Khutbah
Khutbah Jumat: Seruan Untuk Berkurban (Udhiyah)
Oleh Irfan Nugroho
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ
Segala puji bagi Allah
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
Hanya kepadanya kita memuji, meminta pertolong, serta bertaubat dari dosa-dosa kita
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
Kita berlindung kepada Allah dari keburukan jiwa dan amalan buruk kita.
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ
Barang siapa yang diberi hidayah oleh Allah, niscaya tidak ada akan pernah sesat selamanya
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Dan barang siapa yang dibuat sesat oleh Allah, niscaya tidak akan mendapat petunjuk selamanya
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang hak untuk diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan takwa yang sebenar-benarnya, dan jangan kalian meninggal dunia kecuali kalian dalam keadaan Islam
…
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah, Al-Quran
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ،
sebaik-baik petunjuk setelah Al-Quran adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا،
Dan perbuatan yang keliru adalah perbuatan yang tidak berlandaskan pada Al-Quran dan As-Sunnah
وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
Dan setiap yang tidak berlandaskan pada Al-Quran dan Sunnah adalah perbuatan yang baru di dalam agama
وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً،
Dan perbuatan yang baru di dalam agama itu bisa membawa pelakunya kepada kekeliruan
وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Dan akan membawa pelakunya kepada api neraka.
Ma’asyiral muslimiin… Sidang Shalat Jumat yang semoga senantiasa dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala…
Maasyiral Muslimin, Rakhimakumullah…
Dulu di zaman jahiliah, zaman kegelapan sebelum datang Nabi Muhammad ﷺ membawa syariat Islam yang indah ini, orang-orang kafir Quraisy memiliki kebiasaan menyembelih hewan kurban, lalu melumuri Ka’bah dengan darah hewan kurban tersebut, lalu membiarkan dagingnya berada di sekitar Ka’bah dan di sekitar berhala-berhala atau patung-patung kecil yang ada di sekitarnya.
Tradisi seperti itu terus berlanjut hingga datang Nabi Muhammad ﷺ diutus sebagai utusan Allah yang membawa Risalah Islam, lalu kemudian sebagian sahabat Radhiyallahuanhum berkata:
فَنَحْنُ أَحِقُّ أَنْ نَنْضَحَ
“Kami lebih berhak untuk melakukan yang seperti itu (yakni melumuri Ka’bah dengan darah hewan kurban),”
Tetapi Allah kemudian melarang hal tersebut dengan firmanNya:
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang dapat mencapainya,” [QS Al-Hajj: 37]
Allah tidak butuh terhadap daging dan darah hewan kurban kita, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah ﷺ:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَا إِلَى أَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ“
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk (rupa) dan harta kalian, tetapi melihat kepada hati dan amal perbuatan kalian,” [HR Muslim]
Justru kitalah yang butuh dari hewan kurban kita itu pahala yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana dalam firmanNya:
لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ
“kalian memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah oleh kalian nama Allah ketika kalian menyembelihnya,” [QS Al-Hajj: 36]
Maasyiral Muslimin, Rakhimakumullah…
Ibadah qurban, atau biasa disebut Udhiyah, adalah ujian ketakwaan. Udhiyah adalah ujian bagi kita umat Islam, siapa yang paling ikhlas dan paling sesuai dengan tuntunan Nabi dalam memenuhi perintah Allah:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ [الكوثر : 2[
“Maka dirikanlah salat, dan berkurbanlah,” [QS Al-Kautsar: 02]
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [الأنعام : 162[
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, kurbanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,” [QS Al-An’am: 162]
Maasyiral Muslimin, Rakhimakumullah…
Udhiyah atau qurban juga merupakan ujian keimanan. Iman kita diuji, apakah kita percaya dengan janji Allah:
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya,” [QS. Saba’: 39].
Atau justru menahan diri dari mengorbankan harta kita yang sebenarnya berlebih karena belum mantap iman kita terhadap janji-janji Allah.
