Akhlak

Mausuatul Akhlak: Al-Bir

Pembaca rahimakumullah, di antara akhlak mulia adalah Al-Bir. Apa artinya? Apa dalilnya? Apa manfaatnya? Apa saja cara yang membantu kita memilik akhlak Al-Bir? Berikut adalah terjemahan dari Mausuatul Akhlak Dorar Saniyah > Akhlak Mahmudah > Al-Bir. Semoga bermanfaat!

التَّرْغيبُ في البِرِّ مِنَ القُرْآنِ الكَرِيمِ

ANJURAN AL-BIR DARI AL-QURAN

Allah ta’ala memerintahkan umat Islam untuk memiliki akhlak Al-Bir dalam firmanNya:

لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa, (QS Al-Baqarah: 177).

Allah ta’ala juga berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya, (QS Al-Maidah: 2).

Allah juga berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَن تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِن ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَىٰ ۗ

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya,[1] akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa, (QS Al-Baqarah: 189).

التَّرْغيبُ في البِرِّ مِنَ السُّنَّةِ النَّبَوِيَّةِ

ANJURAN AL-BIR DARI SUNAH NABI ﷺ

1 – Dari An-Nawwas  bin Sam’an Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa beliau bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang Al-Bir dan Al-Itsmu, maka Rasulullah ﷺ bersabda:

البِرُّ حُسْنُ الخُلُقِ، وَالإِثْمُ: مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

Al-Bir adalah akhlak yang baik, dan Al-Itsmu (Dosa) adalah apa yang membuat hatimu gelisah dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya, (Sahih Muslim: 2553).

BACA JUGA:  33 Sebab Khusyuk di dalam Salat

2 – Dari Tsauban Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَزِيدُ فِي العُمُرِ إِلَّا البِرُّ، وَلَا يَرُدُّ القَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ

Tidak ada yang menambah umur kecuali Al-Bir, dan tidak ada yang menolak takdir kecuali doa, (Sunan Ibnu Majah: 90. Musnad Ahmad: 22386. Al-Albani: Sahih).

3 – Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

النَّاسُ رَجُلانِ: بَرٌّ تَقيٌّ كَرِيمٌ عَلَى اللَّهِ، وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ هَيِّنٌ عَلَى اللَّهِ

Manusia itu ada dua jenis: 1) orang yang Al-Bir lagi bertakwa dan dia mulia di sisi Allah, dan 2) orang Fajir lagi celaka dan dia hina di sisi Allah, (Sunan At-Tirmizi: 3270).

التَّرْغيبُ في البِرِّ مِنْ أَقْوَالِ السَّلَفِ وَالعُلَمَاءِ

ANJURAN AL-BIR DARI PERKATAAN SALAF

1 – Abu Darda Radhiyallahu Anhu berkata:

اعْبُدُوا اللهَ كَأَنَّكُمْ تَرَوْنَهُ، وَاعُدُّوا أَنْفُسَكُمْ فِي الْمَوْتَى، وَاعْلَمُوا أَنَّ قَلِيلًا يُغْنِيكُمْ خَيْرٌ مِنْ كَثِيرٍ يُلْهِيكُمْ، وَاعْلَمُوا أَنَّ الْبِرَّ لَا يَبْلَى، وَأَنَّ الْإِثْمَ لَا يُنْسَى

Sembahlah Allah seolah-olah kalian melihat-Nya, dan anggaplah diri kalian di antara orang-orang yang telah mati, dan ketahuilah bahwa sedikit yang mencukupi kalian lebih baik daripada banyak yang melalaikan kalian, dan ketahuilah bahwa kebajikan tidak akan pernah usang, dan dosa tidak akan pernah dilupakan, (Hilyatul Aulia: 1/211).

2 – Abu Dzar A-Gifari Radhiyallahu Anhu berkata:

يَكْفِي مِنَ الدُّعَاءِ مَعَ البِرِّ مَا يَكْفِي الطَّعَامَ مِنَ المِلْحِ

Lengkapilah doa dengan Al-Bir, sebagaimana kalian melengkapi makanan dengan garam, (Az-Zuhdu li Ahmad ibn Hamba: 789).

معنى البِرِّ لُغةً واصطِلاحًا

MAKNA AL-BIR SECARA BAHASA & ISTILAH

لُغةً: البِرُّ: الصِّدْقُ وَالطَّاعَةُ وَالخَيْرُ وَالفَضْلُ

Makna al-Bir secara Bahasa adalah kebenaran, ketaatan, kebaikan, dan keutamaan.

وَقَالَ المُنَاوِيُّ: البِرُّ هُوَ التَّوَسُّعُ فِي فِعْلِ الخَيْرِ، وَالفِعْلُ المَرْضِيُّ، الَّذِي هُوَ فِي تَزْكِيَةِ النَّفْسِ.

Makna Al-Bir secara istilah menurut Al-Munawi adalah meluas dalam melakukan kebaikan dan perbuatan yang diridai yang merupakan bagian dari penyucian diri, (At-Tauqif li Al-Munawi: 122).

