Sisi Negatif Dunia #3 – Dunia itu sementara
Oleh Ziyad Abu Irsyad
Ketahuilah wahai saudaraku, panjangnya umur dunia ini, dari sejak sebelum masehi bahkan sejak diciptakannya dunia hingga sekarang dan sampai hari kiamat nanti, bila diukur dengan waktu akhirat itu seakan hanya beberapa hari saja.
Allah berfirman dalam ayat-Nya:
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu,” (As sajdah: 5).
Allah juga berfirman:
“…..Sesungguhnya sehari disisi Rabb-Mu seperti seribu tahun dari apa yang kamu hitung,” (Al Hajj: 47).
Ya, hanya beberapa hari karena perbandingan satu hari di akhirat sama dengan 1000 tahun di dunia. Jika umur dunia dihitung menurut tanggalan masehi, maka umur akhirat baru dua hari. Jika dihitung sejak sebelum masehi, maka hanya beberapa hari saja. Saat ini tanda-tanda hari kiamat sudah dekat, ini menunjukkan umur dunia semakin mendekati ajalnya meski secara pasti waktu hari kiamat itu hanya Allah yang tahu. Itu jika dibandingkan dengan umur sejak penciptaannya hingga hari kiamat nanti.
Lalu bagaimana jika dibandingkan dengan umur kita? Mari kita sama-sama menghitungnya. Jika 1.000 tahun di dunia = 1 hari di akhirat. Maka hitung-hitungannya kurang lebih sebagai berikut:
24 jam akhirat = 1.000 tahun dunia.
12 jam akhirat = 500 tahun dunia.
6 jam akhirat = 250 tahun dunia.
3 jam akhirat = 125 tahun dunia.
1,5 jam akhirat = 62,5 tahun dunia.
Jadi, jika kita berumur hingga mencapai 62,5 tahun, itu artinya kita hanya hidup 1 setengah jam saja menurut waktu akhirat. Lalu bagaimana jika umur kita kurang dari itu. Untuk lebih detailnya lagi mari kita bandingkan umur kita secara bertahap
24 jam = 1000 tahun sama dengan 1440 menit = 1000 tahun atau jika menggunakan detik berarti 86400 detik = 1000 tahun
8640 detik = 100 tahun
864 detik = 10 tahun
86,4 detik = 1 tahun
Umur 1 tahun, kalau menurut waktu di akhirat, maka ia hidup selama 86,4 detik.
Kalau 25 tahun, maka 86,4 x 25 = 2160 dan 2160 detik = 36 menit. Hanya 36 menit
Jika 50 tahun > 72 menit, artinya 1 jam 12 menit.
Jika 60 tahun > 86 menit lebih artinya hanya 1 jam 26 menit lebih.
Artinya tidak jauh beda dengan hitungan pertama.
Jadi itulah wahai saudaraku, sungguh maha benar Allah dengan firmannya:
Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung”. Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui,” (QS. Al Mu’minuun 112-114).
Allah memberitahukan kepada kita bahwa kita hidup di dunia ini hanya sebentar saja bukan sehari atau beberapa hari karena itu umur dunia sejak penciptaannya. Maka ketika manusia menjawab sehari atau beberapa hari, Allah memberitahukan masa yang sebenarnya kita tinggal di dunia yaitu sebentar, atau jika dihitung satu setengah jam, itu juga kalau sampai berumur 62 tahun, kalau tidak?
Maka jangan kita sia-siakan waktu yang sebentar ini dengan menyibukkan diri dalam urusan dunia dan melupakan urusan akhirat, sebelum waktu kita akan habis dan ajal tiba. Jadilah kita hidup di dunia ini seperti sabda nabi saw:
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال : أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنكبي ، فقال : كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل
Dari Ibnu Umar radhiyallahuanhu ia berkata: Rasulullah memegang tangan dan bahuku lalu berkata: “Jadilah di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau penempuh perjalanan.“
Artinya hiduplah di dunia ini seperti orang asing yang mana ia tidak ingin menetap di dalamnya dan juga seperti musafir yang mana ia pasti akan meninggalkan tempat persinggahannya karena tempat itu bukanlah tujuannya, tapi hanya sekedar untuk beristirahat dan mencari bekal untuk melanjutkan perjalanannya yang masih jauh.
Ya, dunia ibarat tempat kita mencari bekal dan beristirahat untuk melanjutkan perjalanan sebagaimana sabda nabi saw:
وكان النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ما لي وللدنيا إنما مثلي ومثل الدنيا كمثل راكب قال في ظل شجرة ثم راح وتركها
Tidaklah permisalan antara aku dengan dunia melainkan seperti orang yang menempuh perjalan yang beristirahat di bawah bayang pohon lalu meninggalkannya. Wallahualam bish shawwab..