Akhlak

Mausuatul Akhlak: I’tidal (Pertengahan)

Pembaca yang semoga dirahmati Allah, berikut adalah artikel tentang akhlak i’tidal  atau pertengah yang kami terjemahkan dan ringkaska dari Mausuatul Akhlak Dorar Saniyah. Semoga bermanfaat.

معنى الاعتِدالِ

Definisi I’tidal secara Bahasa

الاعتِدالُ لُغةً: الاِسْتِوَاءُ، والاستقامةُ، والاتِّزانُ

I’tidak secara bahasa artinya: Sama, lurus, seimbang, (Mujmalul Lugah li Ibni Faris: 652).

الاعتِدالُ اصطِلاحًا

Definisi I’tidal secara Istilah

قال ابنُ سِيدَه: توسُّطُ حالٍ بَيْنَ حالَينِ في كمٍّ أو كيفٍ

Berkata Ibnu Sidah, “Pertengahan antara dua keadaan, baik secara kuantitas maupun kualitas,” (Al-Muhkam wal Muhith Al-A’dham: 2/14).

وقال الغَزاليُّ وغيرُه: التَّوسُّطُ بَيْنَ الإفراطِ والتَّفريطِ

Berkata Al-Ghazali dan yang lainnya, “Pertengahan antara berlebihan dan meremehkan,” (Al-Ihya lil Ghazali: 3/57).

وقيل: الاستقامةُ على الوَسَطِ دونَ إفراطٍ أو تفريطٍ

Dikatakan, “Lurus di tengah jalan, tidak berlebihan atau meremehkan,” (Garaibul Quran lin Naisaburi: 6/58).

التَّرغيبُ في الاعتِدالِ من القُرآنِ

Anjuran I’tidal dari Al-Quran

قَولُه تعالى: وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا [البقرة: 143]

Firman Allah ta’ala, “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang pertengahan,” (QS Al-Baqarah: 143).

Maksudnya, “Pertengahan antara ghuluw (berlebihan) dan taqsir (meremehkan). Orang nasrani berlebihan dalam agama. Orang yahudi bersikap meremehkan dalam agama. Orang Islam mengambil jalan pertengahan,” (Al-Kasyaf wal Bayan Lits Tsa’labi: 4/41).

وقولُه تعالى: قَالَ أَوْسَطُهُمْ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُونَ [القلم: 28]

Firman Allah ta’ala, “Berkatalah seorang yang paling pertengahan di antara mereka: “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?

Maksudnya, “Paling adil dan paling baik di antara mereka,” (Qatadah, di dalam At-Tafsir li Abdirrazaq: 3/335).

وقَولُه تعالى: وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا [الفرقان: 67]

Firman Allah ta’ala, “Dan orang-orang yang apabila berinfak, mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (infak mereka itu) di tengah-tengah antara yang demikian,” (QS Al-Furqan: 67).

التَّرغيبُ في الاعتِدالِ مِنَ السُّنَّةِ

Anjuran I’tidak dari As-Sunnah

عن ابنِ عبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عنهما، قال: قال رسولُ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: ((وإيَّاكم والغُلُوَّ في الدِّينِ)) (النسائي (3057)، وابن ماجه (3029))

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Waspadalah kalian terhadap sikap ghuluw dalam beragama,” (Sunan An-Nasai: 3057. Sunan Ibnu Majah: 3029).

BACA JUGA:  Penjelasan Hadits Ghuluw dalam Beragama, Iyyakum wa Ghuluw
عن جابِرِ بنِ سَمُرةَ رَضِيَ اللَّهُ عنه، قال: (كُنتُ أُصَلِّي مع رسولِ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، فكانت صلاتُه قَصدًا، وخُطبتُه قَصدًا) (مسلم (866))

Dari Jabir bin Samurah Radhiyallahu Anhu yang berkata, “Saya pernah salat bersama Rasulullah ﷺ dan salat beliau itu pertengahan, serta khutbah beliau juga pertengahan,” (Sahih Muslim: 866).

Maksudnya, “Tidak panjang dan tidak pendek,” (Ikmalul Ma’alim lil Qadhi ‘Iyad: 3/272).

