Pembaca rahimakumullah, esensi dari perayaan maulid harusnya adalah menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi ﷺ, bukan karena di sana ada bagi² berkat, amplop, makan, parsel apalagi dangdutan, nauzubillah. Maka sudah pantas jika kami kali ini menyuguhkan terjemahan artikel dari Syaikh Shalih Najib Al-Dag tentang adab kepada Nabi Muhammad ﷺ. Apa saja? Teruskan membaca!
Adab kepada Nabi ﷺ
Pembaca rahimakumullah, berikut adalah ringkasan tentang adab kepada Nabi ﷺ, yaitu:
Tunduk secara total, serta taat secara mutlak kepada Nabi ﷺ.
Di antara adab kepada Nabi ﷺ adalah tunduk secara total, serta taat secara mutlak kepada Nabi ﷺ. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah, (QS An Nisa: 80).
Jawa: Sapa sing ambangun-turut ing Utusan, lah sajatiné iku ambangun- turut ing Allah, (QS An Nisa: 80).
Indonesia: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir,” (QS Ali Imran: 31-32).
Jawa: Calathua: Manawa kowé padha tresna ing Allah, lah padha manuta aku, Allah bakal tresna marang kowé sarta angapura marang kowé ing kaluputanmu; lan Allah iku Aparamarta, Mahaasih. Calathua: Padha ambangun- turuta ing Allah sarta Utusan; déné manawa kowé padha mléngos, lah sayekti Allah iku ora remen marang para wong kafir, (QS Ali Imran: 31-32).
Membenarkan kabar dari Nabi ﷺ dalam berbagai perkara gaib, baik di masa lalu maupun di masa mendatang.
Di antara adab kepada Nabi ﷺ adalah membenarkan kabar dari Nabi ﷺ dalam berbagai perkara gaib, baik di masa lalu maupun di masa mendatang. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Demi bintang ketika terbenam. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), (QS An Najm: 1-4).
Jawa: Demi lintang nalikane surup. Kancanira (Muhammad) iku ora pisan kesasar lan ora ngawur. Lan sing dingendikaake (Muhammad yoiku Al-Quran) dudu sakarepe dhewe. Kabeh kang didhawuhake mesthi wahyu terang saka Ingsun, (QS An Najm: 1-4).
Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa, (QS Hud: 49).
Jawa: Iki sawenèhing pawarta- pawarta prakara kang ora katon, kang Ingsun wedharaké marang sira, iku sira ora weruh – sira sarta bangsanira ya ora – ing sadurungé iki; mulané disabar; sayekti, kawu- sanan iku bagéané para kang padha anjaga dhiri, (QS Hud: 49).
Meneladani Nabi ﷺ di semua perkataan dan perbuatan.
Di antara adab kepada Nabi ﷺ adalah meneladani Nabi ﷺ di semua perkataan dan perbuatan. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (QS Ali Imran: 31).
Jawa: Calathua: Manawa kowé padha tresna ing Allah, lah padha manuta aku, Allah bakal tresna marang kowé sarta angapura marang kowé ing kaluputanmu; lan Allah iku Aparamarta, Mahaasih, (QS Ali Imran: 31).
Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat, (QS An Nur: 56).
Jawa: (Lan sira dhawuha), “Sira padha nyempurnakna sholat lan padha bayara zakat, apa dene ndhereka mrang Rasul supaya sira pikantuk rahmate Allah, (QS An Nur: 56).
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Malik bin Al-Huwairis Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat, (Sahih Bukhari: 6008).
Menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Nabi ﷺ.
Di antara adab kepada Nabi ﷺ adalah menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Nabi ﷺ. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali, (QS An Nisa: 115).
Jawa: Lan sapa sing ngecrahi Utusan ing sawisé tuntunan dadi terang tumrap dhèwèké, sarta nurut kang dudu dadalané para angèstu, dhèwèké iku bakal Ingsun adhep- aké marang barang kang diadhep- aké, lan bakal Ingsun cemplungaké naraka; lan iku papan kang ala, (QS An-Nisa: 115).
Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih, (QS An Nur: 63).
Jawa: Wong – wong kang padha nyulayani dhawuh (parentahe) Rasulullah, padha diati – ati lan wediya, ora wurung bakal padha tinempuh ing bebaya utawa ing siksa kang nglarani ana ing akherat, (QS An Nur: 63).
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Seluruh umatku akan masuk surga, kecuali yang tidak mau.
