Uncategorized

Zuhud itu bukan dengan menyiksa diri

Zuhud-nya orang Syiah dengan menyiksa diri

Oleh Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah
Ketahuilah bahwa disiplin diri itu diraih dengan bersikap lemah lembut terhadap diri sendiri, dan berpindah dari satu keadaan menuju keadaan yang lain.

Ia tidak boleh bersikap kasar terhadap dirinya sendiri, tetapi hendaknya bersikap lembut, sembari memadukan antara khauf (takut) dan radja (harap).

Disiplin diri seperti ini diperkuat dengan menjaga hubungan dengan teman yang baik, menjauhi teman yang buruk, mempelajari Quran, kisah-kisah yang bermanfaat, merenungi keindahan surga dan dahsyatnya neraka, serta membaca biografi orang-orang bijak dan ahli zuhud.

Suatu malam, seseorang mendengar Malik bin Dinar berkata, “Ya memang seperti itulah kamu seharusnya.”

Esok harinya, orang itu menemui Malik bin Dinar dan bertanya, “Tidak ada siapa-siapa di rumahmu selain kamu sendirian. Lalu dengan siapa kamu berbicara tadi malam?”

Malik bin Dinar menjawab:

“Jiwa ini memintaku untuk menikmati beberapa roti, dan ia terus memaksaku untuk segera memakannya. Tetapi aku menolaknya, dan membiarkannya selama tiga hari.

“Setelah itu, aku melihat ada sebagian roti yang sudah kering dan aku ingin memakannya. Tetapi aku berujar, ‘Bentar, mending yang basah saja.'”

“Aku pun memakannya dan jiwaku berkata kepadaku, ‘Aku puas dengan roti basah ini.'”

“Aku jawab, ‘Ya memang seperti itulah kamu seharusnya.”

Sumber: Tibb Al-Ridhni, karya Ibnul Jauzi Rahimahullah.

BACA JUGA:  Khutbah Jumat 07 Juni 2013: Syukur, dan Belajar Bersyukur dari para Salaf

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button