HadisFadhilah Amal

Tariqus Salihin: Keutamaan Membangun dan Membersihkan Masjid

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah artikel tentang keutamaan membangun masjid dan membersihkan masjid. Artikel ini adalah terjemahan dari kitab Tariqus Salihin ila Rabbil ‘Alamin karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah. Semoga bermanfaat. Teruskan membaca!

قال المؤلف حفظه الله تعالى ونفعنا به وبعلومه في الدارين آميــــــــن…
بَابُ فَضْلِ بِنَاءِ الْمَسَاجِدِ

Bab Keutamaan Membangun Masjid

بِنَاءُ الْمَسَاجِدِ سَبَبٌ مِنْ أَسْبَابِ دُخُولِ الْجَنَّةِ

Membangun Masjid, Salah Satu Sebab Masuk Surga

1 – Di dalam As-Sahihain Ubaidullah Al-Khaulani (Tabiin di Madinah) yang berkata:

يَقُولُ (عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ) عِنْدَ قَوْلِ النَّاسِ فِيهِ حِينَ بَنَى مَسْجِدَ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Ustman bin Affan berkata ketika manusia sedang berbicara tentang pembangunan Masjid Rasulullah ﷺ:

إِنَّكُمْ أَكْثَرْتُمْ وَإِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ

Sungguh, kalian terlalu banyak berbicara. Saya mendengar Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا قَالَ بُكَيْرٌ حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ

Siapa saja yang membangun masjid – Bukair (salah satu perawi hadis ini) berkata, ‘Menurutku beliau ﷺ juga mengatakan ‘karena mengharap Wajah Allah,’’ maka Allah akan membangunkan baginya yang semisal di surga, (Sahih Bukhari: 450. Sahih Muslim: 533).

PENJELASAN

Di dalam hadis ini, Tabiin Ubaidullah Al-Khaulani menceritakan bahwa sahabat Ustman bin Affan berencana merobohkan Masjid Nabawi saat itu, karena ingin membangunnya kembali dengan konstruksi yang lebih baik daripada sebelumnya. Akan tetapi, para sahabat tidak menyukainya dan berdebat karenanya.

Sabda Nabi ﷺ (karena mengharap Wajah Allah) maksudnya:

طَلَبًا لمَرضاتِه تعالى لا رِياءً ولا سُمعةً

Dia mencari ridha Allah ta’ala, bukan karena riya, bukan karena sum’ah, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 86811).

Sabda Nabi ﷺ (Allah akan membangunkan baginya yang semisal di surga) maksudnya:

ليس المرادُ أنَّه على قَدْرِه، ولا على صِفَتِه في بُنيانِه، ولكنَّ المرادَ مِثْلُه في مُسمَّى البيتِ

Yang dimaksud bukan ukuran dan konstruksinya yang sama, tetapi yang dimaksud dengan “semisal” adalah istilah yang bermakna Al-Bait (rumah), (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 86811).

BACA JUGA:  17 Masalah Seputar Udhiyah - Terjemah Ad-Durar Al-Bahiyyah fi Fiqhi Udhiyah

2 – Imam Ibnu Majah meriwayatkan, dan Al-Albani mensahihkannya, dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

Siapa saja yang membangun masjid karena Allah, meskipun masjid itu hanya sebesar sangkar burung, atau bahkan lebih kecil, Allah akan membangunkan baginya rumah di surga, (Sunan Ibnu Majah: 738).

PENJELASAN

Sabda Nabi ﷺ (قَطَاةٍ) atau yang berarti burung maksudnya adalah semacam burung merpati yang tinggal di daerah gurun, jangkauan terbangnya luas, dan terbang secara berkelompok, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 128883).

Sabda Nabi ﷺ (أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ) maksudnya:

ومَن كان هذا فِعلَه، كان جَزاؤُه أنْ يَبْنيَ اللهُ سُبْحانَه وتَعالى له بيتًا في الجَنَّةِ

Siapa saja yang melakukan hal itu (membangun masjid, meskipun kecil), balasannya adalah Allah akan membangunkan baginya rumah di surga, (Idem).

PELAJARAN

Pelajaran yang bisa diambil dari kedua hadis tentang keutamaan membangun masjid adalah sebagai berikut:

فَضِيلَةُ بِنَاءِ الْمَسَاجِدِ، وَالْمُعَاوَنَةُ فِي بِنَائِهَا

1 – Keutamaan membangun masjid, serta membantu pembangunan masjid, (Tabsirus Sairin).

