Jangan Memilih Pasangan Hanya Karena Cinta
Syaikh Fuad Shalih berkata di dalam kitabnya Liman Yuridu Az-Zawwaj wa Yatazawwaj:
Banyak orang mengira bahwa pernikahan yang didahului dengan pacaran akan lebih sukses dan lebih selamat dari perceraian.
Namun kenyataannya berbeda 180 derajat. Pernikahan yang didahului dengan kisah asmara hanya akan berjalan sebentar. Setelah itu, aib-aib yang semula ditutup-tutupi akan segera bermunculan.
Luapan cinta yang menggelora sebelum pernikahan akan segera padam, sehingga pasangan ini merasakan kegagalan dan keputusan, dan dari sinilah berbagai macam problematika rumah tangga bermunculan.
Dalam sebuah analisa yang berjudul “Bukan hanya dengan cinta, suami istri bisa sukses,” wartawan tabloid keluarga disebutkan:
“Menikah dengan seseorang karena cinta akan cenderung berakhir gagal, sedang menikah dengan seseorang yang dipilih menggunakan akal sehat, akan menjamin kebahagiaan.”
Syaikh Fuad Shalih berkata:
“Menikahlah dengan orang yang dipilih oleh akalmu, dan bukan oleh hatimu, karena akal akan memilihkan pasangan yang tepat, sementara pilihan hati atau semata rasa cinta akan cenderung tunduk kepada hawa nafsu, sehingga cepat atau lambat pernikahan tersebut akan berakhir gagal.”
Sebuah penelitian yang dikeluarkan oleh Universitas Ainu Syams menyebutkan:
“75% pernikahan yang didahului dengan pacaran yang romantis akan berakhir dengan kegagalan dan perceraian.”
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pernikahan yang berlangsung lewat seorang perantara atau Mak Comblang, baik oleh kerabat teman, maupun tetangga, mampu menghasilkan kesuksesan dalam rumah tangga dengan prosentase kesuksesan mencapai 95%.
Abdullah Bajubair menuliskan dalam sebuah artikel yang berjudul, “Siapa berhak memilih istri”:
“Kalau dihitung dengan skala 100, peran cinta dalam pernikahan tidak lebih dari 30%, sisanya adalah:
1 – sikap pengertian
2 – saling mencintai
3 – saling mengasihi
4 – saling merasa bertanggung jawab serta
5 – tekad yang kuat untuk mempertahankan pernikahan.”
Wallahu’alam bish shawwab