Lalu pada sahabat bertanya, “Siapa orang yang tidak mau masuk surga, ya Nabi?” Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti dia tidak mau,” (Sahih Bukhari: 7280).
Mendahulukan ucapan Nabi ﷺ daripada perkataan seluruh manusia.
Di antara adab kepada Nabi ﷺ adalah mendahulukan ucapan Nabi ﷺ daripada perkataan seluruh manusia. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (QS Al-Hujurat: 1).
Jawa: Para mukmin kabeh, sira aja lancang pangucap lan panggawe tanpa oleh idzining Allah lan Rasule. Sira padha bektia ing Allah Allah, satemene Allah iku miyarsa tur nguningani samu barang, (QS Al-Hujurat: 1).
Menafsirkan firman Allah (لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ) yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya, sahabat Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata:
Jangan mengucapkan perkataan yang menyelisihi Quran dan Sunah, (Tafsir At-Tabari: 352).
Mencintai Nabi ﷺ, melebihi cinta kita kepada harta, anak, dan manusia semuanya.
Di antara adab kepada Nabi ﷺ adalah mencintai Nabi ﷺ, melebihi cinta kita kepada harta, anak, dan manusia semuanya. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai aku (Nabi Muhammad ﷺ) lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan manusia semuanya, (Sahih Bukhari: 15. Sahih Muslim: 44).
Pasrah kepada hukum Nabi ﷺ dan ridha dengannya
Di antara adab kepada Nabi ﷺ adalah pasrah kepada hukum Nabi ﷺ dan ridha dengannya. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya, (QS An-Nisa: 65).
Jawa: Nanging ora! dhemi Pangéra- nira, dhèwèké iku padha ora angèstu nganti tumekané dhèwèké padha anetepaké sira dadi juru nibakaké bebeneran ing dalem prakara kang dadi sulaya antarané awaké, tumuli ing atiné ora ana rupeké tumrap pancasanira sarta padha manut kalawan sumarah, (QS An Nisa: 65).
Menjadikan Nabi ﷺ sebagai teladan yang baik
Di antara adab kepada Nabi ﷺ adalah menjadikan Nabi ﷺ sebagai teladan yang baik. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah, (QS Al Ahzab: 21).
Jawa: Satemene sira iiku duwe panutan becik hiya iku Rasulullah (Muhammad), iku becik tumrap wong kang ngarep – ngarep ganjaraning Allah sarta wedi siksaning dina Qiyamat. Apadene wong kang akeh elinge ing Allah, (QS Al Ahzab: 21).
Tambahan adab kepada Nabi ﷺ dari kitab Minhajul Muslim
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah menulis bahwa di antara adab kepada Rasul adalah sebagai berikut:
Menaati beliau, serta meneladani jejak beliau, mengikuti langkah beliau di semua urusan dunia dan agama.
Tidak mendahulukan kecintaan, penghormatan, dan pengagungan kepada beliau, di atas penghormatan atau pengagungan terhadap makhluk yang lainnya.
Bersikap loyal terhadap orang yang loyal kepada Nabi ﷺ, memusuhi orang yang memusuhi beliau ﷺ, ridha dengan orang yang beliau ridhai, marah dengan orang yang beliau ﷺ marah kepadanya.
Memuliakan dan menghormati beliau ketika nama beliau disebut, serta mengucapkan selawat dan salam kepada beliau, serta mengagungkan kesempurnaan dan keutamaan beliau.
Membenarkan semua yang beliau kabarkan, baik dalam urusan agama dan dunia, juga dalam perkara yang gaib di kehidupan dunia dan akhirat.
Menghidupkan sunah beliau, serta menampakkan syariat beliau, menyampaikan dakwah beliau, serta mengamalkan wasiat beliau.
Merendahkan suara ketika di dekat makam beliau, juga di masjid beliau, dan ini khusus bagi orang yang mendapat kemuliaan dari Allah untuk menziarahi masjid beliau, serta menghormati beliau ketika berdiri di dekat makam beliau ﷺ dan sahabat beliau.
Mencintai orang-orang saleh dan bersikap loyal kepada mereka karena beliau mencintai mereka, serta bersikap marah kepada orang-orang fasik, juga memusuhi mereka karena beliau juga merasa marah kepada mereka.
Wallahua’lam
Karangasem, 28 September 2023
Irfan Nugroho (Staf Pengajar di PPTQ At-Taqwa Sukoharjo dan RQ Irmas Bani Saimo Bulu)
Barokallohufiik ustadz