Khutbah

Khutbah Jumat Tujuh Golongan yang Dinaungi

إن الحمد لله  نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له و من يضلله فلا هادي له
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و رسوله.
يأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون.
يأيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة و خلق منها زوجها و بث منهما رجالا كثيرا و نساء و اتقوا الله الذي تساءلون به و الأرحام إن الله كان عليكم رقيبا.
يأيها الذين آمنوا اتقوا الله و قولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم و يغفر لكم ذنوبكم و من يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما.
ألا فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة  و كل ضلالة في النار.
اللهم فصل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد.
Oleh Irfan Nugroho
Jamaah Jumat Rahimatulullah
Tiada kalimat yang layak terucap dari seorang hamba yang mengaku bertauhid setiap harinya selain ucapan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan lafal Alhamdulillah, yang lantas diikuti dengan ungkapan syukur melalui kalbu dan diwujudkan dengan perbuatan jasmaniah berupa ketaatan dan ketundukan kita kepada syariat yang mulia, syariat Islam, berdasarkan Quran dan Sunnah, mengikuti pemahaman para salaf as-salih.
Selawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, uswah khasanah kita, Muhammad bin Abdullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, manusia paling baik akhlaknya, paling pengasih dari kalangan manusia, paling penyayang daripada seluruh makhluk ciptaan Allah Jalla Jalaalaah, juga kepada keluarga beliau, sahabat beliau, tabi’in, tabi’ut tabi’in, ulama, dan seluruh umat Islam yang senantiasa meniti jalan kebenaran di atas syariat Islam yang kaffah.
Jamaah Jumat yang semoga senantiasa dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala…
Allah berfirman di dalam surat yang agung:
 مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ٤
“Yang menguasai di Hari Pembalasan,” (QS Al-Fatihah: 04).
Dan sudah selayaknya kita sebagai orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk memercayai bahwa akan tiba suatu masa ketika semua manusia yang telah dimatikan oleh Allah pada hari kiamat akan dibangkitkan dari kuburnya untuk suatu hari yang sangat mengerikan dahsyatnya, yaitu Hari Pembalasan.
Inilah hari ketika seluruh manusia, sedari zaman Nabi Adam alaihissalam hingga manusia terakhir di hari kiamat menantikan perhitungan dari Allah . Inilah hari ketika matahari didekatkan hingga keringat bercucuran dan menenggelamkan jasadnya, ada yang hanya sebatas mata kaki, ada pula yang menenggelamkannya hingga di atas kepala.
Pada hari itu, tidak ada naungan, tidak ada perlindungan, yang diberikan kepada manusia kecuali perlindungan Allah . Tidak ada Tuhan, tidak ada sesembahan, tidak ada Illah yang lain yang bisa memberikan naungan kepada manusia selain perlindungan Allah .
Meski demikian, ada tujuh kelompok manusia yang akan mendapat naungan, mendapat perlindungan, dari Allah yang menguasai Hari Pembalasan.
Jamaah salat Jumat yang semoga dirahmati Allah…
Golongan pertama yang akan mendapat naungan Allah di Hari Pembalasan adalah:
الْإِمَامُ الْعَادِلُ
Imam yang adil. Perkara imamah, perkara kepemimpinan, adalah perkara yang sangat penting. Karenanya seseorang mendapat naungan Allah , karenanya pula seseorang tidak akan dilihat oleh Allah, dan tidak dimasukkan ke dalam surga.
Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang pemimpin, yang Allah serahi amanah untuk memimpin rakyatnya, tetapi ketika mati dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah akan mengharamkan surga untuknya,” (HR Muslim: 3409).
Rasulullah juga bersabda, “Tidaklah seorang pemimpin, yang mengurusi perkara kaum Muslimin, sedang dia tidak bersungguh-sungguh dan tidak jujur, melainkan ia tidak akan dimasukkan ke dalam surga,” (HR Muslim: 3410).
Di hadist lain, Rasulullah bersabda, “Ada tiga orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah di hari kiamat, dan tidak akan disucikan, yaitu orang tua yang berzina, pemimpin yang berdusta, dan orang miskin yang sombong,” (HR Muslim: 156).
