Uncategorized
Nasihat Rasulullah tentang Hari-Hari Pertama di Alam Kubur
Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari Yunus bin Khabbab dari Al Minhal bin Amr dari Zadzan dari Al Baraa` bin ‘Azib ia berkata;
قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى جِنَازَةٍ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْقَبْرِ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ كَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ
Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengantarkan jenazah. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam duduk dan kami pun ikut duduk di sekitar beliau, dan seakan-akan di atas kepala-kepala kami terdapat burung yang sedang singgap.
وَهُوَ يُلْحَدُ لَهُ فَقَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ثَلَاثَ مِرَارٍ ثُمَّ قَالَ:
Beliau membuat liang lahad dan membaca: “A’UUDZU BILLAHI MIN ‘ADZAABIL QABRI (Saya berlindung kepada Allah dari siksa kubur).” Beliau mengulanginya hingga tiga kali, kemudian beliau bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي إِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ وَانْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا تَنَزَّلَتْ إِلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ كَأَنَّ عَلَى وُجُوهِهِمْ الشَّمْسَ
Sesungguhnya seorang mukmin, saat ia menghadapi kehidupan akhirat dan saat akan terputus dari kehidupan dunia, maka malaikat akan mendatanginya dan seolah-olah di atas wajah-wajah mereka terdapat matahari.
مَعَ كُلِّ وَاحِدٍ كَفَنٌ وَحَنُوطٌ فَجَلَسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ حَتَّى إِذَا خَرَجَ رُوحُهُ صَلَّى عَلَيْهِ كُلُّ مَلَكٍ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَكُلُّ مَلَكٍ فِي السَّمَاءِ
Setiap dari malaikat itu membawa kain kafan dan kapur barus, lalu mereka pun duduk di sisinya sepanjang mata memandang. Dan ketika ruhnya telah keluar, maka seluruh malaikat yang berada antara langit dan bumi serta seluruh malaikat yang ada di atas langit akan mendo’akannya.
وَفُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ لَيْسَ مِنْ أَهْلِ بَابٍ إِلَّا وَهُمْ يَدْعُونَ اللَّهَ أَنْ يُعْرَجَ بِرُوحِهِ مِنْ قِبَلِهِمْ فَإِذَا عُرِجَ بِرُوحِهِ قَالُوا رَبِّ عَبْدُكَ فُلَانٌ فَيَقُولُ أَرْجِعُوهُ فَإِنِّي عَهِدْتُ إِلَيْهِمْ أَنِّي مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ وَمِنْهَا أُخْرِجُهُمْ تَارَةً أُخْرَى
Lalu pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya. Dan tidak ada satu pintu pun, kecuali Malaikat yang berada di situ berdo’a kepada Allah agar ruh itu di angkat melalui pintu mereka. Dan saat ruh itu naik, mereka pun berkata, ‘Wahai Rabb-ku, Hamba-Mu si Fulan.’ Maka Allah berfirman: ‘Kembalikanlah mereka ke dunia, Aku telah memenuhi janji untuk mereka. Sesungguhnya Aku telah menciptakan mereka darinya, dan Aku pun akan mengembalikannya ke bumi serta dari situ pulalah Aku akan membangkitkan mereka pada waktu yang lain.'”
قَالَ فَإِنَّهُ يَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِ أَصْحَابِهِ إِذَا وَلَّوْا عَنْهُ فَيَأْتِيهِ آتٍ فَيَقُولُ مَنْ رَبُّكَ مَا دِينُكَ مَنْ نَبِيُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ وَدِينِيَ الْإِسْلَامُ وَنَبِيِّي مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Beliau melanjutkan sabdanya: “Sesungguhnya, ia mendengar suara terompah teman-temannya. Dan saat teman-temannya itu pulang, maka Malaikat pun akan mendatanginya seraya bertanya, ‘Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?’ maka ia pun menjawab, ‘Tuhanku adalah Allah, agamakuu adalah Islam dan Nabiku adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.’
فَيَنْتَهِرُهُ فَيَقُولُ مَنْ رَبُّكَ مَا دِينُكَ مَنْ نَبِيُّكَ وَهِيَ آخِرُ فِتْنَةٍ تُعْرَضُ عَلَى الْمُؤْمِنِ فَذَلِكَ حِينَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Malaikat itu pun membentaknya lagi dan bertanya, ‘Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu? ‘ itulah akhir dari fitnah yang ditimpakan atas orang mukmin, yakni saat Allah berfiman:
{ يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ }
‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.’ (QS. Ibrahim 27).
فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ وَدِينِيَ الْإِسْلَامُ وَنَبِيِّي مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Maka ia tetap menjawab, ‘Tuhanku adalah Allah, agamu adalah Islam dan Nabiku adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.’
فَيَقُولُ لَهُ صَدَقْتَ
Malaikat itu pun berkata, ‘Kamu telah berkata benar.’
ثُمَّ يَأْتِيهِ آتٍ حَسَنُ الْوَجْهِ طَيِّبُ الرِّيحِ حَسَنُ الثِّيَابِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِكَرَامَةٍ مِنْ اللَّهِ وَنَعِيمٍ مُقِيمٍ
Setelah itu, ia didatangi oleh seorang yang bagus rupanya, harum baunya dan indah pakaiannya, lalu berkata, ‘Berbahagialah dengan kemuliaan dari Allah, dan nikmat yang kekal.’
فَيَقُولُ وَأَنْتَ فَبَشَّرَكَ اللَّهُ بِخَيْرٍ مَنْ أَنْتَ
Orang mukmin itu pun berkata, ‘Dan kamu juga, semoga Allah memberimu kabar gembira. Siapa kamu? ‘
فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ كُنْتَ وَاللَّهِ سَرِيعًا فِي طَاعَةِ اللَّهِ بَطِيئًا عَنْ مَعْصِيَةِ اللَّهِ فَجَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا
Ia menjawab, ‘Saya adalah amal shalihmu. Kamu demi Allah, adalah seorang yang selalu bersegera dalam ketaatan kepada Allah, dan bersegera pula lari meninggalkan maksiat Allah, sehingga Allah membalasmu dengan kebaikan.’
ثُمَّ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ مِنْ الْجَنَّةِ وَبَابٌ مِنْ النَّارِ فَيُقَالُ هَذَا كَانَ مَنْزِلَكَ لَوْ عَصَيْتَ اللَّهَ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ هَذَا فَإِذَا رَأَى مَا فِي الْجَنَّةِ قَالَ رَبِّ عَجِّلْ قِيَامَ السَّاعَةِ كَيْمَا أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي
Setelah itu, dibukakanlah baginya pintu surga dan juga pintu dari neraka, lalu dikatakanlah padanya, ‘Inilah tempat tinggalmu, sekiranya kamu bermaksiat kepada Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan ini.’ Ketika ia melihat apa yang terdapat dalam surga, ia pun berkata, ‘Wahai Rabb-ku segerakanlah datangnya hari kiamat, hingga aku dapat kembali bertemu dengan keluargaku dan hartaku.’
فَيُقَالُ لَهُ اسْكُنْ
Maka dikatakanlah padanya, ‘Tenanglah.’
وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَتْ عَلَيْهِ مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ فَانْتَزَعُوا رُوحَهُ كَمَا يُنْتَزَعُ السَّفُّودُ الْكَثِيرُ الشِّعْبِ مِنْ الصُّوفِ الْمُبْتَلِّ وَتُنْزَعُ نَفْسُهُ مَعَ الْعُرُوقِ
Sedangkan bagi orang kafir, saat ia hendak berpisah dengan kehidupan dunia dan akan menemui kehidupan akhirat, maka Malaikat pun akan turun padanya dengan sangat kasar lagi kejam, lalu mencabut ruhnya sebagaimana dicabutnya besi yang banyak taringnya dari kain wool yang lembab, dan dicabutlah jiwanya yang disertai peluh.
فَيَلْعَنُهُ كُلُّ مَلَكٍ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَكُلُّ مَلَكٍ فِي السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ لَيْسَ مِنْ أَهْلِ بَابٍ إِلَّا وَهُمْ يَدْعُونَ اللَّهَ أَنْ لَا تَعْرُجَ رُوحُهُ مِنْ قِبَلِهِمْ فَإِذَا عُرِجَ بِرُوحِهِ قَالُوا رَبِّ فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ عَبْدُكَ
Kemudian setiap malaikat yang berada di antara langit dan bumi serta yang ada di atas langit melaknatinya. Pintu-pintu langit pun di tutup, dan tidak ada satu penghuni pintu pun, kecuali ia berdo’a kepada Allah, agar ruhnya itu tidak diangkat melalui pintu mereka. Dan saat ruh itu diangkat, mereka berkata, ‘Wahai Rabb-ku ini adalah roh Fulan bin Fulan hamba-Mu.’
