Uncategorized

Dibenci Karena Kebenaran itu Anugrah, Dibenci Karena Akhlak itu Musibah

Oleh Ust Oemar Mita

Maka berikanlah akhlaq terbaik yang engkau miliki kepada sesama mukmin karena sesungguhnya generasi terbaik ummat ini mereka belajar untuk berakhlaq sebelum mereka belajar untuk perkara lainnya karena apabila engkau dibenci karena kebenaran maka itu anugrah dan apabila engkau dibenci karena akhlaq-mu, maka itu adalah musibah

Betapa mulia kehidupan akhlaq bagi setiap  mukmin, dengannya dia akan belajar menghargai sesama mukmin lainnya, sehingga bersama menuju kepada Alloh dengan saling mengkuatkan dan tidak saling merasa angkuh untuk menerima kebenaran serta bersikap menghargai segala perbedaaan apabila dia mengerti bahwa masalah yang ada memang bersumber kepada dalil dalil yang ada. 

Marilah belajar akhlaq sebelum belajar perkara lainnya, bukankah Ibnu sirin mengatakan bahwa para sahabat mempelajari adab bersamaaan dengan mereka mempelajari ilmu (lihat kitab tadzkirotus samii’ wal mutakallimin 1/2,kitab mausuuah adab assyariyyah abdul fathi sayyid nada 1/5)  

Karena sesungguhnya seoarang mukmin memperhias dirinya di hadapan mukmin lainnya dengan adab dan akhlaqnya, bukan dengan ringan lisannya dengan menjatuhkan vonis kepada saudaranya  tanpa disertai kemarufan dan membiarkan orang-orang kafir yang memerangi Islam selamat dari lisan meraka dan tindakan mereka   

Bukankah Imam syafii menguraikan: “barang siapa yang ingin Alloh membukakan hatinya dan meneranginya, maka hendaklah ia sering bersendirian dengan Alloh, sedikit makannya, meninggalakan perkataan orang yang bodoh dan membenci ahli ilmu yang tidak memiliki sikaf bijaksana dan beradab” (lihat kitab tadzkirotus samii’ wal mutakallimin 1/2)

Renungan dari perkataan generasi terbaik–

Ruwaiyim mengatakan kepada anaknya: “wahai anakku jadikanlah amalmu ibarat garam dan akhlaqmu ibarat tepung, -perbanyaklah olehmu akhlaq yang mulia hingga perbandingan sebagaimana perbandingan tepung dan garam,-dalam satu adonan,-..karena banyak akhlaq walopun sdikit amal itu lebih mulia dari pada banyak amal tapi miskin akhlaq…(Lihat kitab alfaruq III/96)

Dan ibnu mubarak pun menyampaikan: “tidaklah aku mendapati sesuatu yang paling bermanfaat setelah taqwa daripada akhlaq dan adab yang mulia….

Ya Alloh muliakanlah akhlaq kami, luruskanlah lisan kami, santunkanlah sikap kami kpda saudara kami, dan indahkanlah ucapan kami kepada saudara-saudara kami….

BACA JUGA:  Fiqih Islam: Mengusap Khuf dan Perban - Tata Cara Mengusap Khuf dan Perban

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button