Adab

Sahihul Adab: Adab Tidur di dalam Islam

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah adab tidur di dalam Islam yang kami terjemahkan dari kitab Sahihul Adab Al-Islamiyah karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah. Teruskan membaca. Semoga bermanfaat!

آدَابُ النَّوْمِ فِي الإِسْلَامِ

ADAB TIDUR DI DALAM ISLAM

عَدَمُ النَّوْمِ قَبْلَ العِشَاءِ وَالحَدِيثِ بَعْدَهَا

TIDAK TIDUR SEBELUM ISYA DAN TIDAK BERBICARA SETELAHNYA

Di antara adab tidur di dalam Islam adalah tidak tidur sebelum isya dan tidak berbicara setelahnya. Di dalam As-Sahihain dari Abu Barzah Radhiyallahu Anhu yang berkata:

وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا

Dan bahwa beliau ﷺ tidak suka tidur sebelum isya dan ngobrol-ngobrol setelah isya, (Sahih Bukhari: 547. Sahih Muslim: 647).

PENJELASAN:

1 – Beliau ﷺ tidak suka tidur sebelum isya karena khawatir kelewat dari waktunya, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 39770).

2 – Beliau ﷺ tidak suka ngobrol-ngobrol setelah isya maksudnya membicarakan urusan dunia, dan juga karena khawatir akan terlewat dari beliau salat malam dan salat subuh, (Idem).

PELAJARAN:

1 – Makruh hukumnya tidur sebelum isya dan ngobrol-ngobrol setelah isya, (Al-La-ali Al-Bahiyatu: 2/409).

2 – Penetapan kaidah: Saddudz Dzarai’i,[1] (Idem).

الوُضُوءُ قَبْلَ النَّوْمِ

BERWUDU SEBELUM TIDUR

Di antara adab tidur di dalam Islam adalah berwudu sebelum tidur. Di dalam As-Sahihain dari Al-Bara bin ‘Azib Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ

Jika kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudulah seperti wudumu untuk salat, (Sahih Bukhari: 247. Sahih Muslim: 2710).

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Muadz bin Jabal Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيتُ عَلَى ذِكْرِ اللَّهِ طَاهِرًا فَيَتَعَارَّ مِنْ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ

Tidaklah seorang muslim yang bermalam dalam kondisi berzikir kepada Allah, dan juga dalam kondisi suci, kemudian dia terbangun pada sebagian malam lalu meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat, kecuali dia akan diberi, (Musnad Ahmad: 22092).

PELAJARAN:

الإِشَارَةُ إِلَى أَنَّ المُدَاوَمَةَ عَلَى الطَّهَارَةِ وَالذِّكْرِ أَسْبَابُ إِجَابَةِ الدُّعَاءِ

1 – Isyarat bahwa senantiasa menjaga taharah dan zikir adalah sebab dikabulkannya doa, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 77863).

الحِفَاظُ عَلَى الطَّهَارَةِ مَعَ المُدَاوَمَةِ عَلَى ذِكْرِ اللهِ شِعَارُ المُسْلِمِ الحَقِّ

2 – Menjaga kebersihan diri dengan terus-menerus mengingat Allah adalah ciri khas seorang Muslim sejati, (Idem).

3 – Hukumnya sunah untuk berwudu sebelum tidur, (Al-La-ali Al-Bahiyyatu).

نَفْضُ الفِرَاشِ قَبْلَ النَّوْمِ عَلَيْهِ، وَالاِضْطِجَاعُ عَلَى الجَنْبِ الأَيْمَنِ

MENEPISKAN TEMPAT TIDUR DAN BERBARING DI SISI KANAN

Di antara adab tidur di dalam Islam adalah menepiskan tempat tidur dan berbaring di sisi kanan. Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ

Jika salah seorang dari kalian hendak pergi ke tempat tidurnya, maka hendaklah dia mengibaskan tempat tidurnya dengan bagian dalam sarungnya, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya, (Sahih Bukhari: 6320. Sahih Muslim: 2714).

PENJELASAN:

1 – “Bidakhilati izarihi” atau “dengan bagian dalam sarungnya” maksudnya adalah dengan ujung sarung yang menghadap tubuhnya di bagian atas sarung, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 65409).

2 – Pendapat lain menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah ujung sarung yang berada di bagian bawah, (Idem).

