Fiqih

Fikih Dorar: Menyegerakan Mengurus Jenazah

Pembaca rahimakumullah, termasuk sunah adalah menyegerakan mengurus jenazah. Berikut adalah terjemahan dari Mausuatul Fiqhiyah Dorar Saniyah > Kitab Salat > Bab Janaiz > Hukum Orang Sakit dan Sekarat > Hukum Orang Sekarat > Menyegerakan Mengurus Jenazah. Semoga bermanfaat.

إِسْرَاعُ تَجْهِيزِهِ

MENYEGERAKAN MENGURUS JENAZAH

Tertulis di dalam Mausuatul Fiqhiyah Dorar Saniyah:

تُسْتَحَبُّ الْمُبَادَرَةُ بِتَجْهِيزِ الْمَيِّتِ عِنْدَ تَيَقُّنِ مَوْتِهِ، فَإِنْ شُكَّ فِي مَوْتِهِ أُخِّرَ وُجُوبًا

Disunahkan untuk menyegerakan mengurus jenazah[1] apabila kematiannya telah dipastikan. Jika ada keraguan tentang kematiannya, maka wajib ditunda.[2]

وَهَذَا بِاتِّفَاقِ الْمَذَاهِبِ الْفِقْهِیَّةِ الْأَرْبَعَةِ: الْحَنَفِیَّةِ، وَالْمَالِكِیَّةِ، وَالشَّافِعِیَّةِ، وَالْحَنَابِلَةِ

Dan ini adalah kesepakatan dari empat mazhab fikih: Hanafi,[3] Maliki,[4] Syafi’i,[5] dan Hanbali.[6]

DALIL DARI SUNAH

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

أَسْرِعُوا بِالْجِنَازَةِ

Bersegeralah dengan jenazah,[7] (Sahih Bukhari: 1315. Sahih Muslim: 944).

Argumentasi:

أَنَّهُ إِذَا كَانَ الْإِسْرَاعُ فِي التَّشْيِيعِ مَطْلُوبًا مَعَ مَا فِيهِ مِنَ الْمَشَقَّةِ عَلَى الْمُشَيِّعِينَ، فَالْإِسْرَاعُ فِي التَّجْهِيزِ مِنْ بَابِ أَوْلَى

Pertama: Bahwa jika bersegera dalam mengantar jenazah adalah sesuatu yang dianjurkan, padahal di dalamnya bisa jadi terdapat kesulita bagi para pengantar, maka menyegerakan mengurus jenazah adalah lebih utama.

ثَانِيًا: أَنَّهُ أَصْوَنُ لَهُ وَأَحْفَظُ مِنَ التَّغَيُّرِ

Kedua: Menyegerakan mengurus jenazah lebih bisa menjaga dan melindungi jenazah dari perubahan. Wallahua’lam

Karangasem, 31 Desember 2024

Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan memberkahi dirinya, keluarganya, dan orang tuanya. Amin).

CATATAN KAKI

[1] Al-Mardawi di dalam Al-Inshaf (2/328) berkata:

وَلَا بَأْسَ أَنْ يَنْتَظِرَ بِهِ مَنْ يَحْضُرُهُ إِنْ كَانَ قَرِيبًا، وَلَمْ يُخْشَ عَلَيْهِ أَوْ يَشُقَّ عَلَى الْحَاضِرِينَ

Tidak mengapa menunggu orang yang akan hadir jika dia dekat, dan tidak dikhawatirkan atasnya atau tidak memberatkan yang hadir.

[2] Ad-Dardir di dalam Syarh Al-Kabir (1/415) berkata:

وَمَنْ مَاتَ فَجْأَةً أَوْ تَحْتَ هَدْمٍ أَوْ بِمَرَضِ السَّكْتَةِ؛ فَلَا يُنْدَبُ الْإِسْرَاعُ، بَلْ يَجِبُ تَأْخِيرُهُمْ حَتَّى يَتَحَقَّقَ مَوْتُهُمْ، وَلَوْ يَوْمَيْنِ أَوْ ثَلَاثَةً؛ لِاحْتِمَالِ حَيَاتِهِمْ

Barang siapa yang meninggal secara tiba-tiba atau di bawah reruntuhan atau karena penyakit stroke; maka tidak disunnahkan untuk mempercepat (pengurusan jenazahnya), tetapi wajib menunda mereka sampai kematiannya benar-benar dipastikan, meskipun dua atau tiga hari; karena kemungkinan mereka masih hidup.

BACA JUGA:  Fikih Dorar: Sunah terhadap Orang Meninggal

[3] Hasiyah At-Tahtawi: 400. Hasiyah Ibnu Abidin: 2/232

[4] Mawahibul Jalil li Al-Khattab: 3/26. Syarh Mukhtashar Khalil li Al-Kharasyi: 2/123

[5] Al-Majmu li An-Nawawi: 5/124. Mughni Al-Muhtaj li Al-Khatib Asy-Syarbini: 1/332

[6] Kasyaf Al-Qina li Al-Bahuti: 2/84. Al-Mughni li Ibni Qudamah: 2/336

[7] Maksud “…dengan jenazah” menurut Ibnu Hajar adalah:

بِحَمْلِهَا إِلَى قَبْرِهَا

Mengusung jenazah menuju kuburnya, (Fathul Bari: 3/184).

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button