanya ludes maka ia ke madinah hanya bawa pakaian yang ia pakai.
Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin
Kehormatan yang Allah berikan pada seorang mukmin lantaran ia bersyukur jika mendapat nikmat, dan bersabar jika ia ditimpa musibah.
Selain itu, yang menakjubkan dari urusan seorang Mukmin adalah jika ia mendapat nikmat maka hal tersebut adalah baik untuknya. Sebaliknya, sungguh merupakan suatu keburukan jika seorang Mukmin diberi nikmat namun ia tidak bersyukur, maka ia telah kufur nikmat.
Yang menakjubkan dari urusan Mukmin adalah jika ia bisa bersabar jika ia ditimpa kesusahan. Hal ini berimplikasi bahwa setiap manusia senantiasa berada dalam qada dan qadar Allah; maka Rasul menegaskan kemuliaan manusia adalah jika ia bersabar atas apapun musibah yang menimpanya.
Dari pembacaan hadist tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa manusia terbagi menjadi beberapa golongan seperti berikut:
Mukmin
Manusia disebut Mukmin karena ia beriman kepada Allah dan bersabar terhadap qadar Allah yang tidak mengenekkan.
Jika ia ditimpa kesusahan maka ia bersabar; sambil menunggu dibukakan kelonggaran, kemudian ia bersabar dan mengharap pahala (ikhtisabut ajr); sambil ia bersabar dan menunggu mengharap pahala, ia mengikuti kesusahan tersebut dengan berbuat kebaikan yang lain.
Jika bisa diringkas, tahapan-tahapan yang harus ditempuh dalam sabar adalah: sabar> menunggu longgar> mengharap pahala> melakukan amal yang lain> pahala sabar yang memenuhi timbangan tanpa batas.
Salah satu karakter orang Mukmin adalah ia bersyukur jika ia mendapat nikmat. Bersyukur disini maksudnya menggunakan nikmat tersebut untuk mengerjakan kebaikan. Jika ia diberi nikmat duniawi, ia gunakan untuk ketaqwaan kepada Allah.
Nikmat sendiri terbagi menjadi dua:
(1) nikmat diin (paham Islam dan amal) dan
(2) nikmat duniawi (harta, anak shalih, keluarga sakinah mawadah wa rahmah).
Dari dua jenis nikmat ini, prioritas harus diberikan kepada nikmat diin dengan tidak mengesampingkan nikmat duniawi. Bagaimanapun juga, orang yang paham Islam, shalih dan kaya harta tetap lebih baik/utama daripada hanya paham agama dan tidak kaya.
Ghairu Mukmin
Manusia yang tergolong Ghairu Mukmin adalah kebalikan dari manusia yang tergolong Mukmin. Salah satu karakter mereka adalah marah-marah jika ditimpa musibah. Ia juga mencela semua hal yang termasuk takdir Allah.
Selain itu, orang-orang yang tergolong dalam kategori ini senantiasa enggan untuk bersyukur jika mendapat nikmat duniawi. Kemudian, ia menggunakan nikmat duniawi tersebut untuk maksiat. Maka tidak heran jika semua yang dilakukan orang kafir (ghairu mukmin) adalah buruk.
Penutup
1. Motivasi iman.
Jadilah orang yang beriman karena semua urusan orang beriman adalah baik.
2. Anjuran-anjuran untuk menerima ketetapan-ketetapan Allah.
3. Motivasi Syukur.
Jika kita bisa mensyukuri nikmat, maka itu adalah nikmat yang sangat berharga karena tidak semua orang diberi nikmat untuk mampu bersyukur. Jika ia bersyukur kemudia ia mendapat tambahan nikmat, maka ini adalah nikmat dan menuntut orang beriman untuk bersyukur.