Uncategorized
Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Meski Mereka Zalim
Dari Sa’id Al-Qaisy, dari Ibnu ‘Abbas berkata:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: مَا مِنْ مُسْلِمٍ لَهُ وَالِدَانِ مُسْلِمَانِ يُصْبِحُ إِلَيْهِمَا مُحْتَسِبًا، إِلاَّ فَتْحَ لَهُ اللَّهُ بَابَيْنِ يَعْنِي: مِنَ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ وَاحِدًا فَوَاحِدٌ، وَإِنْ أَغْضَبَ أَحَدَهُمَا لَمْ يَرْضَ اللَّهُ عَنْهُ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ، قِيلَ: وَإِنْ ظَلَمَاهُ؟ قَالَ: وَإِنْ ظَلَمَاهُ.
“Tidaklah seorang muslim memiliki dua orang tua yang muslim lantas setiap pagi dia berbakti kepada keduanya mengharapkan pahala dari Allah kecuali Allah akan bukakan baginya dua pintu – yakni pintu surga – apabila orang tuanya tinggal satu, maka hanya satu pintu surga, dan jika dia membuat murka salah satunya maka Allah tidak akan rida kepadanya sampai orang tuanya rida kepadanya.” Ditanyakan kepadanya, “Walaupun keduanya menzalimi si anak?”
Ibnu ‘Abbas berkata, “Walaupun keduanya menzaliminya,” (HR Bukhari, dalam Adabul Mufrad: 7. Al-Albani: Sanadnya Daif).
Penjelasan oleh Maulana Khalid Khan Garhi:
Riwayat ini menjelaskan tentang keutamaan berbakti, taat, dan bersikap baik kepada orang tua. Jika kedua orang tua dari seorang muslim masih hidup dan muslim tersebut memberinya sikap hormat, berbakti kepadanya, serta menaatinya, maka Allah bukakan baginya dua pintu surga. Akan tetapi, jika orang tuanya tinggal satu yang hidup, dan dia hormat kepadanya, menyayanginya, juga merawatnya, maka dikarenakan amal salehnya tersebut satu pintu surga terbuka untuknya.
Selain itu, hadis ini juga menjelaskan tentang keburukan yang bakal diterima oleh seseorang yang tidak berbakti kepada kedua orang tuanya. Hadis ini memberi peringatan dengan sangat jelas bahwa siapa saja yang membuat orang tuanya murka, maka dia akan mendapat kemurkaan Allah, dan dia akan terus mendapat kemurkaan Allah sampai dia berubah dan berhasil membuat rida orang tuanya.
Di bagian akhir dari hadis ini menjelaskan bahwa meskipun orang tua bersikap zalim dan kasar kepada anaknya, tetapi jika si anak berbuat durhaka dan menyakiti orang tuanya, maka pintu neraka akan terbuka untuk si anak tersebut. Tetapi ingat, hadis ini bukanlah dalil tentang bolehnya orang tua untuk bersikap kasar lagi keras kepada anak-anaknya. Jika orang tua berbuat zalim kepada anaknya, maka mereka akan mendapat balasan akan kezalimannya itu.
Anak harus sadar betul tentang tanggung jawabnya kepada orang tuanya. Jika orang tua tidak menjalankan kewajibannya, maka itu urusan orang tuanya (dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala), bukan urusan si anak.
Sungguh, hadis ini mengandung nasihat yang mulia dan petunjuk yang sangat berguna tentang hidup bersama. Setiap dari kita harus memerhatikan tanggung jawab dan tugasnya masing-masing, dan tidak usah menggubris tentang perilaku orang kepada diri kita. Jika semua orang, yang tua dan yang muda, menyadari betul nasihat ini, maka in sya Allah hidup ini akan penuh dengan kedamaian. Dan hanya Allah yang mampu memberi taufik…
Penerjemah: Irfan Nugroho (Staf Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo)