Uncategorized

(MP3 Ceramah/Kajian) Tiga Jenis Taqlid Yang Membuat Sulit Menerima Kebenaran

Oleh Ust Oemar Mita
Pada hakikatnya, kebenaran (Quran dan Sunnah) itu mudah dipahami. Allah sendiri telah membuat Islam itu mudah untuk dipahami.

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS: Al-Qamar Ayat: 17).

Tidak diperlukan IQ yang tinggi atau otak yang cemerlang untuk memahami kebenaran (Quran & Sunnah), karena kebenaran senantiasa dibuat mudah oleh Allah untuk dipahami manusia,” (Syeikh Abdurrahman Nasir As-Sa’di).

Cermin tak akan mampu memantulkan cahaya jika ia dipenuhi dengan bercak noda hitam yang menghalangi sinar penginderaan. Sebagaimana kebenaran agar bisa masuk ke dalam hati, yang diperlukan adalah hati yang suci, hati yang terbebas dari noktah hitam penyakit hati semisal ujub, sum’ah, hasad, dengki, dan taklid.

Bukan karena mereka memiliki IQ yang rendah atau otak yang tidak cemerlang, akan tetapi, ada penyakit di dalam hatinya yang membuat hati tersebut enggan atau sulit menerima kebenaran.

Penyakit tersebut adalah At-Taklid, atau fanatisme buta, yang jenisnya ada tiga di dalam Quran:

1. Taklid terhadap figur
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan,” (At-Taubah – 9:31).
Secara zahir, ayat ini berbicara tentang Yahudi dan Nasrani di jaman Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam yang menolak kedatangan Islam karena fanatik terhadap orang-orang alim, dan rahib-rahib sebelum Islam.

Mereka bukan tidak mengenali siapa Muhammad dan seperti apa itu Islam. Bukan!

Tapi fanatik buta (taklid) merekalah yang membuat mereka enggan merangkul agama Islam.

Akan tetapi yang sungguh disayangkan, fenomena itu kini juga dialami oleh sebagian kaum Muslim. Fanatisme (taklid) mereka terhadap sosok (figur), berupa Kiai, Syeikh, Ustadz, Habib, Murabbi dan lain yang semisal, membuat mereka sulit menerima kebenaran, meski ia bersumber dari Quran dan Sunnah.

Itulah taklid-nya orang-orang Yahudi dan Nasrani kepada orang-orang alim dari kalangan mereka yang membuat kebenaran Islam sulit merasuk ke dalam hati mereka.

BACA JUGA:  Pergaulan Seorang Muslim dengan Orang Kafir di Hari Raya Orang Kafir

2. Taklid terhadap penguasa
“Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar),” (Al-Ahzab – 33:67)

Inilah tipe taklid selanjutnya yang membuat kebenaran Islam sulit merasuk ke dalam jiwa-jiwa kita.

Taklid atau fanatik kepada penguasa. Kita meyakini bahwa seorang penguasa adalah “ulil amri” yang sah, meski syariat mengatakan tidak. Kita meyakini bahwa seorang penguasa adalah titisan Tuhan atau jelmaan Ksatria Piningit hingga kita pun enggan mendengar apalagi menerima kebenaran yang jujur, yang bersumber dari Quran dan Sunnah.

3. Taklid terhadap adat istiadat

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab, “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?” (Al-Baqarah – 2: 170).

Semoga Allah menjauhkan kita dari tiga jenis taklid (fanatik) di atas dan semoga Allah senantiasa memberi hidayah kepada kita untuk senantiasa menetapi kebenaran. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.. Wallahualam bish shawwab..

Ceramah singkat tapi mengena… Disampaikan dengan bahasa yang santun yang menerapkan dalil-dalil pada realita… Patut disimak dan disebarkan ke umat Islam yang lebih luas

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button