BACA JUGA:  Penjelasan Hadits Shalat dan Khutbah Nabi Pertengahan
فوائِدُ الاعتِدالِ

Faidah I’tidal

التَّوَسُّطُ هُوَ رَأْسُ الْفَضَائِلِ، وَتَحْتَهُ تَنْدَرِجُ كُلُّ فَضِيلَةٍ

1 – Pertengahan adalah puncak dari berbagai macam keutamaan. Di bawahnyalah jatuh seluruh keutamaan.

Al-Fairuzabadi berkata:

وَالتَّوَسُّطُ مَنْشَأُ جَمِيعِ الْأَخْلَاقِ الْفَاضِلَةِ

“Pertengahan adalah asal muasal dari seluruh akhlak yang mulia,” (Bashairu Dzawit Tamyiz lil Fairuzabadi: 2/569).

لَا سَبِيلَ إِلَى تَحْصِيلِ الْخَيْرِ إِلَّا بِالِاعْتِدَالِ؛ لِأَنَّ الْخَيْرَ مُتَوَسِّطٌ بَيْنَ رَذِيلَتَيْنِ

2 – Tidak ada cara untuk mencapai kebaikan kecuali dengan i’tidal, karena kebaikan berada di tengah-tengah antara dua keburukan.

لا تُكتَسَبُ الأخلاقُ إلَّا بالتَّوسُّطِ

3 – Akhlak (yang mulia) hanya bisa diperoleh dengan bersikap pertengahan.

Karena sesuatu yang utama itu letaknya di antara dua sisi yang tercela, seperti dermawan itu berada di antara bakhil dan tabzir. Allah ta’ala berfirman:

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal, (QS Al-Isra: 29).

القَصدُ والتَّوسُّطُ مَظِنَّةُ الدَّوامِ على الطَّاعةِ

4 – Pertengahan adalah kunci (asal/sumber) langgengnya ketaatan.

Karena dengan bersikap pertengah, seseorang tidak akan merasa keberatan dan bosan. Berkata Al-Mudzhahir:

لَوْ بَالَغَ فِي الطَّاعَاتِ لَا يَقْدِرُ أَنْ يَكُونَ فِيهَا عَلَى الدَّوَامِ؛ لِأَنَّهُ يَعْجِزُ

Jika seseorang berlebih-lebihan dalam ketaatan, dia tidak akan mampu menjalankan ketaatan itu secara terus-menerus, karena dia akan menjadi lemah, (Al-Mafatih lil Mudzhahiri: 5/247).

Maksudnya, dia kelak akan menjadi tua, lemah fisiknya, dan tidak bisa lagi melakukan ketaatan seperti ketika dia muda.

التَّوسُّطُ سَبَبُ صِحَّةِ المعتَقَدِ

5 – Pertengahan adalah sebab sehatnya akidah. Sehingga seseorang bisa melazimi manhaj yang lurus.

أقسامُ الاعتِدالِ

Macam-macam I’tidal

الاعتِدالِ في الاعتقادِ: بلُزومِ السُّنَّةِ واجتنابِ البِدعةِ

1 – I’tidal dalam akidah, yaitu dengan berpegang teguh kepada sunah dan menjauhi bid’ah.

Juga, tidak perlu menyelami dalam-dalam tentang apa yang para salafus saleh diam terhadapnya, serta bersikap pertengahan di antara dua kelompok yang ekstrem.

الاعتِدالِ في القولِ: بحفظِ اللِّسانِ

2 – I’tidal dalam perkataan, yaitu dengan menjaga lisan.

Juga dengan meninggalkan kebiasaan fudhulul kalam (banyak bicara), kecuali tentang yang baik-baik.

الاعتِدالِ في الفِعلِ: عَدَمِ المبالغةِ أو التَّقصيرِ

3 – I’tidal dalam Perbuatan, yaitu tidak berlebihan atau meremehkan.

الاعتِدالِ في الأخلاق: الشَّجَاعَةُ بَيْنَ الْجُبْنِ وَالتَّهَوُّرِ

4 – I’tidal dalam Akhlak, yaitu berani tetapi antara takut dan sembrono. Serta, berdiri di antara dua pihak yang tercela.

