Fiqih

Fikih Dorar Saniyah: Pengantar Bab Bersuci (Taharah)

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah terjemahan Ensiklopedia Fikih Dorar Saniyah tentang Pengantar Bersuci atau Taharah. Semoga bermanfaat!

أَهَمِّيَّةُ الطَّهَارَةِ فِي الْإِسْلَامِ

PENTINGNYA TAHARAH DI DALAM ISLAM

عِنَايَةُ الْإِسْلَامِ بِالطَّهَارَةِ

1 – Perhatian Islam terhadap Taharah

Allah ta’ala berfirman kepada NabiNya ﷺ di awal dakwah beliau ﷺ:

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

Dan pakaianmu, maka sucikanlah, (QS Al-Mudatsir: 4).

Rasulullah ﷺ bersabda:

الطُّهورُ شَطرُ الإيمانِ

Kesucian adalah separuh dari iman, (Sahih Muslim: 223).[i]

مُحَبَّةُ اللَّهِ سُبْحَانَهُ لِلْمُتَطَهِّرِينَ

2 – Kecintaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk Orang yang Bersuci

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersuci, (QS Al-Baqarah: 222).

ثِنَاؤُهُ عَلَى الْمُتَطَهِّرِينَ

3 – Pujian untuk Orang yang Bersuci

Allah ta’ala berfirman:

فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin menyucikan diri mereka. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersuci, (QS At-Taubah: 108).

تَعْرِيفُ الطَّهَارَةِ

DEFINISI TAHARAH

تعريفُ الطَّهارةِ

1 – Definisi Taharah

Secara bahasa, taharah berarti:

النَّزَاهَةُ وَالنَّظَافَةُ مِنْ الْأَدْنَاسِ وَالْأَوْسَاخِ

Netral dan bersih dari kotoran dan sesuatu yang jorok, (Lisanul Arab li Ibni Mandhur: 4/506).

Secara istilah, taharah berarti:

رَفْعُ الْحَدَثِ وَمَا فِي مَعْنَاهُ، وَزَوَالُ الْخُبُثِ

Mengangkat hadas dan yang terkandung di dalam makna hadas, serta menghilangkan kotoran, (Mawahibul Jalil lil Khattabi: 1/60-61).

فَالطِّهَارَةُ تُطْلَقُ عَلَى مَعْنَيَيْنِ

2 – Dua Makna Taharah

Makna taharah yang pertama adalah:

زَوَالِ الْخُبُثِ وَهُوَ النَّجَاسَةُ، وَالْمَقْصُودُ مِنْهُ: طَهَارَةُ الْبَدَنِ وَالثَّوْبِ وَالْمَكَانِ

Menghilangkan kotoran, yaitu najis. Maksudnya adalah sucinya badan, pakaian, dan tempat.

BACA JUGA:  Minhajul Muslim: Salat Jumat – Hukum, Hikmah, dan Lainnya

Makna taharah yang kedua adalah:

رَفْعُ الْحَدَثِ (وَالْمَقْصُودُ مِنْهُ: الطَّهَارَةُ بِالْوُضُوءِ، وَالْغُسْلِ)

Mengangkat hadas, (maksudnya adalah bersuci dengan wudu dan mandi)

وَمَا فِي مَعْنَى رَفْعِ الْحَدَثِ، وَهُوَ كُلُّ طَهَارَةٍ لَا يَحْصُلُ بِهَا رَفْعُ الْحَدَثِ، أَوْ لَا تَكُونُ عَنْ حَدَثٍ (كَطَهَارَةِ مَنْ بِهِ سَلَسُ بَوْلٍ، أَوْ تَجْدِيدِ الْوُضُوءِ، وَغَسْلِ الْيَدَيْنِ بَعْدَ الْقِيَامِ مِنْ نَوْمِ اللَّيْلِ)

Serta apa yang terkandung di dalam makna mengangkat hadas, yaitu setiap upaya bersuci yang tidak mengangkat hadas, atau bukan dalam rangka bersuci sebagai ritual, seperti bersucinya orang yang menderita Urinary Incontinence, atau memperbarui wudu, atau mencuci tangan setelah bangun dari tidur malam.

أَقْسَامُ الطَّهَارَةِ

MACAM TAHARAH

بِاعْتِبَارِ مَحَلَّهَا: وَتَنْقَسِمُ إِلَى قِسْمَيْنِ

1 – Berdasarkan Tempatnya, Taharah ada Dua Macam:

الطَّهَارَةُ الْبَاطِنَةُ
A – Taharah Batiniah

Yang dimaksud dengan taharah batiniah adalah sucinya hati dari syirik, dengki, dan marah kepada hamba Allah  yang beriman, dan ini lebih krusial daripada taharah badaniah, bahkan tidak mungkin menegakkan taharah badaniyah secara syar’i jika masih disertai dengan adanya najis berupa syirik. Allah ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ

Sesungguhnya hanya orang-orang musryik yang najis, (QS At-Taubah: 28).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

إنَّ المؤمِنَ لا يَنجُسُ

Sungguh, orang beriman itu tidak najis, (Sahih Bukhari: 285. Sahih Muslim: 371).

