Uncategorized

Sekte Sesat “Gerakan Fajar Nusantara” Makin Meresahkan

 
Jakarta, Mukminun.com – Pernah dengar sekte sesat “Gerakan Fajar Nusantara” (Gafatar)? Jika belum, mungkin anda pernah mendengar ada satu sekte sesat dulu bernama “Al Qiyadah Al Islamiyah” pimpinan Ahmad Mushoddeq.
 
Ya, benar. Gerakan Fajar Nusantara atau biasa disingkat Gafatar ini merupakan penjelmaan dari Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang dulu dipimpin oleh Ahmad Mushoddeq.
 
Setelah sekte sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyah dibubarkan secara formal, dedengkotnya tak berhenti sampai disitu saja, mereka membuat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
 
Bahkan sebelum menjadi Gafatar mereka sempat menamakan diri mereka Komunitas Millah Abraham (Komar) namun tak berlangsung lama, hingga kini mereka menjadi Gafatar.
 
Keberadaan Gafatar bermula pada Januari 2012 ketika salah satu pentolan Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang bernama Mahful Muis Tumanurung memutuskan untuk menutupi organisasi sesat ini dengan kedok Organisasi Masyarakat (Ormas) yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan.
 
Gafatar marak ditemui di daerah Sulawesi, terutama di daerah Gowa, hingga kemudian membuat warga Muslim Gowa menjadi resah dan menuntut sekte sesat Gerakan fajar Nusantara dibubarkan.
 
Desakan untuk pembubaran sekte sesat Gafatar juga datang dari anggota DPRD Gowa, sebagaimana yang diwakili oleh Ketua Komisi IV DPRD Gowa, Asrul Makkaraus.
 
“Saya kira memang pemerintah sudah harus mengambil tindakan tegas terhadap keberadaan Gafatar. Semua kan sudah jelas, pernyataan Majelis Ulama Indonesia Gowa itu sudah sangat jelas. Jika keberadaan Gafatar itu memang sesat,” ungkap Asrul Makkaraus.
 
Seruan untuk membubarkan Gafatar juga datang dari Majelis Ulama Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Ketua Komisi Dakwah Khusus MUI Pusat Ustadz Abu Deedat Syihab, MH.
 
“Saya sudah menyampaikan ke KH Ma’ruf Amin tentang perubahan nama itu,” kata Ustadz Abu Deedat.
 
Lebih jauh Ustadz Abu Deedat juga menjelaskan sekilas tentang Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar yang telah menyebar hingga Aceh, Papua, dan Jakarta.
 
Menurut Ustadz Abu Deedat, Gafatar tidak ada bedanya dengan Al-Qiyadah Al-Islamiyah.
 
“Gafatar itu komunitas millah abaraham. Mereka itu mengubah nama, dulu Al Qiyadah Al Islamiyah (Pimpinan Nabi Palsu Ahmad Mushoddeq), diganti jadi Komar (Komunitas Millah Abraham), bulan Januari 2012 lalu mereka mendeklarasikan dengan nama ormas namanya Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara),” jelas beliau.
 
Beberapa tokoh yang belum mendapat hidayah kebenaran Islam pun ikut-ikutan antusias menjadi pendukung Gerakan Fajar Nusantara ini, mulai Taufik Abdullah, Ray Sahetapy, dan Sujiwo Tedjo.
 
“Ada juga tokoh-tokoh dan artis-artis yang ikut di dalamnya karena mereka tidak paham mungkin. Di antara mereka ada Taufik Ismail dan Ray Sahetapy,” lanjut Ustadz Abu Deedat.
 
Dengan berkembangnya Gafatar hingga telah memiliki 24 DPD, maka Ustadz Abu Deedat menghimbau agar umat Islam untuk lebih waspada dan lebih jeli terhadap berbagai aksi dan kegiatan yang digalakkan oleh Gafatar ini.
 
“Jadi umat harus mencermati bahwa itu adalah aliran sesat seperti sebelumnya (Al Qiyadah dan Komar) hanya ganti nama saja. Sampai saat ini diperkirakan sudah ada 24 DPD Gafatar yang tersebar di Indonesia, pemerintah harus cepat tanggap menangani masalah ini jika tidak ingin ada gesekan dikemudian hari,” imbuh Ustadz Abu Deedat. Wallahu’alam bish shawwab (Voa-Islam/Mukminun)
BACA JUGA:  (MP3 Ceramah/Kajian) Nasihat untuk Pengaku Salafi tetapi Liar Lisannya

 

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

6 Comments

  1. beredar informasi bahwa mereka mau mendaftarkan aliran GAFATAR ini ke Kemenag, sebagai Umat Islam kami minta agar Kemenag tidak mendaftarkan / tidak melegalkan, hati2 bisa saja mereka musang berbulu ayam, akan merusak Aqidah Umat Islam, Komunis juga bisa membonceng, Syiaah bisa menyussup dan aliran sesat lainnya, Pemerintah harus berhati2 dan tegas jika telah terbukti salah…!!!

  2. Asalamualaikum warohmatullahi wabarokatuhIndonesia negara dengan penduduk mayoritas Islam, tp yg KTP nya aja Islam lumayan banyak, ato dengan kata lain belum tahu benar apa itu Islam, jadi mereka bimbang dan menjadi sasaran empuk para agen pemecah belah dari luar (luar Indonesia.Mencoba berfikir jika saya adalah mereka dengan agenda pemecah belahan bangsa = Kalo Indonesia banyak Islam nya maka akan saya pecah dulu telor-telor yang paling banyak, yang lain pasti akan ikut rusak/busuk. Jadi telur rusak ato busuk mau tidak mau harus dibuang, nah tempatnya/kerenjangnya kan jadi kosong, bisa dimasukin telor baru. (Keranjang disini adalah Indonesia, telor2 tsb adalah orangnya)>> ini kalo agendanya memecah belah bangsa. Kalo agenda Politik ya sudah tau lah seperti biasanya, akeh bolo akeh suworo akeh jatah kursine, akeh gaji gedine, wayah rapat akeh turune, akeh duite akeh wedok'ane, konangan bojone akeh pegatane. “Ndonyo iku bunder le, mbok kiter yo gur munyer-munyer wae, ora bedo kowe karo segawon sing ngiter buntute dewe”(yg tidak tahu bahasa jawa ini artinya)”Dunia itu bundar nak, kamu kejar ya hanya muter2 saja, tidak ada bedanya dengan anjing yang mengejar ekornya sendiri”Wassalamualaikum warohmatulahi wabarokatuh.

  3. Hal seperti ini telah dijelaskan di qur'an surah al-anbiya (92-94) bahwa sanya islam akan terpecah menjadi 73 golongan yang mana kelak ketika di akhirat akan di mintai pertanggung jawaban masing2 di setiap golongan itu.jadi kembalikan ke diri masing2. karena allah akan memberikan balasan dan tidak'lah di dzalimi meski amalannya sekecil biji sawi

  4. Sekarang sudah nyata, kalau Gafatar merupakan gerakan bawah tanah. Nah sekarang sudah banyak pengikutnya , dia unjuk gigi, dengan berduyun-duyun melakukan hijroh – eksedus dengan dalih mau bertani. Tapi semua itu tidak begitu penting – yang paling berbahaya dan sudah melawan hukum adalah MEMURTADKAN orang islam. Nah sekarang pemerintah (kepolisian dan kejaksaan) sudah waktunya menangkap pengurusnya untuk dimintai pertanggungjawaban.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button