Bersyukurlah, Nak… Engkau Punya yang Tak Mereka Punya
Irfan Nugroho
Wahai anakku, salah satu konsekuensi logis dari keyakinanmu terhadap Rububiyah Allah adalah keyakinan bahwa Allah adalah pencipta dan pengatur semua hal yang ada di alam semesta ini.
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam,” (Al-Fatihah: 2).
Dan engkau pun termasuk bagian dari alam semesta itu. Rezekimu, ajalmu, dan kebahagiaanmu telah diset oleh Allah 50.000 tahun, jauh sebelum bumi dan alam semesta ini diciptakan.
Rezekimu telah diatur oleh Allah, berikut pula rezeki dan makanan untuk semua makhluk yang ada di dunia ini, semua tak terlewat dari pengaturan Allah dengan segala sifat dan keagungan-Nya.
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Allah mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya,” (Huud: 06).
Maka dari itu, tak perlu lagi kau menjadi galau ketika mendapati dirimu yang seorang miskin dunia sedang berada di antara para budak harta dan dunia yang sedang membicarakan harta, pangkat, kedudukan, dan gaji yang tinggi.
Allah Maha Adil, dan tak ada yang lebih adik daripada Allah. Engkau memang miskin harta, namun tidak miskin ruhani karena engkau menaruh keyakinan terhadap Rububiyah Allah, terhadap Uluhiyah Allah, dan terhadap keagungan dan sifat-sifat Allah.
Engkau memang miskin harta, dan hendaknya hal tersebut tidak membuatmu terpacu untuk menjadi budak harta dan dunia. Karena ketahuilah, nak… Bahwa seorang budak dunia dan harta tidak memiliki apa yang kau miliki, yakni ketenangan dan kedamaian.
“Barangsiapa menjadikan urusan dunia sebagai perhatian utamanya, maka Allah akan membuatnya kesusahan (dalam mencari dunia tersebut), dan bayang-bayang kemiskinan akan diletakkan tepat di depan matanya. Ia tidak akan mendapat apa-apa dari dunia ini selain apa yang telah dituliskan baginya (takdir).
“Barangsiapa menjadikan urusan akhirat sebagai fokus perhatiannya, maka segala urusannya akan dimudahkan oleh Allah dan kekayaan akan diletakkan dalam hatinya. Dunia akan mendatanginya meskipun ia tidak mencarinya,” (HR Tirmidzi).
Demikianlah Rasulullah mengajarkan kepadamu untuk tidak menjadi budak dunia dan budak harta, nak.
Tiada lain tiada bukan bahwa seorang yang menghabiskan waktunya untuk mencari dunia dan melupakan akhirat, maka ia hanya akan merasa semakin sempit, semakin penat, dan semakin galau dengan bayang-bayang kemiskinan, bayang-bayang kebangkrutan, dan bayang-bayang pensiun.
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam “Mutiara Shalat” berkata, “Orang yang bekerja untuk dunianya saja dan tidak beramal untuk akhirat, maka ia akan mendapat murka Allah, dan dia termasuk orang yang rugi.”
Beginilah keadaan seorang budak dunia dan budak harta. Nikmat dunia telah ia dapatkan, namun tidak ia gunakan untuk mendapatkan nikmat yang lain, nikmat akhirat.
Dirinya disibukkan dengan urusan duniawi, bayang-bayang kemiskinan ditempatkan di depan matanya; dan lebih parah lagi bahwa Allah murka kepadanya.
Maka dari itu, nak… “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar-Rahman: 13).
Bersyukurlah, nak… Bahwa saat ini engkau memang miskin harta, namun tidak miskin ruhani. Engkau memiliki tauhid dalam jiwa dan perbuatanmu, hingga kemudian hatimu menjadi tenang dan itulah sebesar-besar nikmat, yakni ketenangan hati.
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar-Rahman: 13).
Wallahu’alam bish shawwab. (19 Jumadil Ula 1433H).
🙂
Allhamdulillah…artikelnya mantep sob,, bisa menumbuhkan rasa keimanan dalam diri kita,,, terus berkarya sob salam hangat..(we love “Islam”)
Mantep sobat, sangat inspiratif dan mengingatkan kita semua untuk selalu bersyukur apa yang telah kita peroleh…
mari kita selalu bersyukur….
good sharing..
artikel yang sangat menenangkan bagi mereka yang merasa kekurangan….karena ternyata banyak nikmat yang tidak kita sadari…ok sobat salam silaturrahim
. . setujuh-tujuh,, lebih baek miskin harta, daripada miskin hati. n aq juga setujuh, dengan kita bersyukur dapan menenangkan hati jika dibandingkan kan kita yg slalu merasa kekurangan, pastinya akan selalu bikin hati gelisah n bingunk sendiri. he..86x. keren nich. GudLuck kawan . .
Yah memang kadang sangat tipis bedanya sob, pengertian secara mendalam hanya masing masing dari hati manusia itu sendiri yang tahu, dan saya yakin tak seorang pun di dunia ini yang bisa membohongi hatinya sendiri, mulut dan hati bisa beda, di depan mereka bilang harta di hati mereka menangis dan meratap kenap bisa terlena oleh dunia yang hanya sekejab mata, terimakasih atas artikelnya
Kita harus tetap bersyukur kepada Allah SWT terhadap sgla apa yg kita punya, karena hdp akan lebih bermakna dan bermanfaat jika melihat Orang2 di sekeliling kita Bahagia akan kehadiran kita…Artikelnya bagus Kang … 🙂