Lemah Lembutlah Pada Wanita, Nak…
Irfan Nugroho
Ketahuilah, nak… Engkau adalah seorang pria yang akan menjadi pemimpin bagi keluargamu kelak.
Maka dari itu, ketahuilah bahwa dalam kehidupan berkeluarga nanti engkau akan menjalin komunikasi dengan seorang makhluk yang sangat rapuh hati dan fisiknya.
Ya, makhluk itu bernama ‘wanita.’
Nak, aku mengamatimu di masa kecilmu ini bahwa engkau sering berkata keras dan berperilaku kasar kepada wanita; persis seperti yang engkau lakukan terhadap teman priamu.
Aku pun tidak tahu pasti apakah belum sampai kepadamu nasihat Nabi Muhammad: “Pergaulilah wanita dengan baik…” (HR Bukhari dan Muslim).
Atau apakah engkau melakukan hal tersebut karena ‘terinspirasi’ oleh sinema televisi atau cara ayahmu memperlakukan ibumu?
Wanita memang diciptakan lemah secara fisik dan hati mereka pun cenderung lembut serta mudah patah ketika mendapat benturan yang keras.
Oleh karena itu, suatu hal yang sangat tidak pantas jika kemudian engkau memperlakukan wanita sebagaimana engkau bersikap terhadap teman-teman priamu.
Nak, aku mengamati engkau dalam beberapa kesempatan sering berkata kasar kepada teman wanitamu di kelas.
Jika engkau terbiasa berkata keras terhadap teman priamu, berkatalah dengan lemah lembut kepada teman wanitamu.
Nak, aku sering menemui engkau mendorong bahu teman wanitamu seperti engkau menepuk atau memdorong badan teman priamu.
Ketahuilah, nak… Bersikaplah secara halus terhadap mereka kerena wanita diciptakan dengan kondisi fisik yang lebih lemah daripada pria sepertimu.
Nak, ketahuilah bahwa Rasulullah adalah sosok pria yang kuat dan paling pemberani di antara pria-pria yang hidup pada masa beliau.
Meski begitu, beliau bukan lantas bersikap galak, kasar, dan keras terhadap istri-istri beliau atau pun kepada sahabiyah-sahabiyah (sahabat Nabi yang perempuan).
Aku akan ceritakan kepadamu tentang salah satu sifat lemah lembut Rasulullah terhadap wanita.
Sahabat Anas Bin Malik bercerita dalam suatu hadis riwayat Imam Bukhari bahwa ada seorang budak perempuan di Madinah yang secara tiba-tiba datang kepada Rasulullah dan menggandeng tangan beliau dan mengajaknya pergi kesana-kemari, kemana pun budak perempuan tersebut mau, (HR Bukhari).
Imam Ibnu Hajar dalam Kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa hadist tersebut menunjukkan betapa tingginya pelayanan beliau terhadap sesama manusia.
Terlebih lagi, beliau adalah manusia yang tidak ada kesombongan dan arogansi dalam dirinya sama sekali sehingga beliau tidak menolak ketika dimintai pertolongan oleh seorang budak.
Bayangkan, nak… Rasulullah yang merupakan seorang “Presiden” Madinah dan semua umat Islam hingga saat ini saja bersedia mengikuti kemauan seorang budak kemana pun budak itu mau.
Rasulullah yang merupakan panglima perang dengan kekuatan fisik yang luar biasa saja tidak berkata-kata kasar kepada seorang budak wanita yang lemah dari segi fisik dan status sosial.
Maka kemudian, kenapa engkau masih juga berkata-kata kasar terhadap wanita?
Kenapa juga engkau masih mengatakan kata-kata tidak sopan terhadap ibumu?
Kenapa juga engkau masih memalingkan wajahmu dari seorang nenek tua renta?
Nak, “Pergaulilah wanita dengan baik…” (HR Bukhari dan Muslim). (20 Dzulhijjah 1432 H)