3 – Menepis ranjang ini dengan tangan yang tertutup oleh kain sarung, sehingga diharapkan tidak terjadi apa-apa pada tangannya, (Idem).

4 – Tidak memakai ujung sarung pun juga boleh, asal inti dari upaya membersihkan ranjang itu tercapai, (Idem).

PELAJARAN:

يَنبَغِي لِمَن أَرَادَ أَن يَنَامَ أَن يَنفُضَ فِرَاشَهُ لِاحْتِمَالِ أَن يَكُونَ فِيهِ شَيءٌ يُؤذِيهِ

1 – Seseorang yang ingin tidur sebaiknya mengibaskan tempat tidurnya karena kemungkinan ada sesuatu di dalamnya yang bisa menyakitinya, (Al-La-ali al-Bahiyyatu).

عَلَّمَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الآدَابَ الَّتِي يَنبَغِي مُرَاعَاتُهَا فِي كَثِيرٍ مِنَ الأَوْقَاتِ

2 – Nabi ﷺ mengajarkan kita adab-adab yang harus diperhatikan dalam banyak waktu, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 65409).

هُوَ مِنْ صِيَانَةِ الشَّرِيعَةِ لِلْمُسْلِمِ فِي بَدَنِهِ

3 – Membersihkan ranjang sebelum tidur adalah penjagaan syariat terhadap tubuh seorang muslim, (Idem).

جَمْعُ الكَفَّيْنِ وَقِرَاءَةُ المُعَوِّذَاتِ مَعَ النَّفْثِ وَالمَسْحِ عَلَى الجَسَدِ ثَلَاثً

MENGUMPULKAN KEDUA TELAPAK TANGAN, MEMBACA SURAT PERLINDUNGAN, DAN MENGUSAPKANNYA PADA TUBUH

Di antara adab tidur di dalam Islam adalah mengumpulkan kedua telapak tangan, membaca surat perlindungan, dan mengusapkannya pada tubuh. Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha yang berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

Bahwa Nabi ﷺ setiap malam ketika hendak tidur mengumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniupnya dan membaca Qul Huwallahu Ahad, Qul A’udzu birabbil Falaq, dan Qul A’udzu birabbinnas. Kemudian beliau mengusapkannya ke seluruh tubuh yang dapat dijangkau, mulai dari kepala, wajah, dan bagian tubuh lainnya, sebanyak tiga kali, (Sahih Bukhari: 5018).

PENJELASAN:

BACA JUGA:  Hadis Doa Sebelum Tidur dan Hikmahnya

1 – Perkataan ibunda Aisyah (nafatsa) artinya meniup pelan, tanpa sampai keluar liur, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 3633).

2 – Perkataan ibunda Aisyah (يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ) artinya Nabi ﷺ membaca ketiga surat tersebut tiga kali, lalu meniup juga tiga kali, dan mengusap ke sekujur tubuh juga tiga kali, (Idem).

PELAJARAN:

أَنَّ فِي قِرَاءَةِ هَذِهِ السُّوَرِ الثَّلَاثَةِ قَبْلَ النَّوْمِ صِيَانَةً لِلْإِنْسَانِ وَحِفْظًا لَهُ مِنَ الْمَكَارِهِ

1 – Membaca tiga surat ini sebelum tidur adalah perlindungan bagi manusia dan penjagaan dari segala keburukan, (Idem).

ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى مَأْمُورٌ بِهِ فِي جَمِيعِ الأَحْوَالِ

2 – Mengingat Allah Ta’ala diperintahkan dalam segala keadaan, (Idem).

فَقَدْ حَثَّنَا رَبُّنَا سُبْحَانَهُ عَلَى دَوَامِ ذِكْرِهِ

3 – Sesungguhnya Rab kita, Maha Suci Dia, telah mendorong kita untuk selalu mengingat-Nya, (Idem).

وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى عَلَى كُلِّ أَحْوَالِهِ

4 – Dan Nabi ﷺ mengingat Allah Ta’ala dalam segala keadaan, (Idem).

5 – Ruqyah lebih kuat manfaatnya dengan sentuhan tangan secara langsung, (Bahjatun Nadzirin).

