Tafsir

Rusaknya Negara dari Pemimpin atau Rakyat?

Pembaca rahimakumullah, siapa yg paling bertanggung jawab atas rusaknya negara? Rakyat atau pemimpinnya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak firman Allah ta’ala:

وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا

Indonesia: Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya, (QS Al-Isra: 16).

Jawa: Menawa Ingsun wis kersa ngrusak sawijining negara, sakawite Ingsun paring dhawuh marang wong ing negara mau dalah para penggedene, wusana wong wong mau padha tumindak duraka, mopo marang prentah Ingsun, ing kono banjur tetep wajib tibaning putusan (kudu ngrusak negara iku, sarta Igsun rusak babar pisan), (QS Al-Isra: 16).

Merenungi QS Al-Isra 16, Syaikh Abdul Aziz Ath-Thuraifi hafizahullah, menulis:

يبدأ الفساد في الأمم والشعوب من أعلاها ثم يُقلِّدها أدناها

Kerusakan di suatu negara dan rakyatnya dimulai dari rusaknya para petingginya (pemimpin), lalu diikuti dengan ruskanya para bawahan (rakyat).

هلاك الأمم وسقوط الدول يكون بتصرُّفات الكبراء والمترفين

Kehancuran dan keruntuhan suatu negeri adalah akibat dari perbuatan para pembesar dan orang-orang kaya.

الإفساد تقوم به قلة فاعلة والعقوبة تنزل على أمة صامتة

Upaya perusakan (suatu negeri) itu dilakukan oleh minoritas dominan, sedang hukumannya itu menimpa mayoritas diam.

Maka, pembaca rahimakumullah, setelah membaca perenungan Syaikh Abdul Aziz Ath-Thuraifi di atas, kita bisa katakan bahwa rusaknya suatu negeri itu dimulai dari rusaknya para pemimpin negeri tersebut, bukan sebaliknya.

Tambahan Penerjemah:

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Nu’man bin Basyir Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

ألا وَإنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَت صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ

Tahukah kalian bahwa di dalam tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik kondisinya, baik pula kondisi seluruh tubuh. Jika ia buruk kondisinya, buruk pula kondisi seluruh tubuh, (Muttafaq Alaih).

BACA JUGA:  QS Ali-Imran-28: Islam Melarang Pemimpin Kafir (1)

Menyimpulkan hadis di atas, Syaikh Faishal Alu Mubarak, salah satu guru Syaikh Abdurrahman Nashir As-Sa’di, berkata:

فالقلب كالملك، والأعضاء كالرعية، وبصلاح الملك تصلح الرعية، وبفساده تفسد

Jantung itu seperti presiden, sedang anggota badan lainnya itu seperti rakyat. Dengan baiknya Presiden, baik pula rakyatnya. Dengan rusaknya presiden, rusak pula rakyatnya, (Tathriz Riyadhus Shalihin: 588).

Semoga kita dikaruniai presiden atau pemimpin yang saleh. Aamiin

Karangasem, 15 November 2023
Irfan Nugroho (Anak dari ibunda tercinta, Hj. Pami rahimahallah)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button