Khutbah

Meski Masjid Ditutup Karena Corona, Jangan Lalai dari Mengerjakan Salat

KHUTBAH JUMAT SINGKAT: Meski Masjid Ditutup Karena Corona, Jangan Lalai dari Mengerjakan Salat

Oleh: Irfan Nugroho
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…
Salah satu kekhawatiran yang timbul akibat wabah Corona adalah manusia akan semakin lalai dari salatnya, terlebih ketika masjid-masjid mulai ditutup, tidak boleh dilakukan di dalamnya salat berjamaah atau salat jumu’ah. Maka sungguh, jika orang sudah mulai lalai dari salatnya, azab Allah akan ditimpakan kepada manusia.
Allah berfirman:
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
Arab – Latin : fa wailul lil-muṣallīn
Terjemahan : “Maka kecelakaan bagi orang-orang yang salat,” (Surat Al-Ma’un: 4).
Imam Al-Qurtubi Rahimahullah menjelaskan makna “kecelakaan” dengan “azab”,[i] lalu Imam At-Tabari menjelaskan “kecelakaan” dengan “lembah yang dialiri oleh nanah para penghuni neraka jahanam.”[ii]
Ma’asyiral muslimin, orang yang salat saja bisa celaka, berpotensi dimasukkan ke dalam neraka, berpotensi mendapat azab di dunia maupun di akhirat, maka itu artinya orang yang tidak salat sudah barang pasti akan mendapat yang lebih berat daripada itu.
Alhamdulillah-nya, ayat tersebut ada kelanjutannya, yaitu:
ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
Arab – Latin : allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhụn
Terjemahan : (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (Surat Al-Ma’un: 5).
Atha’ bin Dinar Rahimahullah, ketika menjelaskan ayat itu beliau mengatakan:
“Puji syukur kepada Allah yang berfirman, ‘orang-orang yang lalai dari salatnya,’ bukan berfirman, ‘orang-orang yang lalai DALAM (ketika) salatnya.”[iii]
Mengapa demikian? “Sebab tidak akan selamat seorang pun dari sifat lupa dalam shalatnya, bahkan Nabi juga pernah lupa ketika mengerjakan salat, dan itu terjadi lebih dari empat kali.”[iv]
Sahabat mulia, Abdullah bin Abbas Radhiyallahuanhu menjelaskan:
هُوَ الْمُصَلِّيَ الَّذِي إِنْ صَلَّى لَمْ يَرْجُ لَهَا ثَوَابًا ، وَإِنْ تَرَكَهَا لَمْ يَخْشَ عَلَيْهَا عِقَابًا
“Dia adalah orang yang salat, yang jika dia melakukan salat, dia tidak mengharap pahala dari salatnya, dan jika dia meninggalkan salat, jika dia tidak melakukan salat, mereka tidak merasa takut terhadap hukuman (dari Allah) yang akan mereka terima.”[v]
Inilah, yang kalau dalam bahasa Jawa, “Surga ora pengen, neraka ora wedi.”
Nauzubillah
Maka dari itu, ma’asyiral muslimin rakhimakumullah…
Jangan sekali-kali meremehkan urusan salat. Lagi kerja kemudian azan, lekas hentikan pekerjaan itu, lalu wudhu dan lakukan salat.
Untuk adik-adikku para pemuda, ketika lagi sibuk nongkrong, nge-game, otak-atik motor, kalau sudah azan, hentikan itu semua dan segeralah ambil wudhu, dan lakukan salat.
Untuk ibu-ibu, ketika sedang ngumpul ngobrol dengan sesama, berhentilah mengobrol dan lekas pulang untuk melakukan salat jika azan sudah dikumandangkan.
Jangan menunda-nunda mengakhirkan salat, karena termasuk orang yang salat, tetapi dia tetap akan mendapat azab, adalah orang-orang yang mengakhirkan salat, yang melakukan salat ketika waktunya sudah hampir habis, seperti sabda Nabi :
تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيْ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا
“Itulah salatnya orang-orang munafik. Dia nongkrong mengamati matahari, hingga ketika matahari hampir di tanduk setan, dia melakukan salat dengan mematuk sebanyak empat kali (seperti ayam), dia tidak berzikir/ingat kepada Allah ketika salat kecuali hanya sedikit.”[vi]
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ! اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ. وَذَرُو الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنْ. وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا اغْفِرْ لنا وَلِوَالِديناَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

BACA JUGA:  Khutbah Jumat: Tiga Sumber Kemaksiatan

[i] Tafsir Al-Qurtubi, Surat Al-Ma’un ayat 4
[ii] Tafsir At-Tabari, Surat Al-Ma’un ayat 4
[iii] Tafsir Ibnu Katsir, Surat Al-Ma’un ayat 5
[iv] Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, dalam An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
[v] Tafsir Al-Qurtubi, Surat Al-Ma’un ayat 5
[vi] Syarah Sahih Muslim: 622

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button