QS At-Taubah 18: Pelajaran dari Ayat Memakmurkan Masjid
Pembaca rahimakumullah, QS At-Taubah 18 adalah tentang memakmurkan masjid. Apa artinya? Bagaimana tafsirnya? Apa pelajaran yang bisa diambil darinya? Teruskan membaca hingga selesai. Semoga bermanfaat!
QS AT-TAUBAH 18 & ARTINYA
Pembaca rahimakumullah, Allah ta’ala berfirman di dalam QS At-Taubah 18:
Latin: Innama ya’muru masajidallāhi man āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa-aqāmaṣ-ṣalāta wa-ātaz-zakāta wa-lam yakhsha illāllāha fa’asā ulā’ika an yakūnū minal-muhtadīn
ARTI PER KATA
إِنَّمَا يَعْمُرُ = anging pestine ngramekake | مَسَاجِدَ اللّهِ = ing pira-pira mesjide Allah | مَنْ = sapa wong | آمَنَ = kang iman sapa wong | بِاللّهِ = kelawan Allah | وَالْيَوْمِ = lan dina | الآخِرِ = kang akhir | وَأَقَامَ = lan pada jumenengaken sapa wong | الصَّلاَةَ = ing salat | وَآتَى = lan aweh sapa wong | الزَّكَاةَ = ing zakat | وَلَمْ يَخْشَ = lan ora wedi sapa wong | إِلاَّ اللّهَ = kejaba ing Allah | فَعَسَى = mangka menawa-menawa | أُوْلَـئِكَ = sapa wong-wong iku | أَن يَكُونُواْ = ing yenta sapa wong mau مِنَ الْمُهْتَدِينَ = iku saking golongane pira-pira wong kang oleh pituduh.
TERJEMAH QS AT-TAUBAH 18
Firman Allah ta’ala:
Berikut adalah terjemahan bahasa Indonesia dari QS At-Taubah 18:
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka semoga merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk, (QS At-Taubah 18).
Berikut adalah terjemahan bahasa Jawa dari QS At-Taubah 18:
Kang ngramekake masjid-masjiding Allah iku mung sapa kang iman marang Allah lan dina akhir sarta anjumenengaké salat tuwin ambayar zakat, apa déné ora wedi sapa-sapa kajaba Allah; mulané manawa-manawa, iki bakal padha dadi golongané wong kang padha oleh pituduh, (QS At-Taubah 18).
TAFSIR MUHARAR QS AT-TAUBAH 18
1 – Firman Allah ta’ala:
Maksudnya adalah:
Tidak ada yang memakmurkan masjid-masjid Allah dengan benar; yaitu dengan 1) mengunjunginya, 2) beribadah kepada Allah Ta’ala dan 3) mengingat Allah di dalamnya, serta dengan 4) membangunnya, 5) memperbaikinya, dan 6) merawatnya – kecuali orang yang beriman kepada Allah Yang Maha Mulia dan kepada kebangkitan dan hari kiamat.
Hal ini senada dengan firman Allah ta’ala:
Di rumah-rumah yang Allah izinkan untuk ditinggikan dan disebutkan nama-Nya di dalamnya, bertasbih kepada-Nya di pagi dan petang hari. * Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, mendirikan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari ketika hati dan penglihatan menjadi goncang, (QS An-Nur: 36-37).
Juga firmanNya:
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah, (QS Al-Jin: 18).
Juga firmanNya:
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang menyebut nama Allah di dalam masjid-masjid-Nya dan berusaha merobohkannya? (QS Al-Baqarah: 114).
2 – Firman Allah ta’ala:
Maksudnya:
Dan dia mendirikan salat yang diwajibkan dengan batas-batasnya, dan menunaikan zakat yang wajib atas hartanya kepada yang berhak menerimanya, dan dia tidak takut kecuali kepada Allah Ta’ala saja, sehingga dia tidak meninggalkan perintah Allah dan larangan-Nya karena takut kepada selain-Nya.
