Fiqih

Fikih Dorar: Hukum Mencium Mayat

Pembaca rahimakumullah, apa hukum mencium mayat setelah meninggal? Berikut adalah terjemahan Mausuatul Fiqhiyah Dorar Saniyah Kitab Salat > Bab Janaiz > Hukum Orang Sakit dan Sekarat > Hukum Sekarat > Hukum Mencium Mayat setelah Meninggal. Semoga bermanfaat.

حُكْمُ تَقْبِيلِ المَيِّتِ بَعْدَ مَوْتِهِ

Hukum Mencium Mayat setelah Meninggal

يَجُوزُ تَقْبِيلُ وَجْهِ المَيِّتِ، وَذَلِكَ بِاتِّفَاقِ المَذَاهِبِ الأَرْبَعَةِ: الحَنَفِيَّةِ، وَالمَالِكِيَّةِ، وَالشَّافِعِيَّةِ، وَالحَنَابِلَةِ

Boleh mencium wajah mayat, dan ini adalah kesepakatan empat mazhab; Hanafiyah,[1] Malikiyah,[2] Syafiiah,[3] dan Hanabilah.[4]

الدَّلِيلُ مِنَ الآثَارِ

Dalil dari Atsar

Dari Ibnu Abbas dan Aisyah Radhiyallahu Anhum yang berkata:

أَنَّ أَبَا بَكْرٍ قَبَّلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ مَيِّتٌ

Bahwa Abu Bakar mencium Nabi Muhammad ﷺ, saat beliau telah wafat, (Sahih Bukhari: 5709, 5710, 5711).

Demikian hukum mencium mayat setelah meninggal? Berikut adalah terjemahan Mausuatul Fiqhiyah Dorar Saniyah Kitab Salat > Bab Janaiz > Hukum Orang Sakit dan Sekarat > Hukum Sekarat > Hukum Mencium Mayat setelah Meninggal. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam

Karangasem, 4 Desember 2024

Irfan Nugroho (Semoga Allah memberkahi dirinya, keluarganya, dan orang tuanya. Amin)

CATATAN KAKI

[1] Al-Bahr ar-Raiq li Ibnu Nujaym: 2/187, Hashiyat at-Tahthawi: hal. 376.

[2] At-Taj wal-Ikleel li Al-Mawaq: 2/237. Lihat juga: Syarh Mukhtasar Khalil li Al-Kharshi: 2/136.

[3] Al-Majmu’ li An-Nawawi: 5/127, Mughni al-Muhtaj li Al-Khatib Ash-Shirbini: 1/357

[4] Al-Iqna’ li Al-Hijawi: 1/212, Kasyaf al-Qina’ li Al-Buhuti: 2/85.

BACA JUGA:  Bolehkah Puasa Syawal Digabung dengan Puasa Qadha

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button