8 Cara Mendapat Syafaat di Hari Kiamat
Pembaca rahimakumullah, artikel cara mendapat syafaat ini adalah terjemahan dari makalah yang ditulis oleh Syaikh Ahmad bin Sawad di situs Syabakah Alukah. Apa saja cara mendapat syafaat? Teruskan membaca!
Cara Mendapat Syafaat
Sungguh, telah banyak dalil di dalam Al-Kitab dan As-Sunnah yang menetapkan adanya syafaat di negeri akhirat. Allah ta’ala berfirman:
Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” [QS Az-Zumar: 44]
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
Syafaat tidak bermanfaat kecuali dari orang yang telah diberi izin oleh Allah. Jadi, semua syafaat itu tergantung oleh Allah. Allah yang mengatur semua itu.
Pelajaran dari QS Az-Zumar 44:
1 – Wajib meminta syafaat dari pihak yang memilikinya, yaitu Allah ta’ala, (Tafsir Muharar Dorar Saniyah)
2 – Wajib memurnikan ibadah hanya kepadaNya, (Idem)
3 – Ayat ini berisi balasan kepada kaum Mu’tazilah dan Khawarij yang mengingkari adanya syafaat bagi mereka yang melakukan dosa besar, (Idem) (Karena kedua kelompok tersebut meyakini bahwa pelaku dosa besar selain syirik akan kekal di dalam neraka)
4 – Lalu bagaimana dengan syafaat para nabi, ulama, syuhada, dan anak-anak? Katanya syafaat hanya milik Allah? Jawabannya adalah:
Maknanya adalah bahwa tidak ada yang memiliki syafaat kecuali atas izin Allah ta’ala, (Idem)
5 – Ayat ini juga membuktikan bahwa syafaat itu ada beberapa macam, (Idem)
Lalu apa saja sebab untuk mendapat syafaat?
1 – Tauhid
Syafaat di akhirat itu hanya untuk orang yang meninggal dunia dalam kondisi menauhidkan Allah, tidak menyekutukan Allah dengan apa pun sama sekali. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. [QS At-Taubah: 113].
Pelajaran dari QS At-Taubah 113:
1 – Di dalam ayat ini terdapat pengharaman untuk mendoakan ampunan bagi orang kafir, yang masih hidup atau yang sudah mati, (Tafsir Muharar).
2 – Ayat ini berisi pemutusan hubungan kewalian dengan orang kafir, hidup maupun mati. Allah tidak membolehkan orang beriman memintakan ampunan bagi orang musrik, (Idem).
3 – Seseorang memintakan ampunan bagi orang lain, itu tidak akan berguna kecuali disertai dengan keimanan, (Idem).
4 – Ekspresi “nafyu” (penafian) di dalam ayat ini bermakna “nahyu” (larangan), (Idem)
2 – Membaca Quran
Bacaan Quran, dengan seizin Allah, akan berubah menjadi sosok yang diizinkan Allah untuk memberi syafaat kepada orang yang membacanya. Rasulullah ﷺ bersabda:
Bacalah oleh kalian Al-Quran, karena ia akan datang di hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya, (Sahih Muslim: 804).
3 – Puasa
Puasa, dengan seizin Allah, akan diubah menjadi sosok di hari kiamat mampu memberikan syafaat kepada orang yang melakukannya. Rasulullah ﷺ bersabda:
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Puasa dan Al-Quran akan menjadi dua pemberi syafaat bagi seorang hamba di hari kiamat, (Musnad Ahmad: 6626).
4 – Doa yang Diajarkan Nabi ﷺ setelah Azan
Imam Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Siapa saja yang setelah mendengar azan mengucapkan ini:
ALLAHUMMA RABBA HAADZIHID DA’WATIT TAMMAH WASHSHALAATIL QAA’IMAH. AATI MUHAMMADANIL WASIILATA WALFADLIILAH WAB’ATSHU MAQAAMAM MAHMUUDANIL LADZII WA’ADTAH
(Ya Allah, Rabb Pemilik seruan yang sempurna ini, dan Pemilik shalat yang akan didirikan ini, berikanlah wasilah (perantara) dan keutamaan kepada Muhammad. Bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji sebagaimana Engkau telah jannjikan).
Dia telah menghalalkan syafaat baginya syafaatku di hari kiamat, (Sahih Bukhari: 614).
5 – Tinggal di Madinah dan Bersabar atas Susahnya Hidup di Sana
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Tidaklah salah seorang dari umatku yang sanggup bersabar atas kesusahan dan kesulitan di kota Madinah ini, kecuali aku akan menjadi pembela atau saksi baginya kelak pada hari kiamat, (Sahih Muslim: 1378).
Pelajaran dari hadis ini:
1 – Sabda Nabi (لا يَصبِرُ عَلى لَأْوائِها) berarti tidaklah seseorang bersabar kerasnya hidup di Madinah dan menderita kelaparan di sana, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah).