3 – Firman Allah ta’ala:
Maksudnya:
Maka, orang-orang yang memakmurkan masjid adalah 1) orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, 2) yang mendirikan shalat, 3) yang menunaikan zakat, dan 4) yang hanya takut kepada Allah semata. Mereka adalah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah untuk berpegang teguh pada kebenaran yang mengantarkan ke surga.
PELAJARAN DARI AYAT INI
Beberapa pelajaran yang bisa diambil dari QS At-Taubah 18 ini di antaranya:
Apa Makna Memakmurkan Masjid?
1 – Dalam berita ini, ada perintah kepada orang-orang beriman untuk memakmurkan masjid-masjid.
Apa saja yang termasuk dalam memakmurkan masjid? Memakmurkan masjid di antaranya:
2 – (Memakmurkan masjid) termasuk memperbaiki apa yang rusak darinya.
3 – (Memakmurkan masjid) termasuk membersihkannya.
4 – (Memakmurkan masjid) termasuk meneranginya.
5 – (Memakmurkan masjid) termasuk mengagungkannya (tidak meremehkannya).
6 – (Memakmurkan masjid) termasuk membiasakannya untuk ibadah dan zikir, dan termasuk zikir adalah mempelajari ilmu, bahkan ini yang paling mulia.
7 – (Memakmurkan masjid) termasuk menjaga masjid dari hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan pembangunannya.
Bagaimana Sifat Pemakmur Masjid (Takmir Masjid)?
Tertulis di dalam Tafsir Muharar tentang QS At-Taubah 18:
Para pemakmur masjid yang sebenarnya, dan orang-orang yang memang layak menjadi penghuninya; mereka memiliki sifat:
8 – Iman yang bermanfaat.
9 – Melaksanakan amal-amal saleh yang pokoknya adalah shalat dan zakat.
10 – Takut kepada Allah yang merupakan sumber segala kebaikan.
Makna ‘asa atau Semoga di dalam Quran
11 – ‘Asa atau semoga, jika berasal dari Allah ta’ala, itu artinya wajib, pasti, di mana pun kata itu disebutkan di dalam Quran.
12 – Ayat ini menjadi dalil/bukti yang menyatakan bahwa orang-orang yang memakmurkan masjid dengan iman, maka iman mereka adalah benar. Salah seorang salaf berkata:
Jika kalian melihat seseorang memakmurkan masjid, maka berbaik sangkalah kepadanya.
Hikmah Penyebutan Iman kepada Allah dan Iman kepada Hari Akhir
Sudah menjadi kebiasaan bahwa Allah menyebutkan iman kepada Allah dengan iman kepada hari akhir. Apa hikmahnya? Tertulis di dalam Tafsir Muharar:
13 – Karena kekufuran terhadap hari akhir adalah penyebab segala bencana, dan berbagai jenis kekufuran dan penolakan.
Mengapa Disebutkan Salat dan Zakat dengan Memakmurkan Masjid
14 – Yang dimaksud dengan memakmurkan masjid adalah kehadiran di dalam masjid, karena jika seseorang mendirikan shalat, maka ia akan hadir di masjid.
15 – Dan jika seseorang menunaikan zakat, maka kelompok fakir miskin akan hadir di masjid untuk meminta zakat, sehingga masjid menjadi makmur dengan kehadiran mereka.
Pelajaran Lain
16 – Menunaikan zakat adalah wajib, sedangkan membangun masjid adalah sunnah, dan seseorang tidak akan sibuk dengan sunnah sebelum menyelesaikan yang wajib.
17 – Penyebutan pemberian zakat sesuai dengan pembangunan masjid; karena ketika masjid menjadi tempat berkumpulnya orang-orang, terlihatlah keadaan orang kaya dan orang miskin, dan diketahui keadaan orang yang membayar zakat dan yang berhak menerimanya. Wallahua’lam
Karangasem, 30 November 2024
Irfan Nugroho (Semoga Allah memberkahi dirinya, keluarganya, dan orang tuanya. Amin)