Sungguh, perkara kepemimpinan adalah perkara yang sangat penting. Maka wajar jika Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya jihad yang paling besar adalah menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa zalim,” (HR Tirmizi: 2100, Dinilai Sahih oleh Al-Albani dalam Sahihul Jamius Shaghir: 2209).
Kelompok kedua manusia yang mendapat perlindungan Allah di Hari Pembalasan adalah,
شَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ
Pemuda yang menyibukkan dirinya beribadah kepada Allah .”
Inilah kelompok pemuda yang akan memperoleh naungan Allah di Hari Pembalasan. Mereka adalah pemuda yang ketika azan salat berkumandang, mereka bergerak memenuhinya. Mereka adalah pemuda yang lisannya basah karena zikir kepada Allah, juga karena melazimi bacaan Quran dan menghayatinya. Mereka adalah pemuda yang menghabiskan waktunya, umurnya, hidupnya, tenaganya dan pikirannya di jalan Allah . Jika ia sekolah, maka tujuannya sekolah untuk meraih kecintaan Allah. Jika ia kuliah, maka tujuan kuliahnya untuk menegakkan agama Allah . Jika ia mencari rezeki, maka caranya mencari rezeki selalu halal, sedang tujuannya untuk berinfak di jalan Allah, menafkahi keluarganya, menyantuni tetangganya yang fakir, juga untuk fii sabilillah.
Sungguh, inilah tipikal pemuda yang akan mendapat naungan Allah pada hari ketika tidak ada naungan selain naunganNya. Mereka bukanlah pemuda yang menghabiskan masa keemasan itu untuk sesuatu yang tiada berguna. Mereka bukanlah pemuda yang mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk dunia lalu melalaikan akhirat. Mereka juga bukanlah pemuda yang tidak bekerja untuk dunianya, tidak pula bekerja untuk akhiratnya.
Kelompok ketiga yang mendapat naungan Allah di Hari Pembalasan adalah
رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ
Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.” Hatinya ingin terus berada di masjid. Hatinya ingin terus merawat masjid, memakmurkan masjid. Dan inilah satu satu standar keimanan, yang karenanya seorang muslim bisa dikatakan beriman, bukan sekedar muslim. Sungguh, Allah berfirman di dalam Quran Surat At-Taubah:
إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ …. ١٨
“Orang yang memakmurkan masjid adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian,” (QS At-Taubah: 18).
Kelompok keempat yang dijanjikan memperoleh perlindungan Allah di Hari Pembalasan adalah,
رَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
Dua manusia (atau lebih), yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul karena Allah, mereka berpisah karena Allah.”
Tentang orang-orang seperti ini, Allah berfirman di dalam hadis qudsi:
Mana orang-orang yang saling mencintai karena kebesaranKu? Hari ini Aku naungi mereka dalam naunganKu, pada hari yang tiada naungan kecuali naunganKu,” (HR Muslim).
Mereka bukan seperti geng motor, yang berkumpul karena hanya kesamaan tunggangannya. Bukan pula seperti peserta kampanye partai politik yang berkumpul karena tokohnya, atau karena dangdutnya, atau karena uangnya, lalu berpisah karena harus bekerja untuk kepentingan tokoh tersebut, bukan karena Allah .
Sungguh, ikatan yang dibangun bukan karena Allah adalah ikatan yang sangat rapuh. Karena Rasulullah bersabda, “Ikatan iman yang paling kokoh adalah mencintai dan membenci karena Allah,” (HR Ahmad, Hasan Lighairihi oleh Al-Albani dalam Sahihut Targhib wat Tarhib: 3030).
Golongan manusia kelima yang mendapat naungan Allah di Hari Pembalasan adalah
رَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ
Lelaki yang diajak berzina, oleh wanita yang kaya dan cantik, tetapi dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah.’
Mereka ini seperti Nabi Yusuf Alahissalam, seorang nabi yang tampan rupawan, lalu diajak berzina oleh seorang wanita cantik kaya raya, seorang istri raja. Akan tetapi, Nabi Yusuf menolaknya karena takut kepada Allah . Tentangnya Allah berfirman:
إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُخۡلَصِينَ ٢٤
“Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih,” (QS Yusuf: 24).
Golongan selanjutnya yang akan mendapat naungan Allah adalah,
رَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ
Orang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.”