2 – Sabda Nabi (إلَّا كنتُ لهُ شَهيدًا أو شَفيعًا يومَ القِيامةِ) bermakna:
– Nabi akan menjadi saksi atas kebaikan bagi sebagiaan penduduk Madinah,
– Nabi akan memberi syafaat bagi sebagian lainnya,
– Atau, Nabi akan memberi syafaat dan menjadi saksi bagi orang yang tidak taat atau ahli maksiat (selama tidak mati dan membawa dosa kesyirikan/kekafiran), (Idem).
3 – Hadis ini berisi anjuran untuk tinggal di Madinah, (Idem).
4 – Penjelasan tentang keutamaan sabar di atas penderitaan dan kelaparan di Madinah, (Idem).
5 – Penjelasan tentang keutamaan Nabi shalallahu alaihi wasallam daripada penduduk Madinah, (Idem).
6 – Memperbanyak Orang yang Salat Jenazah
Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Mayat yang dishalatkan oleh kaum muslimin dengan jumlah melebihi seratus orang, dan semuanya mendo’akan dia mendapat syafaat, maka salat mereka itu akan menjadi sebab baginya untuk mendapat syafaat, (Sahih Muslim: 947).
Pelajaran dari hadis ini:
1 – Sabda Nabi (كُلُّهم يَشفَعونَ لَه) atau (semuanya memintakan syafaat baginya) maksudnya:
Mereka meminta kepada Allah ta’ala supaya mengampuni dosa dan kejahatannya. Mereka juga mendoakan kebaikan baginya.
Siapa saja yang kondisinya seperti ini, syafaat dari orang-orang, serta doa mereka baginya, akan dikabulkan, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 70268).
2 – Hanya saja, syafaat ini terikat dengan dua kondisi:
– Mereka ikhlas mendoakan dan memintakan ampunan baginya,
– Jumlah kaum muslimin mencapai 100, dan mereka tidak menyekutukan Allah sama sekali, (Idem).
3 – Lalu bagaimana dengan hadis lai yang menyebutkan jumlah kurang dari itu? Jawabannya adalah bahwa riwayat 100 orang ini tidak menafikan diterimanya syafaat dari orang yang berjumlah kurang dari 100.
4 – Hadis ini berisi anjuran untuk memperbanyak jumlah orang yang salat jenazah hingga mencapai minimal jumlah tersebut, karena hal itu adalah sebab kemenangan, (Idem).
5 – Bahwa orang yang melakukan salat jenazah bisa memberi syafaat bagi orang yang disalati, (Idem).
6 – Penjelasan tentang ikhlas dalam mendoakan jenazah, (Idem).
7 – Banyak Salat
Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Rabiah bin Ka’ab Al-Aslami Radhiyallahu Anhu bahwa dia pernah beralam bersama Rasulullah ﷺ. Dia mengambilkan air wudu, dan air untuk buang hajat beliau. Lalu Rabiah meminta kepada Nabi ﷺ:
Berdoalah untuk saya, ya Rasul, supaya saya bisa bersama Anda di surga.
Lantas Rasulullah ﷺ bersabda:
Kalau begitu, bantu saya dengan kamu banyak bersujud, (Sunan Abu Dawud).
Pelajaran dari hadis ini:
1 – Sabda Nabi (فأَعِنِّي على نفسِكَ بكثرةِ السُّجودِ) atau (maka bantulah saya untuk kebaikanmu dengan memperbanyak sujud) maksudnya:
Biasakan untuk memperbanyak sujud kepada Allah di dalam salat wajib dan salat sunah, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 23200).
2 – Banyak sujud akan menjadi sebab bagi seseorang untuk masuk ke dalam surga dan menemani Nabi di dalamnya, (Idem).
3 – Hadis ini berisi anjuran untuk memperbanyak sujud, yaitu dengan melamakan sujud dan memperbanyak salat, (Idem).
4 – Penjelasan tentang bersemangatnya para sahabat untuk meminta sesuatu yang paling penting dan apa yang membuat mereka masuk ke surga, (Idem).
8 – Bersabar dengan Kematian Anak yang Belum Baligh
Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Tidak seorang muslimpun yang ditinggal wafat oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali Allah memasukkannya ke dalam surga karena limpahan rahmatNya kepada mereka, (Sahih Bukhari: 1381).
Pelajaran dari hadis ini:
1 – Yang dimaksud adalah sabar dan rida dengan ketentuan dan takdir Allah, khususnya ketika di awal musibah, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 34934).
2 – Besarnya pahala orang yang tertimpa musibah berupa meninggalnya anak, (Idem).
3 – Penjelasan bahwa anak muslim yang meninggal itu di surga, (Idem).
4 – Salah satu ujian yang paling sulit adalah hilangnya kerabat atau orang tercinta, (Idem).
Wallahua’lam
Karangasem, 25 Oktober 2024
Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. Amin)