قَالَ أَرْجِعُوهُ فَإِنِّي عَهِدْتُ إِلَيْهِمْ أَنِّي مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ وَمِنْهَا أُخْرِجُهُمْ تَارَةً أُخْرَى
Allah berfirman, ‘Kembalikanlah ia ke dunia, Aku telah memenuhi janji untuk mereka. Sesungguhnya Aku telah menciptakan mereka darinya, dan Aku pun akan mengembalikannya ke bumi serta dari situ pulalah Aku akan membangkitkan mereka pada waktu yang lain.'”
قَالَ فَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِ أَصْحَابِهِ إِذَا وَلَّوْا عَنْهُ قَالَ فَيَأْتِيهِ آتٍ فَيَقُولُ
Beliau melanjutkan sabdanya: “Sesungguhnya si Kafir itu mendengar suara terompah teman-temannya. Dan saat teman-temannya itu pulang, maka Malaikat pun akan mendatanginya seraya bertanya,
مَنْ رَبُّكَ مَا دِينُكَ مَنْ نَبِيُّكَ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي فَيَقُولُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَوْتَ
‘Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu? ‘ maka ia pun menjawab, ‘Saya tidak tahu.’ Malaikat berkata, ‘Kamu tidak tahu dan tidak pula membaca.’
وَيَأْتِيهِ آتٍ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِهَوَانٍ مِنْ اللَّهِ وَعَذَابٍ مُقِيمٍ
Ia pun didatangi oleh seorang yang berwajah buruk, pakaian yang buruk dan berbau busuk seraya berkata, ‘Berbahagialah dengan kehinaan dari Allah dan adzab yang kekal.’
فَيَقُولُ وَأَنْتَ فَبَشَّرَكَ اللَّهُ بِالشَّرِّ مَنْ أَنْتَ
Ia berkata, ‘Dan kamu juga, semoga Allah memberimu kabar gembira dengan keburukan. Siapa kamu?”
فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ كُنْتَ بَطِيئًا عَنْ طَاعَةِ اللَّهِ سَرِيعًا فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ فَجَزَاكَ اللَّهُ شَرًّا
Yang berwajah buruk itu pun menjawab, ‘Saya adalah amal burukmu. Kamu selalu bersegera untuk berpaling dari perintah Allah, cepat berbuat maksiat kepada Allah, sehingga Allah pun membalasmu dengan keburukan.’
ثُمَّ يُقَيَّضُ لَهُ أَعْمَى أَصَمُّ أَبْكَمُ فِي يَدِهِ مِرْزَبَةٌ لَوْ ضُرِبَ بِهَا جَبَلٌ كَانَ تُرَابًا فَيَضْرِبُهُ ضَرْبَةً حَتَّى يَصِيرَ تُرَابًا
Kemudian didatangkanlah padanya seorang yang buta, tuli dan bisu dengan membawa palu yang sekiranya dipikulkan ke atas gunung, niscaya gunung itu akan hancur lebur menjadi debu. Lalu ia pun memukulnya sampai ia berubah menjadi debu.
ثُمَّ يُعِيدُهُ اللَّهُ كَمَا كَانَ فَيَضْرِبُهُ ضَرْبَةً أُخْرَى فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهُ كُلُّ شَيْءٍ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ
Kemudian Allah mengembalikannya lagi sebagaimana keadaannya semula, dan memukulnya kembali, ia pun menjerit dan jeritan itu didengar oleh segala makhluk kecuali jin dan manusia.”
قَالَ الْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ ثُمَّ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ مِنْ النَّارِ وَيُمَهَّدُ مِنْ فُرُشِ النَّارِ و
Al Baraa` bin Aazib berkata; “Kemudian dibukakanlah baginya pintu neraka dan dijanjikan tempatnya di dalam neraka.”
حَدَّثَنَاه أَبُو الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَن يُونُسَ بْنِ خَبَّابٍ عَنِ الْمِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ زَاذَانَ عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ مِثْلَهُ
Dan Telah menceritakannya kepada kami Abu Ar Rabi’ Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Yunus bin Khabbab dari Al Minhal bin Amr dari Zadzan dari Al Baraa` bin ‘Azib semisalnya, (HR Ahmad: IV/287 – Shahih).