Aqidah

Nama-nama Malaikat dan Tugas-tugas Malaikat (2)

Malaikat yang Membawa Nutfah (Janin)

Imam Muslim Rahimahullah meriwayatkan di dalam Sahih Muslim bahwa Abu Dzar Radhiyallahuanhu berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda:
 
إِذَا مَرَّ بِالنُّطْفَةِ ثِنْتَانِ وَأَرْبَعُونَ لَيْلَةً بَعَثَ اللَّهُ إِلَيْهَا مَلَكًا فَصَوَّرَهَا وَخَلَقَ سَمْعَهَا وَبَصَرَهَا وَجِلْدَهَا وَلَحْمَهَا وَعِظَامَهَا ثُمَّ ‏.‏ قَالَ يَا رَبِّ أَذَكَرٌ أَمْ أُنْثَى فَيَقْضِي رَبُّكَ مَا شَاءَ وَيَكْتُبُ الْمَلَكُ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ أَجَلُهُ ‏.‏ فَيَقُولُ رَبُّكَ مَا شَاءَ وَيَكْتُبُ الْمَلَكُ
 
“Ketika 42 malam telah berlalu, Allah mengutus seorang Malaikat kepada Nutfah (janin) dan memberinya wujud, memberinya pendengaran dan penglihatan, kulit, daging, dan tulang. Lalu Malaikat itu berkata, ‘Ya Allah, laki-laki atau perempuan?’ Kemudian Allah menentukan takdir sesuai kehendaknya dan Malaikat menuliskannya,” (HR Muslim: 2645).
 

Empat Malaikat bagi setiap Manusia

Allah berfirman:
 
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ ١١
 
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah,” (QS Ar-Rad [13]: 11).
 
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah, di dalam Tafsir Ibnu Katsir, menulis:
 
“Allah menyatakan bahwa ada Malaikat-malaikat yang secara bergantian menjaga setiap hamba, sebagiannya di malam hari dan sebagian lainnya di malam hari. Malaikat-malaikat ini melindungi setiap manusia dari kejahatan dan kecelakaan.
 
Selain itu ada juga para Malaikat lain yang bergiliran mencatat perbuatannya, baik dan buruk. Ada pula Malaikat yang bertugas malam dan ada yang bertugas siang. Ada dua Malaikat di kanan dan di kiri yang mencatat amal perbuatan manusia. Yang di sebelah kanan bertugas mencatat perbuatan baik dan yang di sebelah kiri bertugas mencatat perbuatan buruk. Masih ada dua Malaikat lain yang menjaganya, satu di depan dan satu lagi di belakang.
 
Jadi, manusia itu dikelilingi empat Malaikat pada siang hari dan empat Malaikat lainnya pada malam hari dengan silih berganti. Dua sebagai penjaga dna dua lainnya sebagai pencatat amal perbuatannya, sebagaimana disebutkan di dalam hadis sahih:
 
‏يتعاقبون فيكم ملائكة بالليل، وملائكة بالنهار، ويجتمعون في صلاة الصبح وصلاة العصر، ثم يعرج الذين باتوا فيكم، فيسألهم الله -وهو أعلم بهم-‏:‏ كيف تركتم عبادي‏؟‏ فيقولون تركناهم وهم يصلون، وأتيناهم وهم يصلون
 
Malaikat-malaikat bergirilah mengikuti kalian, pada malam hari dan siang hari, dan mereka berkumpul pada waktu salat Subuh dan salat Ashar, lalu naiklah kepada Allah para Malaikat itu yang sebelumnya berada bersama kalian, dan Allah menanyakan kepada mereka (sedang Allah Mahamengetahui keadaan kalian), “Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hambaKu?” Mereka menjawab, “Kami mendatangi mereka sementara mereka sedang salat, dan kami meninggalkan mereka sementara mereka pun sedang salat,” (Muttafaq Alaih).
 
Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan berkata:
 
“Jadi, di mana mereka yang enggan mendatangi Salat Fajar (Subuh), tidur di ranjang-ranjang mereka dan enggan menyaksikan kejadian yang dahsyat ini setiap malam dengan para Malaikat dari yang Maha pengasih?…
 
“Keuntungan apa yang dimiliki orang seperti ini, yang enggan mendatangi Salat Subuh dan justru memilih tidur? Keuntungan apa yang didapat orang seperti ini, yang enggan hadir di Salat Asar karena malas, memilih tidur, atau hal-hal lainnya? Disebutkan di dalam sebuah hadis:
 
 الَّذِي تَفُوتُهُ صَلاَةُ الْعَصْرِ كَأَنَّمَا وُتِرَ أَهْلَهُ وَمَالَهُ

 
Siapa saja yang terlewat Salat Asar (secara sengaja), maka seolah-olah dia telah kehilangan keluarga dan hartanya,” (HR Bukhari: 552).
 
