Fiqih

Hukum Mengusap Wajah setelah Salat atau Tilawah

Pertanyaan:
Apa hukumnya mengusap wajah setelah salat atau setelah tilawah? Mohon penjelasannya tentang hal ini.
Jawaban oleh Syekh Bin Baaz Rahimahullah
Mengusah wajah, saya tidak mengetahuinya dari hadis-hadis yang sahih. Yang saya tahu, hadis-hadis itu tidak luput dari sisi kelemahan. Maka untuk masalah ini yang kuat dan (mendekati benar menurut Syekh bin Baaz rahimahullah) adalah tidak mengusap wajah (setelah salat atau tilawah) dengan kedua tangan.
Sebagian ulama menyebutkan bahwa hal itu tidak mengapa. Dalam hal ini ada banyak hadis yang saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya. Meskipun hadis-hadis itu daif, tetapi menjadi kuat karena saling menguatkan, maka jadilah ia hadis yang hasan dan dapat diterima. Alhasil, hadis-hadis itu menjadi hadis yang masuk dalam kategori keempat, yaitu Hasan Li Gairihi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Hajar Rahimahullah dalam kitabnya Bulughul Maram dalam suatu bab.
Artinya, permasalahan seputar mengusap wajah ini tidak ada di dalam hadis-hadis yang sahih. Rasulullah tidak melakukannya di salat istisqa, tidak juga di salat-salat selainnya yang di dalamnya terdapat ritual mengangkat tangan, seperti ketika di Safa dan Marwa, di Arafah, di Muzdalifah, dan ketika Jumrah. Mengusap wajah juga tidak disebutkan ketika beliau sedang berdoa.
Maka ini semua menunjukkan bahwa tidak mengusap wajah (ketika selesai salat atau berdoa) adalah lebih utama. Itu yang lebih afdal (beliau tidak menyebut itu sebagai bidah – Ed).
Wallahu’alam
BACA JUGA:

Sumber: Fatwa Durus – 29996
Penerjemah: Irfan Nugroho (Staf Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo)
حكم مسح الوجه بعد الصلاة أو بعد التلاوة
سائل له ثلاثة أسئلة: يقول: وبعد الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله:
السؤال الأول: ما حكم مسح الوجه بعد الصلاة أو بعد التلاوة؟ أرجو توضيح ذلك!
المسح على الوجه لم يرد فيه أحاديث صحيحة، ورد فيه أحاديث لا تخلو من الضعف، ولهذا الأرجح والأصح أنه لا يمسح وجهه بيديه.
وذكر بعض أهل العلم أنه لا بأس بذلك؛ لأن فيها أحاديث يشد بعضها بعضًا، وإن كانت ضعيفة، لكن قد يقوي بعضها بعضًا، فتكون من قبيل الحسن من قبيل المقبول، وهو الدرجة الرابعة، يعني الحسن لغيره، كما ذكر ذلك الحافظ ابن حجر رحمه الله في كتابه بلوغ المرام في الباب الأخير.
فالمقصود أن المسح ليس فيه أحاديث صحيحة، فلم يفعله النبي ﷺ في صلاة الاستسقاء، ولا في غيرها من المواقف التي رفع فيها يديه؛ كموقفه عند الصفا والمروة، وفي عرفات، وفي مزدلفة، وعند الجمار، لم يذكروا أنه مسح وجهه بيديه لما دعا، فدل ذلك على أن الأفضل ترك ذلك، هذا هو الأفضل.

BACA JUGA:  Keutamaan Sunah Fajar dan Bolehnya Qada setelah Salat Subuh

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button