الطَّهَارَةِ الْحِسِّيَّةُ
B – Taharah Inderawi

Yang dimaksud dengan taharah inderawi adalah suci dari hadas dan najis.

بِاعْتِبَارِ نَوْعِهَا

2 – Berdasarkan Macam Taharah:

الطَّهَارَةِ مِنْ الْحَدَثِ
A – Suci dari Hadas

Dalam hal ini ada tiga macam:

الْأَوَّلُ: الطَّهَارَةُ الْكُبْرَى: وَهِيَ الْغُسْلُ.
الثَّانِي: الطَّهَارَةُ الصُّغْرَى: وَهِيَ الْوُضُوءُ.
الثَّالِثُ: طَهَارَةٌ بَدَلٍ مِنْهُمَا: وَهِيَ التَّيَمُّمُ.

1 – Taharah Kubra (Besar), yaitu mandi.

2 – Taharah Sugra (Kecil), yaitu wudu.

3 – Taharah Pengganti Keduanya, yaitu tayamum.

الطَّهَارَةِ مِنْ الْخُبُثِ
B – Suci dari Khobats (Kotoran)

Dalam hal ini ada tiga macam:

الْأَوَّلُ: طَهَارَةُ غَسْلٍ. الثَّانِي: طَهَارَةُ مَسْحٍ. الثَّالِثُ: طَهَارَةُ نَضْحٍ

1 – Taharah Guslin (Bersuci dengan Mandi)

2 – Taharah Mashin (Bersuci dengan Mengusap)

3 – Taharah dengan Nadhin (Bersuci dengan Memercikkan), (Bidayatul Mujtahid li Ibni Rusydi: 1/7. Al-Fiqhul Islamiy wa Adillatuhu: 1/238).

تَعْرِيفُ الْحَدَثِ

DEFINISI HADAS

Hadas secara bahasa artinya:

مِنْ الْحُدُوثِ، وَهُوَ الْوُقُوعُ وَالتَّجَدُّدُ، وَكَوْنُ الشَّيْءِ بَعْدَ أَنْ لَمْ يَكُنْ، وَيَأْتِي بِمَعْنَى الْأَمْرِ الْحَادِثِ الْمُنْكَرِ الَّذِي لَيْسَ بِمُعْتَادٍ وَلَا مَعْرُوفٍ، وَمِنْهُ مُحْدَثَاتُ الْأُمُورِ

Hadas berasal dari kata “Al-Hudust”, yaitu sesuatu yang terjadi dan baru. Ia adalah sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Ia datang dengan makna sebagai sesuatu yang baru lagi aneh, yang tidak biasa, atau tidak diketahui. Darinya sesuatu yang baru terwujud, (Lisanul Arab li Ibni Mandhur: 2/131).

BACA JUGA:  Bolehkah Wudhu sambil Bicara? Ini Penjelasan para Ulama

Hadas secara istilah bermakna:

وَصْفٌ قَائِمٍ بِالْبَدَنِ يَمْنَعُ مِنْ الصَّلَاةِ وَنَحْوِهَا، مِمَّا تُشْتَرَطُ لَهُ الطَّهَارَةُ

Kondisi yang memengaruhi badan dan mencegahnya dari salat dan perkara lain yang disyaratkan untuk bersuci, (Hasiyah Ad-Dasuqi: 1/32. Asy-Syarhul Mumthi’ li Ibni Utsaimin: 1/25).

أَقْسَامُ الْحَدَثِ

MACAM-MACAM HADAS

Hadas terbagi menjadi dua macam:

Hadas Asgar (Hadas Kecil), yaitu:

الْحَدَثُ الْأَصْغَرُ، وَهُوَ مَا يَجِبُ بِهِ الْوُضُوءُ؛ كَالْبَوْلِ، وَالْغَائِطِ، وَخُرُوجِ الرِّيحِ

Hadas Asgar adalah sesuatu yang mewajibkan wudu, seperti buang air kecil, buang air besar, serta buang angin.

Hadas Akbar (Hadas Besar), yaitu:

الْحَدَثُ الْأَكْبَرُ، وَهُوَ مَا يَجِبُ بِهِ الْغُسْلُ؛ كَمَنْ جَامَعَ أَوْ أَنْزَلَ

Hadas Akbar adalah sesuatu yang mewajibkan mandi, seperti orang yang jima atau ejakulasi. Wallahua’lam.

Karangasem, 5 November 2024

Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. Amin)

Catatan Tambahan

[i] Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, “Pendapat yang paling banyak disetujui adalah bahwa yang dimaksud kesucian di sini yaitu bersuci dari hadas dengan air,” (Jamiul Ulum wal Hikam: 2/7).

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button