Tafsir Al-Maidah 48: Perintah Berlomba-lomba dalam Kebaikan
Allah ta’ala berfirman di dalam Quran Surat Al-Maidah ayat ke-48:
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ [المائدة : 48]
Artinya:
“Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan,” [QS Al-Maidah: 48].
Tentang ayat tersebut, Imam Abu Ja’far At-Tabari Rahimahullah menafsirkannya dengan berkata:
فبادروا أيها الناس، إلى الصالحات من الأعمال، والقُرَب إلى ربكم، بإدمان العمل بما في كتابكم الذي أنـزله إلى نبيكم
Maka bergegaslah wahai manusia menuju berbagai macam amal saleh. Mendekatlah kepada Rabb kalian, dengan senantiasa beramal dengan apa yang ada di kitab kalian yang diturunkan kepada nabi kalian.
Masih tentang QS Al-Maidah ayat 48, Imam Al-Qurtubi Rahimahullah menafsirkannya sebagai berikut:
سارعوا إلى الطاعات ; وهذا يدل على أن تقديم الواجبات أفضل من تأخيرها ، وذلك لا اختلاف فيه في العبادات كلها إلا في الصلاة في أول الوقت ; فإن أبا حنيفة يرى أن الأولى تأخيرها ، وعموم الآية دليل عليه ; قاله إلكيا ، وفيه دليل على أن الصوم في السفر أولى من الفطر.
Bersegeralah menuju ketaatan. Ayat ini adalah dalil bahwa mendahulukan hal-hal yang wajib lebih utama ketimbang mengakhirkannya. Tidak ada ikhtilaf dalam hal ini, yaitu dalam semua peribadatan, tentang salat di awal waktu yang menurut Imam Abu Hanifah lebih utama diakhirkan. Tetapi keumuman ayat ini adalah dalil akan hal tersebut (salat di awal waktu). Di ayat ini juga terdapat dalil bahwa puasa ketika safar adalah lebih utama ketimbang berbuka.
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menafsirkan “fastabiqul khairat” dengan berkata:
( فاستبقوا الخيرات ) وهي طاعة الله واتباع شرعه ، الذي جعله ناسخا لما قبله ، والتصديق بكتابه القرآن الذي هو آخر كتاب أنزله .
Berlomba-lombalah dalam kebaikan, kebaikan di sini adalah ketaatan kepada Allah dan mengikuti undang-undang-Nya, yang merupakan amandemen terhadap apa-apa yang diturunkan sebelumnya. Juga benarkanlah kitab-Nya Al-Quran, yang ia merupakan kitab terakhir yang Allah turunkan.
Syekh Abdurrahman Nashir As-Sa’diy Rahimahullah, di dalam kitabnya Taisiril Karimir Rahman, menafsirkan “Fastabiqul Khairat” dengan:
يستدل بهذه الآية، على المبادرة لأداء الصلاة وغيرها في أول وقتها، وعلى أنه ينبغي أن لا يقتصر العبد على مجرد ما يجزئ في الصلاة وغيرها من العبادات من الأمور الواجبة، بل ينبغي أن يأتي بالمستحبات، التي يقدر عليها لتتم وتكمل، ويحصل بها السبق
Ayat ini menunjukkan agar seseorang bersegera melaksanakan ketaatan dan tidak menundanya, seperti melaksanakan salat di awal waktu, dan agar seseorang tidak membatasi diri melakukan kewajiban saja, bahkan sepatutnya dia mengerjakan yang sunah, yang mampu dia kerjakan, agar amalan menjadi sempurna dan dapat membalap orang lain dalam mengerjakan kebaikan.
Terakhir, Imam At-Tantawi di dalam Al-Wasit menafsirkan:
حض منه- سبحانه- لعباده على الاجتهاد في فعل الطاعات.
Allah Subhanahu wa Taala menyeru hamba-Nya untuk bersungguh-sungguh dalam mengerjakan berbagai ketaatan.
Wallâhu alam
Penerjemah: Irfan Nugroho