“Juga di dalam hadis lainnya disebutkan, “….maka dia telah menghapus semua amalannya.”
 
“Ini artinya, orang tersebut melakukan salat di luar waktu yang seharusnya. Jika dia melakukannya tidak tepat waktu, maka dia telah melewatkannya,” (Lihat Al-Iman bil Malaikat).
 
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah, di dalam Al-Bidayah wa Nihayah (1/54), menulis:
 
“Pernah ada seorang laki-laki memberitahukan kepada Sahabat ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahuanhu, bahwa ada sekelompok orang yang bermaksud untuk membunuhnya, kemudian ‘Ali menjawab, “Sesungguhnya bagi setiap seseorang ada malaikat yang menjaganya dari apa yang tidak ditakdirkan padanya. Umur yang telah ditetapkan untukmu adalah perlindungan bagimu.”
 
Oleh karena itu, selama Allah telah menetapkan bahwa seseorang akan selamat dari bahaya, para Malaikat inilah yang akan melindungi dan menjaganya, dan tak ada manusia atau makhluk lain yang mampu membahayakannya.
 
Akan tetapi, jika Allah berkehendak mengakhiri waktu yang telah ditentukan, para Malaikat yang senantiasa berada di sekelilingnya ini akan menjauh dari orang tersebut, karena mereka tidak bisa menolak perintah Allah.
 
وَهُوَ ٱلۡقَاهِرُ فَوۡقَ عِبَادِهِۦۖ وَيُرۡسِلُ عَلَيۡكُمۡ حَفَظَةً حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ تَوَفَّتۡهُ رُسُلُنَا وَهُمۡ لَا يُفَرِّطُونَ ٦١
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya,” (QS Al-An’am [6]: 61).
 
Allah berfirman tentang Malaikat yang ditunjuk untuk menulis perbuatan setiap manusia:
 
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهِۦ نَفۡسُهُۥۖ وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ إِلَيۡهِ مِنۡ حَبۡلِ ٱلۡوَرِيدِ ١٦ إِذۡ يَتَلَقَّى ٱلۡمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٞ ١٧  مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٞ ١٨
 
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya; (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri; Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir,” (QS Qaaf [50]: 16-18).
 
Juga di ayat lainnya, Allah berfirman:
 
 وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَٰفِظِينَ ١٠ كِرَامٗا كَٰتِبِينَ ١١  يَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ ١٢
 
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu); yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu); mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS Al-Infithar [82]: 10-12).
 
Jadi, Malaikat-malaikat yang bertugas mencatat amal perbuatan kita akan senantiasa menulis semua yang dilakukan oleh manusia di dalam kehidupan, sedari manusia itu memasuki masa puber (baligh), sampai pada waktu ketika Allah mencabut nyawanya.
 
Jadi, setiap manusia akan mendapati buku catatan amal mereka di Hari Perhitungan kelak, termasuk semua ucapan dan perbuatan manusia:
 
وَكُلَّ إِنسَٰنٍ أَلۡزَمۡنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِي عُنُقِهِۦۖ وَنُخۡرِجُ لَهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ كِتَٰبٗا يَلۡقَىٰهُ مَنشُورًا ١٣ ٱقۡرَأۡ كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا ١٤
 
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka; “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu,” (QS Al-Isra [17]: 13-14).
 
Di Hari Perhitungan kelak, manusia akan menerima Kitab Catatan Amal di tangan kanan, itu apabila dia adalah orang yang beriman; dan di tangan kiri jika dia adalah orang yang kafir. Inilah masa-masa ketika para Mujrimun (ahli maksiat, orang zalim atau musrik) akan merasa ketakutan yang sangat seperti di dalam firmanNya:
 
وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُشۡفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا ٤٩
 
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun,” (QS Al-Kahfi [18]: 49).
 
Sumber:
Aziz, Shawama Abdul. ——. Faith in the Angels. QSEP Publisher.
 

BACA JUGA:  Khutbah Jumat tentang Zakat, Keutamaan dan Ancaman

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button