Uncategorized

Ilmu Ditambah Adab Sama Dengan Takwa

Bukan semata ilmu yang membuat kita terhindar dari siksa neraka; bukan pula semata adab yang luhur tetapi hampa dari penghambaan diri kepada Rabb semesta alam; dan bukan pula ketundukan tiada ilmu yang membuat kita menjadi dekat kepada Rabb Sang Pencipta alam.

Akan tetapi, kombinasi apik dari adab dan ilmu itulah yang membawa seseorang kepada ketakwaan, yang membuat kita terselamatkan dari malapetaka siksa neraka nan jahanam. Inilah maksud firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:


يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ  نَارًا…
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” [QS. At-Tahrim: 6].

“Ajari mereka adab (sopan santu, tata krama, unggah ungguh) dan ajari mereka ilmu agama,” demikian ungkap Ibnu Abbas Radhiyallahuanhu ketika menjelaskan kandungan ayat di atas.

Ada perintah untuk menanamkan adab, oleh karenanya disebut pendidikan; ada perintah untuk memberikan ilmu yang karenanya disebut pengajaran.

Ibnu Qayyim Rahimahullah menjelaskan adab sebagai, “Himpunan perkara-perkara yang baik pada diri seorang hamba, yang meliputi; 1) adab kepada Allah, 2) adab kepada Rasulullah dan syariat, dan 3) adab kepada manusia.

Inilah satu dari sekian kompetensi dasar seorang manusia, umat Islam. Dirinya lengkap dengan adab dan ilmu, baik yg berkaitan dengan Allah, Rasulullah (Syariat) dan manusia.

Betapa banyak dari kita yang kadang terpukau dengan jargon “kajian ilmiah” meski di dalamnya kehormatan sesama muslim tercabik-cabik tiada tara. Pun betapa banyak dari kita yang merasa cukup dengan, “Yang penting tidak nyakitin orang,” sedangkan hubungan kita bersama Allah dan syariatNya justru lebih sering kita lukai dan kita sakiti.

Itulah kenapa Ibnu Abbas menyebutkan adab sebelum ilmu, “Ajari mereka adab” sebelum “ajari mereka ilmu agama.” Di sinilah letak urgensi adab di atas ilmu, persis seperti ungkapan Ibnu Mubarrak Rahimahullah, “Adab yang sedikit lebih kami butuhkan daripada ilmu yang banyak.”

“Dengan ketaatan seseorang meraih surga, dengan adab seseorang meraih ketaatan,” pungkas Abu Ali Ad-Daqqaq Rahimahullah.

Mengenang romantika pelajaran matematika di kala SD, “Dua ditambah satu sama dengan tiga, adab ditambah ilmu sama dengan takwa.” Wallahu’alam bish shawwab.

Sukoharjo, 25 Agustus 2015
Yang miskin adab & fakir ilmu

BACA JUGA:  Hukum Merayakan Valentine’s Day oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid

Irfan Nugroho

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button