قِرَاءَةُ آيَةِ الكُرْسِيِّ عِنْدَ النَّوْمِ

MEMBACA AYAT KURSI SEBELUM TIDUR

Di antara adab tidur di dalam Islam adalah mengumpulkan kedua telapak tangan, membaca surat perlindungan, dan mengusapkannya pada tubuh. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang berkata:

وَكَّلَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ فَأَتَانِي آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو مِنْ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Rasulullah ﷺ menugaskanku untuk menjaga zakat Ramadan. Kemudian datang seseorang yang mulai mengambil makanan. Aku menangkapnya dan berkata, ‘Aku akan membawamu kepada Rasulullah ﷺ.’

فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فَقَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ

Lalu dia menyebutkan hadits dan berkata, ‘Jika kamu berbaring di tempat tidurmu, bacalah Ayat Kursi, maka akan selalu ada penjaga dari Allah atasmu, dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi.’

فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ذَاكَ شَيْطَانٌ

Nabi ﷺ berkata, ‘Dia berkata benar, meskipun dia pembohong, dia adalah setan,’ (Sahih Bukhari: 3274).

PENJELASAN:

1 – Perkataan setan (وَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ) atau (setan tidak akan mendekatimu hingga pagi) maksudnya orang yang tidur dengan terlebih dahulu membaca Ayat Kursi akan dijaga oleh Allah dari gangguan setan untuk urusan dunia maupun agama, (Mirqatul Mafatih Syarh Misykatil Mashabih).

PELAJARAN:

Pelajaran yang bisa diambil dari hadis keutamaan membaca ayat kursi sebelum tiur adalah:

بَيانُ فضْلِ آيةِ الكُرسيِّ، وأنَّها تَحْمي مَن قَرَأها مِن الشَّياطينِ

1 – Penjelasan tentang Keutamaan Ayat Kursi, dan bahwa Ayat Kursi melindungi orang yang membacanya dari setan, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 1767).

أنَّ الوَكيلَ لا يَتصرَّفُ فيما أُوكِلَ إليه إلَّا بإذنٍ مِن ربِّ المالِ

2 – Bahwa wakil tidak boleh melakukan tindakan apa pun terhadap barang yang dititipkan kepadanya kecuali dengan izin dari pemilik harta, (Idem).

ظُهورُ الجنِّ وتَكلُّمُهم بكَلامِ الإنسِ

3 – Jin mampu menampakkan diri dan berbicara dengan bahasa manusia, (Idem).

أنَّ في الثَّالثةِ بَلاغًا في الإعذارِ

4 – Bahwa pengulangan hinggga tiga kali adalah semacam batas maksimal untuk memberi peringatan, kayak Surat Peringatan (SP), ada SP1, SP2, dan SP3, (Idem).

أنَّ للشَّيطانِ نَصيبًا ممَّن تَرَكَ ذِكرَ اللهِ تعالَى عندَ المَنامِ

5 – Bahwa setan mendekat kepada orang yang meninggalkan dzikir kepada Allah Ta’ala di kala tidur, (Idem).

أنَّ مَن أُقِيمَ في حِفظِ شَيءٍ يُسمَّى وَكيلًا

6 – Bahwa orang yang ditugaskan menjaga sesuatu disebut wakil, (Idem).

أَنَّ الْجِنَّ تَسْرِقُ وَتَخْدَعُ

7 – Bahwa jin mencuri dan menipu, (Idem).

مَشْرُوعِيَّةُ تَعَلُّمِ الْعِلْمِ مِمَّنْ لَمْ يَعْمَلْ بِعِلْمِهِ

8 – Boleh mempelajari ilmu dari orang yang tidak mengamalkan ilmunya, (Idem).

التَّسْبِيحُ وَالتَّحْمِيدُ وَالتَّكْبِيرُ عِنْدَ النَّوْمِ

BERTASBIH, BERTAHMID, DAN BERTAKBIR SEBELUM TIDUR

Di antara adab tidur di dalam Islam adalah bertasbih, bertahmid, dan bertakbir sebelum tidur. Dalam Ash-Shahihain dari Ali Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا أَوْ أَوَيْتُمَا إِلَى فِرَاشِكُمَا فَسَبِّحَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَاحْمَدَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبِّرَا أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ

Jika kalian berbaring di tempat tidur kalian, atau berbaring di tempat tidur kalian, maka bacalah tasbih tiga puluh tiga kali, tahmid tiga puluh tiga kali, dan takbir tiga puluh empat kali; itu lebih baik bagi kalian daripada seorang pelayan, (Sahih Bukhari: 5361).

