Kaifa Tahsibu Zakata Malika: Pengantar tentang Zakat dan Kitab Ini
Pembaca rahimakumullah, berikut adalah pembuka atau pengantar tentang zakat dari kitab Kaifa Tahsibu Zakata Malika karya Syaikh Khalid Mahmud Al-Juhani hafizahullah. Semoga bermanfaat!
Segala puji bagi Allah. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya, dan berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah, satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Allah ta’ala berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim, (QS Ali-Imran: 102).
Allah ta’ala juga berfirman:
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu, (QS An-Nisa: 1).
Amma ba’du: Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah Kitab Allah Ta’ala, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad ﷺ, dan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan, setiap yang diada-adakan adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan adalah di dalam neraka, dan setelah itu.
Sesungguhnya umat adalah kumpulan individu. Jika kekurangan berhasil masuk pada setiap individu, maka kekurangan itu masuk pula ke seluruh umat; karena tiap-tiap individu harus dijaga, untuk menjaga kumpulan individu tersebut secara keseluruhan.
Dan sesungguhnya keberadaan harta di tangan umat membuatnya tidak membutuhkan musuh-musuhnya, memutus jalan mereka, dan menutup pintu di wajah orang-orang yang tamak padanya. Maka umat yang miskin akan dikuasai oleh musuh-musuhnya, dan mereka akan menghinakannya. Dan ini adalah sesuatu yang jelas dalam kenyataan kita yang tidak membutuhkan bukti. Maka jika harta hilang, kehidupan umat akan terancam karenanya.
Oleh karena itu, negara-negara Islam memiliki sumber daya yang tetap dan berulang, seperti zakat dan lainnya. Maksud dari harta dalam syariat Islam bukanlah untuk menimbunnya atau berbangga dengannya, melainkan untuk mencapai maslahat syar’i lainnya yang lebih besar dan lebih mulia, seperti dalam hadits Abu Waqid al-Laythi radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda, ‘Sesungguhnya Allah berfirman: Sesungguhnya Kami menurunkan harta untuk menegakkan shalat dan menunaikan zakat,’ (Musnad Ahmad: 5/219. Al-Albani: Sahih).
Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam seperti yang dijelaskan oleh Nabi ﷺ
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa Nabi ﷺ bersabda: ‘Islam dibangun di atas lima (rukun): kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, dan berpuasa di bulan Ramadan.’ (Sahih Bukhari: 8. Sahih Muslim: 16).
Dan di antara tanda-tanda besar dari pentingnya zakat adalah bahwa Allah yang Maha Tinggi mengaitkannya dalam Al-Quran yang mulia dengan shalat dalam delapan puluh dua ayat, di antaranya adalah firman Allah Ta’ala: ‘Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat’ (QS Al-Muzzammil: 20).
Allah ﷻ telah menjadikan zakat ini sebagai kewajiban bagi orang-orang Muslim yang mampu; untuk membantu saudara-saudara mereka yang membutuhkan harta yang telah Allah limpahkan, sehingga syariat yang agung ini dalam Islam menjadi manifestasi yang tinggi dari bentuk solidaritas sosial yang diperintahkan oleh Islam dan dianjurkan, serta mengungguli banyak organisasi solidaritas manusia lainnya.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma bahwa Nabi ﷺ mengutus Muadz bin Jabal Radhiyallahu Anhu ke Yaman lalu bersabda:
Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab. Maka apabila engkau telah sampai kepada mereka, ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka menaati engkau dalam hal itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka menaati engkau dalam hal itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka zakat, yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan diberikan kepada orang-orang fakir di antara mereka. Jika mereka menaati engkau dalam hal itu, maka hindarilah mengambil harta terbaik mereka (dalam zakat), dan takutlah terhadap doa orang yang terzalimi, karena sesungguhnya antara doa tersebut dan Allah tidak ada penghalang, (Sahih Bukhari: 1496. Sahih Muslim: 19).
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika syariat yang sempurna ini diterapkan dengan benar pada seluruh umat Islam, tidak akan ada di antara mereka yang membutuhkan atau miskin, dan hal ini dibuktikan oleh pengamatan dan penerapan.
Adapun dengan mempertimbangkan pengamatan, dengan menghitung seperempat dari sepersepuluh harta yang wajib dizakati dari harta kaum Muslimin, kita akan menemukan angka-angka yang cukup untuk mengenyangkan dan mengenakan pakaian pada semua orang miskin di dunia Islam, bahkan melebihi perkiraan kebutuhan seluruh orang miskin di kalangan Muslim dengan pertimbangan yang paling sedikit.
Adapun dalam hal penerapan, pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, rahimahullah, orang-orang mengeluarkan zakat mereka namun tidak menemukan orang yang mau menerimanya. Tidakkah kaum Muslimin memperhatikan hal ini?!!
Pekerjaan saya dalam buku ini: Buku ini dibagi menjadi 14 bab, dan isinya sebagai berikut:
Bab 1: Wahai yang menahan zakat, perhatikan!!
Bab 2: Manfaat zakat.
Bab 3: Keutamaan zakat dan sedekah.
Bab 4: Etika zakat dan sedekah.
Bab 5: Siapa yang wajib membayar zakat?
Bab 6: Kadar zakat.
Bab 7: Zakat Fitrah.
Bab 8: Orang-orang yang berhak menerima zakat.
Bab 9: Orang-orang yang tidak boleh menerima zakat.
Bab 10: Perbedaan antara zakat dan pajak.
Bab 11: Bagaimana menghitung nisab zakat uang dan perdagangan?
Bab 12: Cara menghitung zakat.
Pasal 1: Zakat perhiasan wanita.
Pasal 2: Zakat apotek, toko-toko, dan pabrik.
Pasal 3: Zakat gaji pegawai.
Pasal 4: Zakat freelance, dan pemilik penghasilan yang berubah-ubah seperti pengacara dan hakim.
Pasal 5: Zakat properti yang disiapkan untuk perdagangan.
Pasal 6: Zakat mobil taksi.
Pasal 7: Zakat tanaman.
Pasal 8: Zakat ternak (perusahaan).
Pasal 9: Zakat peternakan ikan.
Pasal 10: Zakat peternakan lebah.
Pasal 11: Zakat surat berharga (uang kertas), saham, dan obligasi.
Pembahasan 1: Definisi saham.
Pembahasan 2: Definisi obligasi.
Pembahasan 3: Cara menghitung zakat saham.
Pembahasan 4: Cara menghitung zakat obligasi.
Pembahasan 5: Cara menghitung zakat sertifikat investasi.
Pembahasan 6: Nisab zakat saham dan obligasi.
Bab 13: Fatwa-fatwa terkait zakat.
Bab 14: Khutbah-khutbah terkait zakat.
Khutbah 1: Dampak zakat.
Khutbah 2: Harta yang wajib dizakati.
Khutbah 3: Orang yang berhak menerima zakat dan hukum zakat fitrah.
Khutbah 4: Rahasia zakat.
Khutbah 5: Rahasia sedekah.
Khutbah 6: Adab zakat dan sedekah.
Demikianlah, dan aku memohon kepada Allah agar menjadikan amal ini ikhlas karena wajah-Nya yang mulia, serta seluruh amal kita, dan agar Dia melindungi kita dari fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Wallahua’lam
Karangasem, 6 Februari 2025
Irfan Nugroho (Semoga Allah memudahkan urusannya. Aamiin).