الثَّوَابُ مُتَرَتِّبٌ عَلَى الْإِخْلَاصِ فِي الْعَمَلِ، فَمَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَمْ يُخْلِصْ فِيهِ النِّيَّةَ اللَّهُ لَمْ يُؤْجَرْ عَلَيْهِ

2 – Pahala itu menyesuaikan tingkat keikhlasan dalam beramal. Jadi, siapa saja yang beramal tanpa disertai keikhlasan di dalam niatnya, dia tidak akan dibalas dengan pahala, (Idem).

مَنْ كَتَبَ اسْمَهُ عَلَى مَسْجِدٍ بَنَاهُ كَانَ بَعِيدًا عَنْ الْإِخْلَاصِ

3 – Siapa saja yang menulis namanya pada suatu masjid yang dia bangun, itu jauh dari nilai-nilai ikhlas, (kecuali yang menulis atau memberi nama adalah panitia/yayasan yang menerima wakaf), (Idem).

بِنَاءُ الْمَسَاجِدِ صَدَقَاتٌ جَارِيَاتٌ وَحَسَنَاتٌ دَائِمَاتٌ

Membangun Masjid, Sedekah Jariyah yang Pahalanya Abadi

3 – Imam Ibnu Majah meriwayatkan, dan Al-Albani menhasankannya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ

Sungguh, di antara amal dan kebaikan yang mengiringi seorang mukmin setelah dia meninggal adalah:

عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

1) Ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan; 2) Anak saleh yang dia tinggalkan (setelah orang tuanya mati); 3) Mushaf yang dia wariskan; 4) Masjid yang dia bangun; 5) Rumah yang dia bangun untuk ibnu sabil; 6) Sungai yang dia alirkan; dan 7) Sedekah yang dia keluarkan dari harta miliknya ketika sehat dan masih hidup. Semuanya akan mengiringinya setelah dia meninggal, (Sunan Ibnu Majah: 242).

BACA JUGA:  Adab Makan: Tidak Kemaruk Jika Makan Bersama Teman

PENJELASAN

Sabda Nabi ﷺ (Masjid yang dia bangun) maksudnya, “Masjid yang dia bangun dengan hartanya atau dengan tangannya,” (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 42619).

Sabda Nabi ﷺ (Rumah yang dia bangun untuk Ibnu Sabil) maksudnya, “Dia membangun rumah, dan dia sediakan itu untuk orang asing yang lewat – semacam rumah singgah,” (Idem).

PELAJARAN

Pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini adalah sebagai berikut:

فَضِيلَةُ طَلَبِ الْعِلْمِ، وَالدَّعْوَةِ إِلَى اللَّهِ

1 – Keutamaan belajar agama dan berdakwah kepada Allah, (Tabsirus Sairin).

الْحَثُّ عَلَى تَرْبِيَةِ الْأَوْلَادِ عَلَى الصَّلَاحِ

2 – Anjuran untuk mendidik anak-anak supaya menjadi anak yang saleh, (Idem).

الْحَثُّ عَلَى فِعْلِ الْأَعْمَالِ الَّتِي تَبْقَى لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ كَنَشْرِ الْعِلْمِ، وَتَوْزِيعِ الْمَصَاحِفِ، وَبِنَاءِ الْمَسَاجِدِ، وَنَحْوِهِ

3 – Anjuran untuk melakukan berbagai amal yang tetap (mengalir pahalanya) setelah meninggal, seperti menyebarkan ilmu, mewariskan mushaf, membangun masjid, dll, (Idem).

فَضِيلَةُ الصَّدَقَةِ حَالَ الصِّحَّةِ

4 – Keutamaan sedekah ketika sehat, (Idem).

تَقْرِيرُ الْإِيمَانِ بِالْبَعْثِ وَالنُّشُورِ

5 – Penegasan tentang konsep iman terhadap hari kebangkitan, (Idem).

الْأَعْمَالُ ذَاتُ النَّفْعِ الْمُتَعَدِّي مِثْلُ الصَّدَقَةِ، وَنَشْرُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنْ الْأَعْمَالِ ذَاتِ النَّفْعِ الذَّاتِيِّ مِثْلُ قِيَامِ اللَّيْلِ، وَالصَّوْمِ

6 – Amal yang manfaatnya meluas, seperti sedekah dan menyebarkan ilmu, itu lebih afdal daripada amal-amal lain yang manfaatnya bersifat pribadi, seperti salat malam atau puasa, (Idem).

بَابُ فَضْلِ تَنْظِيفِ الْمَسَاجِدِ وَتَطْهِيرِهَا وَتَجْمِيرِهَا

Bab Keutamaan Membersihkan dan Membuatnya Wangi

4 – Di dalam As-Sahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang berkata:

أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ أَوْ شَابًّا

Bahwa dahulu ada seorang wanita atau seorang pemuda berkulit hitam yang memiliki kebiasaan membersihkan masjid.

فَفَقَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عَنْهَا أَوْ عَنْهُ

Lantas, suatu hari Rasulullah ﷺ kehilangan beliau, lalu bertanya tentang wanita atau pemuda berkulit hitam tersebut.

Lantas para sahabat mengatakan bahwa beliau telah meninggal dunia. Rasulullah ﷺ pun berkata:

أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي

Lantas mengapa kalian tidak memberi tahu saya?

Sahabat Abu Hurairah berkata (ketika meriwayatkan hadis ini kepada santri-santrinya):

فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا أَوْ أَمْرَهُ

Seolah-olah para sahabat memandang urusan membersihkan masjid atau wanita/pemuda berkulit hitam itu sebagai sosok/urusan yang sepele.

BACA JUGA:  Sahihul Adab: Adab Bersin di dalam Islam

Lantas Rasulullah ﷺ berkata:

دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهِ

Tunjukkan padaku kuburannya. Lantas, para sahabat menunjukkan kuburannya, dan beliau mensalatinya. Setelah itu, beliau ﷺ bersabda:

إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ

Sungguh, kuburan ini telah dipenuhi dengan kegelapan bagi penghuninya. Dan Allah benar-benar akan memberikan cahaya karena salat yang aku kerjakan atas mereka, (Sahih Muslim: 956).

PENJELASAN

Sabda Nabi ﷺ (أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي), mengapa kalian tidak memberi tahu saya, maksudnya:

1 – Para sahabat memandang remeh sosok tukang bersih-bersih masjid, (menurut Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu).

2 – Para sahabat memandang remeh tugas membersihkan masjid, (menurut Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu).

3 – Para sahabat tidak suka membangunkan Nabi ﷺ ketika tidur di malam hari, (di dalam riwayat An-Nasai).

PELAJARAN

Pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini di antaranya:

اهْتِمَامُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْ يُنَظِّفُ الْمَسَاجِدَ

1 – Nabi ﷺ memandang penting/memerhatikan sosok yang membersihkan masjid, (Tabsirus Sairin).

فَضْلُ تَنْظِيفِ الْمَسَاجِدِ وَتَطْهِيرِهَا

2 – Keutamaan membersihkan masjid dan menjaga kesuciannya, (Idem)

الْحَثُّ عَلَى السُّؤَالِ عَنْ الْخَادِمِ وَالصَّدِيقِ اذَا غَابَ

3 – Anjuran untuk bertanya tentang keadaan pelayan atau teman apabila dia tidak kelihatan, (Idem)

مَشْرُوعِيَّةُ الْمُكَافَأَةِ بِالدُّعَاءِ

4 – Disyariatkannya membalas (kebaikan) dengan (minimal) mendoakannya, (Idem)

التَّرْغِيبُ فِي شُهُودِ جَنَائِزِ أَهْلِ الْخَيْر

5 – Anjuran menyaksikan jenazah orang-orang yang baik, (Idem).

اسْتِحْبَابُ الصَّلَاةِ عَلَى الْمَيِّتِ الْحَاضِرِ عِنْدَ قَبْرِهِ لِمَنْ لَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ

6 – Sunah melakukan salat jenazah di kuburan bagi orang yang belum menyalatinya, (Idem).

اسْتِحبَابُ الِاعْلَامِ بِالْمَوْتِ

7 – Sunah memberi tahukan kematian seseorang, (Idem).

بَيَانُ مَا كَانَ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ التَّوَاضُعِ، وَالرِّفْقِ بِأُمَّتِهِ، وَتَفَقُّدِ أَحْوَالِهِمْ، وَالْقِيَامِ بِحُقُوقِهِمْ، وَالِاهْتِمَامِ بِمَصَالِحِهِمْ فِي آخِرَتِهِمْ، وَدُنْيَاهُمْ

8 – Penjelasan tentang ketawadukan nabi ﷺ, juga lembutnya beliau kepada umatnya, di mana beliau mengecek keadaan mereka, menegakkan hak-hak mereka, serta memerhatikan maslahat mereka di dunia dan akhirat, (Idem).

Wallahua’lam

Karangasem, 15 Rabiul Akhir 1446 H (Setahun kepergian ibu kami. Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. Amin)

Irfan Nugroho

Guru TPA di masjid kampung. Mengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Nguter Sukoharjo. Penerjemah profesional dokumen legal atau perusahaan untuk pasangan bahasa Inggris - Indonesia dan penerjemah amatir bahasa Arab - Indonesia. Alumni Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) tahun 2008 dan 2013.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button