BACA JUGA:  Adab Makan: Tidak Kemaruk Jika Makan Bersama Teman

PELAJARAN:

فَضِيلَةُ عَلِيٍّ وَفَاطِمَةَ

1 – Keutamaan Ali dan Fatimah, (Al-La-ali al-Bahiyyatu)

اِسْتِحْبَابُ التَّسْبِيحِ وَالتَّحْمِيدِ وَالتَّهْلِيلِ عِنْدَ النَّوْمِ

2 – Sunah membaca tasbih, tahmid, dan tahlil ketika akan tidur, (Idem).

الَّذِي يُلَازِمُ ذِكْرَ اللهِ يُعْطَى قُوَّةً أَعْظَمَ مِنَ القُوَّةِ الَّتِي يَعْمَلُهَا لَهُ الخَادِمُ، أَوْ مِنْ تَعَاطِي الخَادِمِ. تُسَهِّلُ الأُمُورَ عَلَيْهِ بِحَيْثُ يَكُونُ تَعَاطِيهِ أُمُورَهُ أَسْهَلَ

3 – Orang yang selalu berdzikir kepada Allah diberi kekuatan yang lebih besar daripada kekuatan yang diberikan oleh pelayan, atau dari penggunaan pelayan. Hal ini memudahkan urusannya sehingga urusannya menjadi lebih mudah, (Idem).

كُلُّ مَنْ كَانَتْ لَهَا طَاقَةٌ مِنَ النِّسَاءِ عَلَى خِدْمَةِ بَيْتِهَا فِي خُبْزٍ أَوْ طَحْنٍ أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ فَلَا يَلْزَمُ الزَّوْجُ أَنْ يَأْتِيَهَا بِخَادِمٍ إِذَا كَانَ مَعْرُوفًا أَنَّ مِثْلَهَا يَعْمَلُ ذَلِكَ بِنَفْسِهِ

4 – Setiap wanita yang mampu melayani rumahnya sendiri dalam hal membuat roti, menggiling, atau lainnya, maka suami tidak wajib memberinya pelayan jika diketahui bahwa wanita seperti itu biasanya melakukan hal tersebut sendiri, (Idem).

إِطْفَاءُ (البُوتَاجَازِ) وَنَحْوِهِ عِنْدَ النَّوْمِ

MEMATIKAN API SEBELUM TIDUR

Di antara adab tidur di dalam islam adalah mematikan api sebelum tidur. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa Nabi ﷺ bersabda:

لَا تَتْرُكُوا النَّارَ فِي بُيُوتِكُمْ حِينَ تَنَامُونَ

Janganlah kalian meninggalkan api (dalam keadaan menyala) di rumah kalian ketika kalian tidur, (Sahih Bukhari: 6293).

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu Anhu yang berkata:

احْتَرَقَ بَيْتٌ بِالْمَدِينَةِ عَلَى أَهْلِهِ مِنْ اللَّيْلِ فَحُدِّثَ بِشَأْنِهِمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

Pada suatu malam salah satu rumah penduduk Madinah terbakar ketika penghuninya tertidur. Ketika hal itu diceritakan kepada Nabi ﷺ, beliau bersabda:

إِنَّ هَذِهِ النَّارَ إِنَّمَا هِيَ عَدُوٌّ لَكُمْ فَإِذَا نِمْتُمْ فَأَطْفِئُوهَا عَنْكُمْ

Sesungguhnya api adalah musuh kalian, karena itu bila kalian hendak tidur, maka padamkanlah ia lebih dahulu, (Sahih Bukhari: 6294).

PENJELASAN:

Sabda Nabi (إِنَّ هَذِهِ النَّارَ إِنَّمَا هِيَ عَدُوٌّ لَكُمْ) atau (Sesungguhnya api adalah musuh kalian) maksudnya, “jika ia menangkap kita kapan saja dan di mana saja, ia akan mampu menguasai segala sesuatu hingga membakarnya dan menjadikannya abu,” (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 60686).

PELAJARAN:

Pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini di antaranya:

الْحَثُّ عَلَى الْأَخْذِ بِأَسْبَابِ الْوِقَايَةِ مِنْ الْمَخَاطِرِ وَالْمَهَالِكِ

1 – Anjuran untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dari bahaya dan malapetaka, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 60686).