Nabi Ibrahim Alaihissalam saja, beliau diuji keimanannya dengan perintah dari Allah untuk menyembelih, atau mengorbankan satu-satunya harta yang sangat beliau cintai, yaitu putranya sendiri Ismail Alaihissalam. Maka wajar jika kemudian Allah menyebut Nabi Ibrahim Alaihissalam:
}إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ} [الصافات : 106[
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata,” [QS Ash-Shaffat: 106].
}إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ} [الصافات : 111[
“Sesungguhnya dia (Nabi Ibrahim) termasuk hamba-hamba Kami yang beriman,” [QS Ash-Shaffat: 111].
Dan terakhir…
Udhiyah adalah bentuk syukur kita kepada Allah, dengan berbagi kepada sesama:
فَإِذَا وَجَبَت جُنُوبُهَا فَكُلُواْ مِنهَا وَأَطعِمُواْ ٱلقَانِعَ وَٱلمُعتَرَّۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرنَٰهَا لَكُم لَعَلَّكُم تَشكُرُونَ ٣٦
“Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang tidak meminta jatah dan orang yang meminta jatah. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur,” (QS Al-Hajj: 36).
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ:
Ma’asyiral Muslimiin, rakhimakumullah…
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang sangat banyak,” (QS Al-Kautsar: 1).
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah,” (QS Al-Kautsar: 2).
Oleh karena kita telah diberi banyak kenikmatan dari Allah ﷻ, bisa berupa diri dan anak istri yang sehat, tidak ada yang tertimpa kecelakaan, diberi kesembuhan dari sakit yang parah, diberi keturunan, diberi panen melimpah, air yang terus mengalir, anak yang kini sudah lulus sekolah, bisa bekerja, dan mandiri, kampung yang aman dan guyup rukun, maka Allah memerintahkan kita untuk mengerjakan salat, baik yang wajib maupun yang sunah, juga ibadah kurban di hari raya Idul Adha dan hari-hari tasrik bagi yang mampu, sebagai wujud rasa syukur kita atas semua nikmat-nikmat tersebut.
Mengapa salat dan kurban?
Syekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan:
وَأَجَلُّ الْعِبَادَاتِ الْمَالِيَّةِ النَّحْرُ وَأَجَلُّ الْعِبَادَاتِ الْبَدَنِيَّةِ الصَّلَاةُ
Ibadah harta yang paling mulia adalah kurban, sedang ibadah badan yang paling mulia adalah salat, [Majmu Fatawa: 16/532]
Ma’asyiral muslimin, rakhimakumullah…
Syekh Muhammad Shalih bin Utsaimin berkata:
الأضحية سُنَّةُ مُؤَكَّدَةٌ لِلْقَادِرِ
“Hukum berkurban adalah sunah mu’akadah (sunah yang sangat ditekankan) bagi yang mampu (dari segi keuangan),” [Fatawa Ibnu Utsaimin: 2/661], maka jenis hewan kurbannya pun sesuai kemampuan orang yang hendak berkurban, asalkan 1) tidak buta matanya, 2) tidak pincang kakinya, dan 3) tidak kurus yang sangat parah, juga asalkan umurnya sudah memenuhi syarat minimal, yaitu 5 tahun untuk unta, 2 tahun untuk sapi/kerbau, 6 bulan untuk domba, dan 1 tahun untuk kambing.
Oleh karena itu ma’asyiral muslimiin, rakhimakumullah… Hendaknya kita yang diberi kelapangan rejeki untuk berkurban dengan ikhlas, semata mengharap ridha Allah ﷻ, dilakukan sesuai tuntunan Nabi ﷺsehingga qurban tersebut akan diganjar pahala yang besar oleh Allah ﷻ.
Silakan berkurban seorang diri dengan unta apabila mampu, atau patungan maksimal 7 orang (di pendapat lain 10 orang). Silakan berkurban sapi/kerbau apabila mampu, atau patungan maksimal 7 orang. Silakan berkurban dengan domba atau kambing, dan tidak ada patungan untuk yang ini.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبِّنَا اجْعَلْنَا مُقِيمَ الصَّلَاةَنَا وَمِنْ ذُرِّيَّتَنَا رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
رَبِّنا ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانا صَغِيرًا
رَبَّنَا اغْفِرْ لنا وَلِوَالِديناَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.