Uncategorized

Tafsir Ringkas Surat Abasa (1): Teguran kepada Rasulullah ﷺ

Surat Abasa adalah surat ke-80 dari Al-Quranul Karim. Surat Abasa merupakan Surat Makiyah yang terdiri atas 42 ayat. Surat ini masuk ke dalam Juz Amma (Juz 30).

Tafsir Surat Abasa ayat 1-2
Allah berfirman:
عَبَسَ وَتَوَلَّى (1) أَنْ جَاءَهُ الأَعْمَى (2(
Artinya:
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling 2. karena telah datang seorang buta kepadanya, (QS Abasa: 1-2)
Tafsir:
ظهر التغير والعبوس في وجه الرسول صلى الله عليه وسلم, وأعرض لأجل أن الأعمى عبد الله بن أم مكتوم جاءه مسترشدا, وكان الرسول صلى الله عليه وسلم منشغلا بدعوة كبار قريش إلى الإسلام.
Terlihat perubahan dan rona masam di wajah Rasulullah dan beliau berpaling karena seorang laki-laki buta, yaitu Abdullah bin Ummi Maktum datang meminta bimbingan. Saat itu Rasulullah sedang sibuk mendakwahi para pembesar Quraisy kepada Islam.
Tafsir Surat Abasa Ayat 3-4
Allah berfirman:
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى (3) أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى (4(
Artinya:
“Dan tahukah engkau (Muhammad), barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran yang memberi manfaat baginya?” (QS Abasa: 3-4).
Tafsir:
وأيُّ شيء يجعلك عالمًا بحقيقة أمره؟ لعله بسؤاله تزكو نفسه وتطهر, أو يحصل له المزيد من الاعتبار والازدجار.
Apa yang membuatmu tahu hakikat urusan orang itu tadi? Bisa jadi pertanyaan darinya menyucikan dan membersihkan jiwanya atau dia mendapatkan tambahan pelajaran dan nasihat.
Tafsir Surat Abasa Ayat 5-7
Allah berfirman:
أَمَّا مَنْ اسْتَغْنَى (5) فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّى (6) وَمَا عَلَيْكَ أَلاَّ يَزَّكَّى (7)
Artinya:
“Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (yaitu pembesar Quraisy), maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya, padahal tidak ada (tanggung jawab) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).
Tafsir:
أما مَن استغنى عن هديك, فأنت تتعرض له وتصغي لكلامه, وأي شيء عليك ألا يتطهر من كفره؟
Orang yang merasa cukup (tidak butuh) petunjuk darimu (Muhammad), kamu justru mengurusinya dan mendengar kata-katanya. Apa salahmu jika kamu tidak menyucikannya dari kekafirannya?
Tafsir Surat Abasa Ayat 8-16
Allah berfirman:
وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَى (8) وَهُوَ يَخْشَى (9) فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّى (10) كَلاَّ إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ (11) فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ (12) فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ (13) مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ (14) بِأَيْدِي سَفَرَةٍ (15) كِرَامٍ بَرَرَةٍ (16)
Artinya:
“Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti,” (QS Abasa: 8-16)
Tafsir:
وأمَّا من كان حريصا على لقائك, وهو يخشى الله من التقصير في الاسترشاد, فأنت عنه تتشاغل. ليس الأمر كما فعلت أيها الرسول, إن هذه السورة موعظة لك ولكل من شاء الاتعاظ. فمن شاء ذكر الله وَأْتَمَّ بوحيه. هذا الوحي, وهو القرآن في صحف معظمة, موقرة, عالية القدر مطهرة من الدنس والزيادة والنقص, بأيدي ملائكة كتبة, سفراء بين الله وخلقه, كرام الخلق, أخلاقهم وأفعالهم بارة طاهرة.
Orang yang sangat berhasrat untuk bertemu denganmu, dia takut kepada Allah karena kurang mendapatkan bimbingan, kamu justru mengabaikannya. Perkaranya tidak sebagaimana yang kamu perbuat wahai Rasul. Sesungguhnya surat ini yang mengandung hidayah merupakan nasihat bagimu dan bagi siapa pun yang menginginkan nasihat.
Barang siapa berkehendak, dia akan mengingat Allah dan mengikuti wahyu-Nya, yaitu Al-Quran, yang tercantum dalam lembaran-lembaran yang diagungkan dan dihormati, kedudukannya tinggi, disucikan dari noda keburukan, tidak ada penambahan dan pengurangan, ia terjaga di tangan para malaikat para penulis, para delegasi antara Allah dengan makhlukNya, yang mulia akhlaknya, akhlak-akhlak dan perbuatan-perbuatan mereka baik dan suci.
Demikian tafsir ringkas surat abasa bagian pertama, membahas ayat 1-16. Semoga bermanfaat.
Sumber: Tafsir Al-Muyassar

BACA JUGA:  Fiqih Islam: Mengusap Khuf dan Perban - Tata Cara Mengusap Khuf dan Perban

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button