Mereka adalah orang yang senantiasa ikhlas dalam berinfak. Mereka bersedekah tanpa diketahui orang lain, meskipun tidak ada larangan untuk bersedekah secara terang-terangan.
Rasulullah bersabda,
“Berbuat kebaikan itu melindungi diri dari kematian yang buruk, sedekah dengan sembunyi-sembunyi itu memadamkan murka Allah, sedang silaturahim itu menambah umur,” (HR At-Tabrani, dinilai Hasan Lighairihi oleh Al-Albani, dalam Sahihut Targhib wat Tarhib: 889).
Di hadis yang lain, Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya sedekah itu memadamkan panasnya kubur bagi penghuninya, dan seorang mukmin hanya bernaung di bawah naungan sedekahnya di Hari Kiamat,” (HR At-Thabrani, dinilai Hasan oleh Al-Albani dalam Sahihut Targhib wat Tarhib: 873).
Dan golongan terakhir yang akan mendapat naungan Allah adalah,
رَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Orang yang berzikir kepada Allah dalam kesunyian, hingga kedua matanya basah karena menangis.” Mereka adalah orang yang berzikir kepada Allah dalam kesunyian, menghindarkan dirinya dari dilihat manusia untuk menghindari sikap ujub. Mereka menangis karena takut terhadap siksaan Allah , atau rindu ingin bertemu dengan Allah .
إِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ مِن قَبۡلِهِۦٓ إِذَا يُتۡلَىٰ عَلَيۡهِمۡ يَخِرُّونَۤ لِلۡأَذۡقَانِۤ سُجَّدٗاۤ ١٠٧ وَيَقُولُونَ سُبۡحَٰنَ رَبِّنَآ إِن كَانَ وَعۡدُ رَبِّنَا لَمَفۡعُولٗا ١٠٨ وَيَخِرُّونَ لِلۡأَذۡقَانِ يَبۡكُونَ وَيَزِيدُهُمۡ خُشُوعٗا۩ ١٠٩
“(107) Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya, apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. (108) dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuh. (109) Dan mereka bersujud atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu,” (QS Al-Isra: 107-109).
Tentang orang-orang seperti ini, Rasulullah bersabda:
يُحِبُّ ثَلَاثَةً   || وَرَجُلٌ كَانَ فِي قَوْمٍ فَأَدْلَجُوا فَنَزَلُوا مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ وَكَانَ النَّوْمُ أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِمَّا يُعْدَلُ بِهِ فَنَامُوا وَقَامَ يَتْلُو آيَاتِي وَيَتَمَلَّقُنِي
“Allah mencintai tiga golongan, salah satunya, orang yang berada dalam sekelompok manusia sedang mereka terlelap dalam tidurnya atau lebih menyukai tidur dari pada bangun, lalu ia berdiri shalat dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an hingga tenggelam dalam kekhusyuan,” (HR Ahmad: 20394).
وَٱلۡعَصۡرِ ١  إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢  إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
Khutbah Kedua
أيها المسلمون فقال عز من قائل إن الله و ملائكته يصلون على النبي يأيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما. اللهم صل و سلم على نبينا محمد و عل آله و صحابته و من اهتدى بهديه و استن بسنته إلى يوم الدين. ثم اللهم ارض عن الخلفاء الراشدين المهديين أبي بكر و عمر و عثمان و علي و على بقية الصحابة و التابعين و تابع التابعين و علينا معهم برحمتك ي أرحم الرحمين.
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات.
اللهم أعز الإسلام و المسلمين و أهلك الكفرة و المشركين و دمر أعداءك أعداء الدين
اللهم أعنا على ذكرك و شكرك و حسن عبادتك
اللهم إنا نسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى و حسن الخاتمة
اللهم اغفر لنا و اوالدينا و ارحمهم كما ربونا صغارا
ربنا هب لنا من أزواجنا و ذرياتنا قرة أعين و احعلنا للمتقين إماما
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا و هب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة و قنا عذاب النار
عباد الله إن الله يأمركم بالعدل و الإحسان و إيتاء ذى القربى و ينهى عن الفحشاء و المنكر و البغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم و اسألوه من فضله يعطكم و لذكر الله أكبر و الله يعلم ما تصنعون.

BACA JUGA:  Khutbah Jumat: Kiat Menjaga Ketaatan setelah Ramadhan

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button