يَنبَغِي لِمَن أَرَادَ أَن يَنَامَ أَن يُطفِئَ النَّارَ إِن خِيفَ أَن تُسَبِّبَ حَرِيقًا

2 – Seseorang yang ingin tidur sebaiknya memadamkan api jika dikhawatirkan akan menyebabkan kebakaran, (Al-La-ali Al-Bahiyyatu).

هَذَا الأَمرُ لِلإِرشَادِ

3 – Perintah di dalam hadis ini sifatnya arahan, panduan, bukan wajib (Idem).

كَمَالُ الشَّرِيعَةِ الإِسلَامِيَّةِ لِمُرَاعَاتِهَا لِكَافَّةِ شُؤُونِ الحَيَاةِ

4 – Kesempurnaan syariat Islam dalam memperhatikan segala aspek kehidupan, (Idem).

إِغْلَاقُ الأَبْوَابِ وَتَغْطِيَةُ الآنِيَةِ عِنْدَ النَّوْمِ

MENUTUP PINTU DAN MENUTUP WADAH

Di antara adab tidur di dalam Islam adalah menutup pintu dan menutup wadah. Di dalam As-Sahihain dari Jabir bin Abddullah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنْ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا وَأَطْفِئُوا مَصَابِيحَكُمْ

Apabila tiba waktu malam atau kalian berada di waktu petang, tahanlah anak-anak kalian, karena pada saat itu setan berkeliaran. Dan apabila telah berlalu waktu satu jam dari malam, biarkanlah mereka. Tutup pintu-pintu dan sebutlah nama Allah, karena setan tidak akan membuka pintu yang tertutup. Ikatlah bejana-bejana air kalian dan sebutlah nama Allah, dan tutupilah wadah-wadah kalian serta sebutlah nama Allah, meskipun hanya dengan meletakkan sesuatu di atasnya, dan matikanlah lampu-lampu kalian, (Sahih Muslim: 2012. Sahih Bukhari: 3280).

BACA JUGA:  Sunah Berkumur dan Istinsyaq dengan Air dari Satu Tangan

PENJELASAN

Rahasia di balik perintah menutup pintu adalah bahwa setan tidak akan membuka pintu yang tertutup. Allah tidak memberinya kekuatan untuk itu, meskipun Dia memberinya kemampuan dan kekuatan untuk hal-hal lain, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 10191).

PELAJARAN

إِغْلَاقُ الأَبْوَابِ وَتَغْطِيَةُ الآنِيَةِ عِنْدَ النَّوْمِ

1 – Sunah menutup pintu dan menutup wadah ketika hendak tidur, (Sahihul Adab Al-Islamiyah).

ذِكْرُ اللهِ هو الحِصنُ الحَصينُ من الشَّياطينِ

2 – Mengingat Allah adalah benteng yang kokoh dari gangguan setan, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 10191).

والحديثُ يدُلُّ على أنَّ الشَّيطانَ إنَّما يَتسلَّطُ على المُفرِّطِ لا على المُتحرِّزِ

3 – Hadis ini menunjukkan bahwa setan hanya menguasai orang yang lalai dari zikir, bukan orang yang berhati-hati, (Idem).

الوُضُوءُ لِلْجُنُبِ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ

BERWUDU BAGI ORANG JUNUB SEBELUM TIDUR

Di antara adab tidur di dalam Islam adalah berwudu bagi orang junub sebelum tidur. Di dalam As-Sahihain dari ibunda Aisyah Radhiyallahu Anha yang berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ وَهُوَ جُنُبٌ غَسَلَ فَرْجَهُ وَتَوَضَّأَ لِلصَّلَاةِ

Nabi Muhammad ﷺ jika ingin tidur dalam keadaan junub, beliau mencuci kemaluannya dan berwudhu seperti wudhu untuk salat, (Sahih Bukhari: 288. Sahih Muslim: 305).

PENJELASAN

Boleh saja seseorang tidak langsung mandi setelah junub. Mengapa?

لأنَّ الغُسْلَ مَشروعٌ للعباداتِ، والنَّومُ ليس منها

Karena mandi disyariatkan untuk ibadah (mahdoh), sedang tidur bukan termasuk di dalamnya, (Mausuatu Haditsiyah Dorar Saniyah: 77726).

