Uncategorized

Setan Dibelenggu, Tapi Maksiat Tetap Ada: Mewaspadai Empat Racun Hati

Jamaah sidang shalat Jumat yang semoga dirahmati Allah…

Pernah datang pertanyaan kepada Imam Al-Qurtubi tentang kenapa maksiat tetap terjadi di bulan Ramadhan, padahal Rasulullah bersabda:

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ ، وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِين

“Jika telah masuk bulan Ramadan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu jahanam ditutup, dan setan-setan diikat,” [HR Bukhari & Muslim].

Maka, berkata Imam Al-Qurthubi:

“Semua itu dapat terjadi karena sebab selain setan, yaitu: 1. jiwa yang buruk; 2. kebiasaan yang jelek; dan 3. setan manusia.” (Fathul Bari)

Sidang jamaah shalat Jumat yang semoga dirahmati Allah..

Yang dibelenggu adalah setan dari kalangan jin, sedang setan dari kalangan manusia, masih terus saja berkeliaran bebas.

Menurut perkataan Imam Qurtubi di atas, manusia menjadi setan karena memiliki kebiasaan yang buruk, sedang kebiasaan yang buruk, itu berasal dari hati yang mati. Rasulullah bersabda:

َإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً

“Sesungguhnya di dalam jasad manusia ada segumpal darah,

إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ

“Jika segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh jasadnya;

وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ

“Dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya,” [HR Muttafaq Alaihi].

Sidang jamaah shalat Jumat yang semoga dirahmati Allah..

Rusak atau matinya hati manusia, disebabkan karena dua hal, yang pertama karena maksiat dan yang kedua karena berlebihan dalam empat perkara yang sebenarnya mubah atau boleh.

Rasulullah bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً

“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan,

نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ

“Maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam

فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُه

“dan apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan

ُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا

“dan apabila ia kembali

حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ

“maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutup hatinya,

وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ

“dan itulah yang diistilahkan “Ar raan” yang Allah sebutkan:

كَلَّا بَلْ ۜ رَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka,” [QS. Al-Muthaffifiin: 14]

BACA JUGA:  Membangun Qaidah Shalabah (Kelompok Inti)

Imam Hasan Al-Bashri berkata menjelaskan ayat ini:

“Dosanya bertumpuk-tumpuk, hingga hatinya menjadi buta dan akhirnya mati,” [Tafsir Al-Quranul Adzhim].

Jamaah sidang shalat Jumat yang semoga dirahmati Allah..

Selain maksiat, ada empat perkara yang sebenarnya mubah, tetapi jika dilakukan dalam intensitas yang banyak, akan membuat hati seseorang menjadi teracuni hingga sakit bahkan mati, dan jadilah ia tergolong setan dari kalangan manusia.

Pertama, Banyak Bicara
Syahwat Kalam.. Atau keinginan untuk berbicara, ingin menguasai pembicaraan, ingin selalu berbicara, apa pun keadaanya.

Tidak sedikit bencana yang ditimbulkan oleh lidah dan kebanyakan pemicunya adalah tabiat. Tidak ada cara yang dapat menyelamatkan dari bencana ini melainkan dengan diam. Dalam sebuah sabdanya Rasulullah menyebutkan,

(( مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ ))

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah mengatakan yang baik atau diam.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda,

(( لاَ يَسْتَقِيْمُ إِيْمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ قَلْبُهُ وَلاَ يَسْتَقِيْمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ لِسَانُهُ ))

“Keimanan seorang hamba tidak akan lurus sebelum lurus hatinya, dan hatinya tidak akan  lurus sebelum lurus lisannya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Dunya, dha’if)

Kedua, Banyak Makan
Sedikit makan dapat melembutkan hati, menguatkan daya pikir, membuka diri serta melemahkan hawa nafsu dan sifat marah.

Sebaliknya, banyak makan, akan menggerakkan anggota badan untuk melakukan berbagai kemaksiatan serta menjadikannya merasa berat taat dan beribadah.

Ibrahim bin Adham pernah mengatakan, “Barangsiapa memelihara perutnya, akan terpelihara agamanya. Barangsiapa mampu menguasai rasa laparnya, akan memiliki akhlak yang baik. Sesungguhnya kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala itu jauh dari seorang yang lapar dan dekat dari seorang yang kenyang.”

Ketiga, Banyak Bergaul
Berlebihan dalam memandang akan menimbulkan anggapan indah terhadap yang dipandangnya.

Berlebihan dalam memandang, akan memunculkan keinginan untuk dipandang atau menjadi orang terpandang. Dari sana muncullah berbagai kerusakan dalam hatinya.

Keempat, Banyak Bergaul
Berlebihan dalam bergaul adalah penyakit berbahaya yang mengakibatkan banyak keburukan; dapat menghilangkan nikmat dan menebarkan permusuhan, menanamkan kedengkian, membawa kerugian dunia dan akhirat.

BACA JUGA:  No Chairs and Tables for Five Years of Study

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button