Uncategorized
Menyesal Jadi Menteri, Ingin Jadi Ulama
Oleh Imam Adz Dzahabi,
dalam “Tadzkirotul Hufaadz” jilid ke 3/915
dalam “Tadzkirotul Hufaadz” jilid ke 3/915
Kisah ini di riwayatkan dari Ibnul Amiid (seorang menteri), di mana beliau berkata, “Saya tidak pernah mengira di dunia ini ada yang lebih nikmat dan lezat melainkan enaknya menjadi seorang menteri seperti keberadaanku sekarang ini, sampai pada suatu ketika saya melihat sebuah diskusi ilmiah antara Abu Qosim Sulaiman bin Ayub Ath-Thabrani Asy Syami dan Abu Bakar Al-Ja’ani di hadapanku.
Adalah ath-Thabrani sering mematahkan perkataan lawan debatnya dengan hafalanya yang sangat luas dan banyak, sedangkan Al-Ja’ani mampu mematahkan perkataan lawan debatnya dengan kecerdasanya, kejadian itu sampai terdengar suara masing-masing yang kadang saling meninggi.
Sampai pada giliranya Al-Ja’ani mengatakan kepada beliau, “Saya memiliki sebuah hadits yang tidak ada di kolong langit ini yang mempunyainya melainkan saya”.
Ath Thabrani menjawab: “Sebutkanlah”.
Lantas Al Ja’ani mulai menyebutkan sanadnya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Khalifah, dia berkata telah menceritakan kepadanya Sulaiman bin Ayub”, kemudian beliau menyebutkan haditsnya secara sempurna.
Maka berkatalah Ath-Thabrani: “Saya adalah Sulaiman bin Ayub itu, dan dari sayalah Abu Khalifah itu mendengar hadits tersebut, dia mendengar dengan ijazah yang tinggi dari saya”.
Maka al-Ja’ani menjadi merah mukanya karena merasa malu.
Maka Ibnul Amiid mengatakan setelah menyebutkan kisah di atas: “Saya berandai-andai sekiranya tidak menjadi menteri seperti sekarang, tetapi menjadi Ath-Thabrani yang merasa bahagia seperti kebahagianya”.