وَالبِرُّ يُطْلَقُ بِاعْتِبَارَيْنِ

Al-Bir digunakan dalam dua pengertian:

أحَدُهُمَا: بِاعْتِبَارِ مُعَامَلَةِ الخَلْقِ بِالإِحْسَانِ إِلَيْهِم

Satu: Digunakan sebagai istilah untuk muamalah seorang hamba secara baik dengan sesama makhluk.

وَالمَعْنَى الثَّانِي مِنْ مَعْنَى البِرِّ: أَنْ يُرَادَ بِهِ فِعْلُ جَمِيعِ الطَّاعَاتِ الظَّاهِرَةِ وَالبَاطِنَةِ

Makna Al-Bir yang kedua adalah melakukan seluruh ketaatan, yang lahir maupun yang batin.

فَوَائِدُ الْبِرِّ

MANFAAT AL-BIR

Akhlak al-Bir memiliki banyak manfaat atau faidah, di antaranya sebagai berikut:

البِرُّ طَرِيقٌ مُوصِلٌ إِلَى الجَنَّةِ

1 – Al-Bir adalah jalan yang mengantarkan menuju surga

BACA JUGA:  Fikih Dorar Saniyah: Salat Istikharah – Hukum, Dalil, dan Cara

Dari Abdulah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa  Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى البِرِّ، وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ صِدِّيقًا…

Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan (al-Bir), dan Al-Bir (kebaikan) akan mengantarkan kepada surga. Dan sesungguhnya seseorang yang selalu jujur akan dicatat sebagai orang yang sangat jujur, (Sahih Bukhari: 6094. Sahih Muslim: 2607).

سَبِيلٌ لِلزِّيَادَةِ فِي العُمُرِ

2 – Jalan untuk menambah umur

Dari Tsauban Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَزِيدُ فِي العُمُرِ إِلَّا البِرُّ، وَلَا يَرُدُّ القَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ

Tidak ada yang menambah umur kecuali kebaikan (al-Bir), dan tidak ada yang menolak takdir kecuali doa, (Sunan Ibnu Majah: 90. Musnad Ahmad: 22386. Sahih Ibnu Hibban: 872).

البِرُّ مِنْ أَسْبَابِ سَعَادَةِ الْمَرْءِ فِي الدَّارَيْنِ

3 – Al-Bir termasuk sebab kebahagiaan seseorang di dua dunia

Allah ta’ala berfirman:

وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا

Dan apa saja kebaikan yang kamu lakukan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya di sisi Allah sebagai yang lebih baik dan lebih besar pahalanya, (QS Al-Muzammil: 20).

البِرُّ إِحْدَى الصِّفَاتِ الَّتِي لَا تَكْتَمِلُ مَكَارِمُ الْأَخْلَاقِ إِلَّا بِهَا

4 – Al-Bir termasuk sifat yang menyempurnakan Akhlak Mulia

Dari Nawas bin Sam’an Radhiyallahu Anhu yang berkata:

سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ البِرِّ وَالإِثْمِ؟

Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang kebaikan dan dosa?

Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:

البِرُّ حُسْنُ الخُلُقِ، وَالإِثْمُ: مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

Al-Birru adalah akhlak yang baik, dan Al-Itsmu adalah apa yang meresahkan hatimu, dan engkau tidak suka orang lain mengetahuinya, (Sahih Muslim: 2553).

أَنَّ البِرَّ يَحْرُسُ النِّعَمَ وَيُحَصِّنُهَا

5 – Al-Bir akan menjaga dan mengikat nikmat

Tertulis di dalam Shaidu Al-Afkar li Al-Qadhi Al-Mahdi (1/382):

مَنْ تَلَقَّى أَوَائِلَ النِّعَمِ بِالشُّكْرِ، ثُمَّ أَمْضَاهَا فِي سُبُلِ البِرِّ؛ فَقَدْ حَرَسَهَا مِنَ الزَّوَالِ، وَحَصَّنَهَا مِنَ الانْتِقَالِ

Siapa saja yang menerima nikmat pertama dengan syukur, kemudian menggunakannya dalam jalan kebaikan, maka ia telah menjaga nikmat tersebut dari hilang dan memperkuatnya dari perpindahan (tidak akan terlepas).

مَوَانِعُ فِعْلِ البِرِّ

PENGHALANG DARI AKHLAK AL-BIR

Berikut adalah beberapa hal yang menjadikan seseorang terhalang dari memiliki akhlak al-Bir:

البُعْدُ عَنْ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

1 – Jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala

كَثْرَةُ الذُّنُوبِ تَحُولُ بَيْنَ المَرْءِ وَبَيْنَ عَمَلِ المَعْرُوفِ وَالبِرِّ

2 – Banyak dosa, sehingga menghalangi seseorang dari berbuat makruf dan Al-Bir

 البُخْلُ وَالشُّحُّ، وَحُبُّ المَالِ، وَالحِرْصُ عَلَيْهِ، وَالتَّعَلُّقُ بِهِ

3 – Kikir dan tamak, cinta kepada harta, terlalu bersemangat dalam mengejar harta, dan ketergantungan padanya

الحِقْدُ وَالتَّحَاسُدُ وَالكَرَاهِيَةُ

4 – Kebencian, saling dengki, dan permusuhan

الجَهْلُ بِمَا يَتَرَتَّبُ عَلَى عَمَلِ البِرِّ مِنْ أَجْرٍ عَظِيمٍ

5 – Tidak tahu tentang besarnya pahala dari akhlak Al-Bir.

