Apakah Manusia Makhluk Ciptaan Terbaik?
Pertanyaan:
Assalamualaikum. Apakah manusia ciptaan terbaik?
Jawaban oleh Fatwa Center IslamWeb, diketuai oleh Syekh Abdullah Faqih Asy-Syinqitti
Segala puji hanya milik Allah, Raab semesta alam. Saya bersaksi bahwa tiada Ilah yang hak untuk diibadahi selain Allah, dan bahwa Muhammad ﷺ adalah hamba dan utusanNya.
Tidak diragukan lagi bahwa Allah menganugerahi manusia di awal penciptaannya dan memberinya kelebihan atas ciptaan-Nya yang lain dengan memberinya akal.
Allah ﷻ berfirman:
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna,” [QS Al-Isra: 70].
Imam al-Qurtubi Rahimahullah berkata:
“Argumen yang shahih adalah “Manusia memiliki akal yg merupakan alasan Allah mewajibkan ibadah kepadaNya. Dengan akal pula mereka mengenal Allah dan memahami kalamNya. Akal mampu menghubungkan seluruh kenikmatan dan sebagai sarana utk membenarkan rasul-rasulNya.”
Oleh karena itu, jika seseorang memakai akalnya dengan cara yang benar, maka hal itu akan menunjukinya pada jalan yang benar dan dengan demikian dia menjadi sempurna. Beberapa ulama berpendapat bahwa orang-orang yang saleh dari kalangan manusia adalah lebih utama daripada malaikat.
Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata tentang Adam alaihissalam:
“Adam, juga orang-orang saleh dari keturunannya, adalah lebih utama daripada malaikat meskipun manusia diciptakan dari tanah dan malaikat diciptakan dari cahaya.” (akhir kutipan)
Meskipun demikian, perkara ini adalah perkara ikhtilafiah di kalangan ulama.
Perlu dicatat bahwa kelebihan Nabi kita, Muhammad ﷺ atas makhluk lainnya tidak termasuk ke dalam perbedaan pendapat ini, karena Nabi Muhammad ﷺ adalah mutlak makhluk (ciptaan) terbaik.
Sekarang mari kami jelaskan bahwa ketika seseorang berhenti memakai akalnya dan justru cenderung mengikuti hawa nafsunya lalu menyembah selain Allah, maka dia telah jatuh ke dasar terbawah dan dalam kondisi seperti itu dia menjadi lebih jelek daripada binatang, bahkan binatang lebih utama atau lebih baik daripada orang seperti itu.
Allah ﷻ berfirman:
“Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah,” [QS al-A’raaf: 179].
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir Rahimahullah berkata:
“Yakni lebih sesat daripada hewan ternak, karena hewan ternak adakalanya memenuhi seruan penggembalanya di saat penggembalanya memanggilnya, sekalipun ia tidak mengerti apa yang diucapkan penggembalanya. Lain halnya dengan mereka. Hewan ternak melakukan perbuatan sesuai dengan apa yang diciptakan untuknya, adakalanya berdasarkan tabiatnya, adakalanya pula karena ditundukkan. Lain halnya dengan orang kafir, karena sesungguhnya dia diciptakan hanya semata-mata untuk menyembah Allah dan mengesakan-Nya, tetapi ternyata dia kafir dan mempersekutukan-Nya. Karena itu, disebutkan bahwa barang siapa yang taat kepada Allah, maka dia lebih mulia daripada malaikat ketak di hari dia kembali ke alam akhirat. Dan barang siapa yang kafir kepada Allah, maka hewan ternak lebih sempurna daripadanya.” (akhir kutipan)
Oleh karena itu, jelas sudah bahwa ada penjelasan dalam hal ini.
Kesimpulannya, kami meminta penanya untuk bertanya tentang hal-hal yang lebih berguna bagi amalannya.
Wallahualam bish shawwab
Fatwa No: 373888
Tanggal: 15 Rajab 1439 H (1 April 218)
Sumber: IslamWeb.Net
Penerjemah: Irfan Nugroho (Staf Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran at-Taqwa Sukoharjo)