Uncategorized

Tafsir Al-Quran Surat An-Naas #1: Tiga Sifat Allah dan Qarin (Syaitan Pendamping Manusia)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ. مَلِكِ ٱلنَّاسِ. إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ.

Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia,” (QS An-Naas: 1-3).
Oleh Imam Ibnu Katsir
Ini adalah tiga sifat dari sifat-sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yaitu Rububiyah (Allah sebagai Rabb), Al-Mulk (Allah sebagai Raja), dan Ilahiyah (Allah sebagai sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar). Dia-lah Rabb, Sang Raja, dan Sesembahan bagi segala sesuatu. Segala sesuatu adalah makhluk ciptaan-Nya, milik-Nya, dan hamba-Nya.
Lalu Dia Subhanahu Wa Ta’ala menyuruh orang yang berlindung agar berlindung dengan Sang Pemilik sifat-sifat tersebut dari kejahatan bisikan syaitan yang bersembunyi, yaitu syaitan yang ditugasi menggoda manusia.
Karenanya, tidak ada seorang pun dari manusia kecuali ia pasti mempunyai qarin (syaitan yang menyertai), yang menghiasi perbuatan keji kepadanya (sehingga terkesan baik) dan dia tidak mengenal lelah dalam melakukannya. Orang yang terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah.
Dalam Shahih Muslim disebutkan hadist:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ ‏”‏ ‏.‏ قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ ‏”‏ وَإِيَّاىَ إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ
“Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali telah diutus kepadanya pendampingnya (qarin dari kalangan jin).” Para sahabat bertanya, “Termasuk engkau wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Termasuk juga aku. Hanya saja, Allah menolongku atasnya sehingga qarin tersebut masuk Islam, maka ia hanya memerintahkanku kepada kebajikan,” (HR Muslim, No. 2814).
Disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Anas Radhiyallahuanhu tentang kunjungan Shafiyyah kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang sedang i’tikaf. Kemudian beliau keluar bersamanya pada malam hari untuk mengantarnya pulang ke rumahnya. Lalu beliau bertemu dengan dua orang dari kaum Anshar. Ketika mereka melihat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, mereka bergegas pergi. Lalu Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّمَا هِيَ صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَىٍّ ‏”‏‏.‏ فَقَالاَ سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ‏.‏ وَكَبُرَ عَلَيْهِمَا‏.‏ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏”‏ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَبْلُغُ مِنَ الإِنْسَانِ مَبْلَغَ الدَّمِ، وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَيْئًا
“Tunggu dulu (hendaknya kalian berdua tetap di tempat), sesungguhnya dia ini adalah Shafiyyah binti Huyay.” Lalu mereka berkata, “Mahasuci Allah, wahai Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya syaitan itu mengalir di dalam tubuh manusia seperti aliran darah. Dan sesungguhnya aku khawatir ia membisiki sesuatu di hati kalian berdua.” Atau beliau beliau bersabda, “Membisiki kejahatan,” (HR Bukhari, No. 2035).
Katsir, Ibnu. 2014. Shahih Tafsir Ibnu Katsir. Penerjemah: Tim Pustaka Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir. Hal. 773-775.
BACA JUGA:  Al-Wala wal Bara: Sikap Kepada Ahli Maksiat

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button