Uncategorized

Kenapa Allah Membuat Cuaca Sebentar Panas, Sebentar Hujan?

Pertanyaan:
Mengapa Allah Subhanahu Wa Ta’ala membuat cuaca panas? Kenapa tidak sejuk selamanya? Padahal Allah bisa melakukannya.
Jawaban oleh Tim Fatwa Asy-Syabakah Al-Islamiyah, diketuai oleh Syekh Abdullah Faqih Asy-Syinqiti
Segala puji hanya bagi Allah, Raab semesta alam. Saya bersaksi bahwa tiada Illah yang hak untuk diibadahi kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Anda harus tahu bahwa Allah adalah yang Maha Bijak. Allah tidak pernah melakulan sesuatu yang sia-sia atau tanpa tujuan. Allah tidak pernah melakukan sesuatu kecuali sesuai dengan kesempurnaan kebijaksanaan-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاَنْزَلَ اللّٰهُ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَم…
“Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah) kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui,” [QS. An-Nisa’: 113].
Selain itu, Anda harus tahu bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak berhak ditanyai atas apa yang Dia lakukan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَا يُسْـئَـلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْئَــلُوْنَ
“Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan, tetapi merekalah yang akan ditanya,” [QS. Al-Anbiya: 23].
Jika Allah Subhanahu Wa Ta’la membuat cuaca tetap sejuk sepanjang tahun, Anxa tidak akan bersyukur adanya cuaca sejuk. Sungguh, tak akan ada yang bisa menyadari nikmat cuaca sejuk kecuali setelah merasakan cuaca panas atau dingin.
Alhasil, perubahan cuaca ini dibuat sesuai dengan kesempurnaan Kebijaksanaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yaitu dengan dibuatnya beberapa jenis cuaca yang berlawanan.
Juga, di antara hikmah adanya cuaca yang berlawanan ini adalah agar kita ingat terhadap siksaan Allah di akhirat dan agar kita senantiasa berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا بِالصَّلَاةِ فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ وَاشْتَكَتْ النَّارُ إِلَى رَبِّهَا فَقَالَتْ يَا رَبِّ أَكَلَ بَعْضِي بَعْضًا فَأَذِنَ لَهَا بِنَفَسَيْنِ نَفَسٍ فِي الشِّتَاءِ وَنَفَسٍ فِي الصَّيْفِ فَهُوَ أَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنْ الْحَرِّ وَأَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنْ الزَّمْهَرِيرِ
“Apabila panas sangat menyengat maka tundalah shalat hingga panasnya mereda. Sebab panas yang sangat menyengat itu berasal dari hembusan api jahanam. Neraka jahanam mengadu kepada Rabbnya seraya berkata, ‘Wahai Rabb, sebagian kami telah makan sebagian yang lain!’ Maka Allah pun memberinya izin dengan dua tarikan nafas; sekali saat musim dingin dan sekali saat musim panas. Maka apa yang kalian rasakan berupa udara panas berasal darinya, begitu juga udara dingin yang kalian rasakan berasal darinya,” [HR Bukhari].
Wallahu’alam bish shawwab.
Fatwa: 53030
Tanggal: 13 Safar 1434 (27 Desember 2012)
Penerjemah: Irfan Nugroho (Staf pengajar di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Sukoharjo)
Sumber: Asy-Syabakah Al-Islamiyah 

BACA JUGA:  Fiqih Islam: Keutamaan Qurban (Udhiyah)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button