PELAJARAN

الوُضُوءُ لِلْجُنُبِ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ

1 – Sunah berwudu bagi orang yang junub ketika hendak tidur, (Sahihul Adab Al-Islamiyah).

عَدَمُ النَّوْمِ عَلَى البَطْنِ

TIDAK TIDUR DENGAN POSISI TENGKURAP

Di antara adab tidur di dalam Islam adalah tidak tidur dengan posisi tengkurap. Imam At-Tirmizi meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ pernah melihat seseorang tidur sambil tengkurap, kemudian beliau ﷺ bersabda:

إِنَّ هَذِهِ ضَجْعَةٌ لَا يُحِبُّهَا اللَّهُ

Sungguh, posisi tidur seperti ini tidak disukai oleh Allah, (Sunan At-Tirmizi: 2768. Musnad Ahmad: 8068. Hasan).

PENJELASAN

Apa rahasia di balik larangan tidur sambil tengkurap? Tertulis di Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah (119778):

1 – Karena itu adalah posisi tidur penghuni neraka,

2 – Meletakkan dada dan wajah, yang merupakan anggota tubuh yang paling mulia, di tanah adalah bentuk penghinaan kepada selain Allah,

3 – Posisi seperti itu menyerupai posisi tidur kaum nabi Luth,

PELAJARAN

النَّهيُ عن الاضطِجاعِ على البَطْنِ

1 – Larangan tidur tengkurap, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 119778)

إنَّ النهيَ عنها هذا إذا كان بين الناسِ، فأمَّا إذا كان في بَيْتِهِ أو في خَلْوتِه، فلا حَرَجَ عليه في ما يَنْتَفِعُ به وليسْتَريحَ إليه

2 – Larangan ini berlaku jika dilakukan di antara orang-orang, tetapi jika dilakukan di rumah atau dalam kesendirian, tidak ada masalah selama itu bermanfaat dan memberikan kenyamanan, (Idem)

الحثُّ على البُعْدِ عما يَكْرَهُه اللهُ مما بيَّنه نَبيُّهُ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم

3 – Anjuran untuk menjauhi apa yang dibenci oleh Allah sebagaimana yang dijelaskan oleh NabiNya ﷺ, (Idem).

ذِكْرُ اللَّهِ عِنْدَ الاِسْتِيقَاظِ

MENGINGAT ALLAH SAAT BANGUN TIDUR

Di antara adab tidur di dalam Islam adalah mengingat allah saat bangun tidur. Imam Bukhari meriwayatkan dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ تَعَارَّ مِنْ اللَّيْلِ فَقَالَ … أَوْ دَعَا اسْتُجِيبَ لَهُ فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلَاتُهُ

Siapa saja yang terbangun di malam hari lalu mengucapkan doa ini, maka doanya akan dikabulkan. Dan jika dia berwudu lalu salat, maka salatnya akan diterima:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Lā ilāha illā Allāh waḥdahu lā sharīka lah, lahul-mulku walahul-ḥamdu wahuwa ‘alā kulli shay’in qadīr. Al-ḥamdu lillāh wa subḥānallāh wa lā ilāha illā Allāh wa Allāhu akbar wa lā ḥawla wa lā quwwata illā billāh,

Kemudian membaca:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Allāhumma ighfir lī, (Sahih Bukhari: 1154).

PELAJARAN

ذِكْرُ اللَّهِ عِنْدَ الاِسْتِيقَاظِ

1 – Sunah berzikir kepada Allah ketika bangun tidur, (Sahihul Adab Al-Islamiyah).

فَضيلةُ الذِّكرِ والدُّعاءِ باللَّيلِ

2 – Keutamaan zikir dan doa di malam hari, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 1862).

الحثُّ على قِيامِ اللَّيلِ

3 – Anjuran untuk salat malam, (Idem). Wallahua’lam.

Karangasem, 5 Desember 2024

Irfan Nugroho (Semoga Allah merahmati dirinya, keluarganya, dan orang tuanya. Amin).

[1] Saddudz Dzarai’i (سد الذرائع) adalah salah satu kaidah dalam hukum Islam yang berarti menutup jalan atau sarana yang dapat mengarah pada hal-hal yang dilarang atau haram.

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button