الاعتِدالِ في عبوديَّةِ القَلبِ: كأن يكونَ بَيْنَ خوفٍ يحجُزُه عن المعاصي، ورجاءٍ يحمِلُه على الطَّاعاتِ

5 – I’tidal dalam Ibadah Hati, yaitu seolah-olah dia berdiri di antara khauf (cemas) yang membuatnya terhalang dari maksiat, dan radja (harap) yang memotivasi dia untuk melakukan ketaatan.

موانِعُ اكتسابِ الاعتِدالِ

Penghalang Meraih Akhlak I’tidal (Pertengahan)

غيابُ الهدَفِ

1 – Tidak punya tujuan.

Ar-Razi berkata:

مَنْ عَرَفَ مَطْلُوبَهُ فَإِنَّهُ يَكُونُ قَاصِدًا لَهُ عَلَى الطَّرِيقِ الْمُسْتَقِيمِ مِنْ غَيْرِ انْحِرَافٍ وَلَا اضْطِرَابٍ

Siapa yg tahu apa yang ingin dia kejar, dia akan mengejarnya di jalan yang lurus, tidak belak-belok dan tidak pula kebingungan.

أمَّا مَن لم يعرِفْ موضِعَ مقصودِه فإنَّه يكونُ متحَيِّرًا، تارةً يذهَبُ يمينًا وأُخرى يسارًا

Sedangkan orang yang tidak tahu tempat yang ingin dia tuju, dia akan kebingungan, kadang pergi ke kanan, kadang pergi ke kiri, (Mafatihul Gaib lirrazi: 12/399).

رغبةُ عن سُنَّةِ النَّبيِّ عليه الصَّلاةُ والسَّلامُ

2 – Membenci Sunah Nabi Alaihi Salatu wa Salam.

تَركُ طريقةِ السَّلَفِ

Meninggalkan jalan para salaf. Juga, tidak meneladani mereka dalam agama, akidah, dan ibadah. Umar bin Abdul Aziz berkata:

وَقَدْ قَصَّرَ قَوْمٌ دُونَهُمْ فَجَفَّوا، وَطَمَحَ عَنْهُمْ أَقْوَامٌ فَغَلَّوا، وَإِنَّهُمْ بَيْنَ ذَلِكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ

Sebagian kaum kurang meneladani mereka (para salaf), akhirnya mereka bersikap meremehkan, sebagian lainnya begitu ambisius (dalam meneladani para salaf, akhirnya mereka kuwalahan. Dan sebagian lainnya di antara keduanya, maka itulah yang berada di atas jalan yang lurus, (As-Sunan li Abi Dawud: 4/202).

التَّقليدُ والعَصَبيَّةُ

3 – Taqlid dan Fanatik Kelompok.

اتِّباعُ الهوى

4 – Mengikuti Hawa Nafsu

عَدَمُ الصَّبرِ على السُّنَّةِ

5 – Tidak Sabar di atas Sunah.

الجَهلُ

6 – Kebodohan.

الوسائِلُ المعينةُ على الاعتِدالِ

Sarana Mewujudkan Akhlak I’tidal (Pertengahan)

تَعْوِيدِ الطِّفْلِ عَلَى الِاعْتِدَالِ

1 – Membiasakan anak dengan sikap pertengan

الاقتداءُ بالنَّبيِّ عليه الصَّلاةُ والسَّلامُ

2 – Meneladani Nabi ﷺ

اتِّباعُ سَبيلِ السَّلَفِ الصَّالح

3 – Meneladani jalan para salaf yang saleh.

تَركُ المُحْدَثاتِ

4 – Meninggalkan perbuata bid’ah.

اَللُّجُوءِ إِلَى اللَّهِ وَكَثْرَةُ دُعَائِهِ

5 – Meminta pertolongan kepada Allah dan banyak berdoa kepadaNya.

طَلَبُ العِلمِ

6 – Menuntut ilmu.

تَركُ مجالسةِ أهلِ الإفراطِ والتَّفريطِ

7 – Tidak bermajelis dengan orang-orang yang berlebihan atau meremehkan. Wallahua’lam

Karangasem, 7 Oktober 2024

Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. Amin)

Irfan Nugroho

Guru TPA di masjid kampung. Mengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Nguter Sukoharjo. Penerjemah profesional dokumen legal atau perusahaan untuk pasangan bahasa Inggris - Indonesia dan penerjemah amatir bahasa Arab - Indonesia. Alumni Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) tahun 2008 dan 2013.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button