الوَسَائِلُ المُعِينَةُ عَلَى فِعْلِ البِرِّ

SARANA MEMILIKI AKHLAK  AL-BIR

Bagaimana melatih diri untuk memilikki akhlak Al-Bir? Berikut adalah sarana untuk memiliki akhlak al-Bir.

طَلَبُ رِضَا اللهِ وَالِاجْتِهَادُ فِي التَّقَرُّبِ إِلَيْهِ، وَمِنْ ذَلِكَ التَّقَرُّبُ إِلَيْهِ بِأَعْمَالِ البِرِّ

1 – Memohon keridhaan Allah dan bersungguh-sungguh dalam mendekatkan diri kepada-Nya, dan di antaranya adalah mendekatkan diri kepada-Nya dengan perbuatan-perbuatan baik (Al-Bir).

تَدْرِيبُ النَّفْسِ وَتَعْوِيدُهَا عَلَى عَمَلِ الصَّالِحَاتِ، حَتَّى وَإِنْ دَعَتْهُ نَفْسُهُ إِلَى تَرْكِهَا

2 – Melatih diri dan membiasakannya melakukan perbuatan baik, bahkan jika dirinya mengajaknya untuk meninggalkannya.

حُبُّ النَّاسِ، وَالسَّعْيُ لِلتَّوَدُّدِ إِلَيْهِمْ، وَالتَّقَرُّبُ مِنْهُمْ: مَدْعاةٌ لِلْبِرِّ، وَالإِحْسَانِ لَهُمْ

3 – Cinta kepada manusia, berusaha untuk bersikap ramah kepada mereka, dan mendekatkan diri kepada mereka: adalah alasan untuk kebaikan dan berbuat baik kepada mereka.

مُعَالَجَةُ النَّفْسِ مِنْ مَرَضِ البُخْلِ وَالشُّحِّ، وَتَعْوِيدُهَا عَلَى الإِنْفَاقِ فِي وُجُوهِ الخَيْرِ، وَفِي مُخْتَلِفِ القُرَبِ

4 – Mengobati diri dari penyakit kekikiran dan ketamakan, serta membiasakannya untuk berinfak di jalan-jalan kebaikan, dan dalam berbagai bentuk ibadah.

BACA JUGA:  Mausuatul Akhlak: Ulfah atau Persatuan

Allah ta’ala berfirman:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Kamu tidak akan mencapai kebaikan (kesalehan) hingga kamu menginfakkan (menyumbangkan) sebagian dari apa yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah mengetahui, (QS Ali Imran: 92).

تَقْوَى اللهِ وَمَخَافَتُهُ طَرِيقٌ يَجْعَلُ الإِنْسَانَ يَسْعَى لِإِرْضَائِهِ جَلَّ وَعَلَا

5 – Takwa kepada Allah dan takut kepada-Nya adalah jalan yang membuat seseorang berusaha untuk meraih keridhaan-Nya Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia.

Allah ta’ala berfirman:

وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَى

Tetapi Al-Bir itu adalah orang yang bertakwa,[2] (QS Al-Baqarah: 189). Wallahua’lam

Karangasem, 12 Februari 2025

Irfan Nugroho (Semoga Allah memudahkan urusannya. Aamiin).

CATATAN KAKI

[1] Ayat ini mengajarkan bahwa kebajikan bukanlah melakukan sesuatu yang tidak biasa atau tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dalam konteks ini, memasuki rumah dari belakang adalah tindakan yang tidak lazim dan tidak sesuai dengan kebiasaan yang benar. Kebajikan yang sebenarnya adalah mengikuti aturan dan norma yang telah ditetapkan, serta bertakwa kepada Allah.

[2] Maksud dari ayat ini adalah:

إِنَّ البِرَّ الحَقِيقِيَّ هُوَ أَنْ يَتَّقِيَ العَبْدُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ؛ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ، وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيهِ، لَا التَّعَبُّدَ بِمَا لَمْ يَشْرَعْهُ اللهُ جَلَّ وَعَلَا

Sesungguhnya kebaikan yang sejati adalah seseorang bertakwa kepada Tuhannya Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia; dengan menjalankan perintah-perintah-Nya, dan menjauhi larangan-larangan-Nya, bukan beribadah dengan sesuatu yang tidak disyariatkan oleh Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia,  (Tafsir Muharar).

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button