Uncategorized

Berbicara Yang Baik-Baik Lebih Utama daripada Diam

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum. Pertanyaan ini mungkin agak tidak biasa, tetapi sudah mengganggu saya selama beberapa waktu. Saya ini seorang wanita yang benar-benar tidak suka ngomong sepanjang hari. Saya hanya ngomong kalau ada sesuatu yang harus dikatakan, dan orang-orang bilang saya ini pendiam. Belum lama ini saya menikah dan saya kuatir kalau bertemu keluarga suami saya karena saya harus berbicara dengan mereka tetapi saya sangat malu. Apakah yang seperti ini normal? Apakah saya wajib menjamu tamu dan berbicara dengan mereka?
Jawaban oleh Tim Fatwa IslamWeb, diketuai oleh Syekh Abdullah Faqih Asy-Syinqiti
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Saya bersaksi bahwa tiada Illah yang hak untuk diibadahi kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Adalah kebaikan bagi seorang muslim untuk tetap diam atau berbicara yang baik-baik, karena sikap seperti ini adalah tanda keimanan.
Abu Hurairah Radhiyallahuanhu meriwayatkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan RasulNya, hendaknya dia berbicara yang baik-baik atau diam,” [HR Bukhari & Muslim]
Tentang mana yang lebih baik, berbicara yang baik-baik atau diam, As-Saffaareeni Rahimahullah berkata di dalam bukunya “Ghithaa’ Al-Albaab”:

“(Pendapat) yang lebih kuat adalah bahwa berbicara (yang baik-baik) adalah lebih utama karena ia ditujukan untuk meraih (kebaikan), sedang diam ditujukan untuk menghindari (kejahatan). Seseorang yang berbicara (kebaikan) akan meraih (pahala) lebih banyak daripada orang yang diam. Itu karena hal terbaik yang akan terjadi kepada orang yang diam adalah keselamatan dirinya, dan ini (keselamatan diri) juga didapat oleh orang yang membicarakan kebaikan, selain fakta bahwa dirinya juga mendapat pahala dari menyampaikan berbagai perkara yang baik-baik.”

Juga, diriwayatkan dari Ibnu Rajab (Al-Hambali) Rahimahullah bahwa beberapa orang sedang berkumpul bersama Al-Ahnaf bin Qais. Mereka mendiskusikan mana yang lebih baik, berbicara (yang baik-baik) atau diam? Maka Al-Ahnaf berkata:

“Berbicara (yang baik-baik) adalah lebih bagus karena keutamaan diam hanya memberi manfaat bagi orang yang diam tadi, sedang perkataan yang baik memberi manfaat kepada mereka yang mendengarnya.”

Selain itu, diriwayatkan bahwa seorang pria berkata kepada Umar bin Abdul Aziz, “Orang yang diam dan dia memiliki ilmu adalah sama dengan orang yang berbicara dan dia memiliki ilmu.”
Menanggapi perkataan orang itu, Umar bin Abdul Aziz berkata:

“Aku harap di Hari Kiamat nanti orang yang berbicara dengan ilmu akan lebih baik daripada orang (yang diam), karena orang yang pertama memberi manfaat kepada orang banyak, sedang orang kedua hanya memberi manfaat kepada dirinya sendiri.”

Jadi, berbicara yang baik-baik adalah wajib dan sesuatu yang terpuji, dan di antara contoh berbicara yang baik-baik adalah seseorang berbicara agar bisa bersosialisasi dengan tamunya atau untuk menjalin hubungan yang baik dengan mertua atau yang serupa.
Oleh karena itu, seorang Muslim tidak seharusnya membatasi dirinya dengan perilaku yang kurang gaul dengan orang-orang dan sudah seharusnya menghilangkan minimnya komunikasi antara dirinya dengan orang-orang, meskipun dengan pura-pura.
Tentang pertanyaan Anda apakah sifat pemalu Anda ini normal atau tidak, maka jawabannya adalah bahwa perilaku seperti itu bisa saja normal atau tidak normal. Kalau Anda khawatir bahwa sifat Anda itu tidak normal, maka sebaiknya Anda berkonsultasi dengan psikolog yang amanat.
Wallahualam bish shawwab
Fatwa: 172719
Sumber: IslamWeb.Net
Penerjemah: Irfan Nugroho (Staf Pengajar Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an At-Taqwa Sukoharjo)

BACA JUGA:  Syarah Riyadhus Shalihin: Orang Cerdas vs Orang Bodoh

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button